EDENGue berjalan sendiri menuju perpustakaan karena Yena ngga bisa nemenin. Dia mau ke Tata Usaha karena ada data yang mau diluruskan. Gue berjalan melewati koridor, karena perpustakaan berada di ujung koridor.
Udah seminggu gue sekolah disini. Gue merasa gue menyukai Kak Jeje saat pertama kali melihat. Ntah mengapa saat pertama lihat dia hati gue seakan berdetak lebih cepat dan merasa senang walau hanya melihat dia dari kejauhan.
Seperti hujan yang datang setelah cuaca panas, yap seperti itulah perasaan gue. Dia datang saat gue bosan akan semua hal. Walau gue hanya bisa melihat dia dari jauh, melihat dia tersenyum dengan temannya. Gue juga merasa sesak teramat saat ia bersama Karina. Gue dan Karina satu kelas tapi sejak kejadian di lapangan Karina sibuk dengan Jeje kalo ke kantin, jadi gue hanya dekat dengan Yena. Gue juga ngga mau mendekatinya karena ada maunya, atau mendekatinya terlebih dahulu.
Gue egois? Yap benar gue egois tapi gue ngga mau munafik berpura pura mendekat karena ada maunya. Setiap hari Jeje dan ketiga temannya menghampiri Karina untuk ke kantin bersama. Gue? Hanya bisa melihat dia tersenyum saat melihat Karina. Tatapan dia seakan tulus untuk Karina. Katakan lah gue sok tau. Tapi tatapan itu seakan melebihi jika dia menatap orang lain. Itu saja membuat gue lemah.
Setelah berjalan gue sampai ke perpustakaan, perpustakaan adalah tempat paling menenangkan setelah Gramedia. Gue suka tentang buku, gue ngga suka keramaian. Gue jarang ke kantin. Kadang gue ke perpustakaan sendiri sedangkan Yena ke kantin dengan temannya. Gue ngga terlalu ingin dekat dengan mereka. Itu membuat gue harus siap untuk di ajak hangout dan yang lain lainnya sedang kan gue? Gue ngga tau apapun, kecuali mall dan gramed.
Gue berjalan di rak buku tentang struktur tubuh manusia, cita-cita gue menjadi Dokter jadi gue harus tau apapun itu tentang tubuh.
Ada buku menarik di atas rak nomor dua dari atas, dan sialnya gue pendek dan ngga sampai. Gue mencari kursi untuk panjatan tapi ngga ada. Akhir nya gue berjinjit untuk mengambil nya. Sialnya, gue salah ambil kejatuhan buku ensiklopedia sains tepat di kepala gue.
Gue reflek terduduk karena menahan sakit sedangkan buku jatuh kebawah. Bodoamat dengan buku. Gue memegang kepala yang tadi kena buku.
"Isss yaampun" rintih gue.
Tiba-tiba datang seseorang ntah darimana berjalan ke arah gue. Gue yang ngga tau siapa karena masih terduduk.
"Loe nggak papa?" Tanya cowok yang jongkok di samping gue.
"Iya gue ngga pa---" gue menoleh ke arah samping melihat kak Jeje di samping gue lalu dengan reflek gue menjauh dengan menggeser pantat gue hingga jatuh ke lantai, "--pa"
Gue lihat dia agak berkerut karena merasa aneh dengan reflek gue. Gue dengan kaku berdiri dan mengambil buku besar itu. Ntah mengapa jantung gue ngga bisa di ajak kerja sama. Terlalu kencang.
KAMU SEDANG MEMBACA
PETRICHOR
FanfictionTrauma nya terhadap Hujan membuat Eden membenci hujan namun ia sangat menyukai bau tanah setelah Hujan. Penolakan yang di lakukan oleh Jeje disaat hujan membuat Eden semakin membenci hujan. Sedangkan Jeje pria yang masih menganggap hubungan seperti...