JEJE
Gue berjalan ke arah kantin bersama ketiga temen gue. Gue celingak-celinguk mencari Karina, karena tadi ia tidak ada dikelas kata temennya ia sudah di kantin.
Suasana kantin lumayan rame karena rata-rata anak-anak mungkin membawa bekal jadi yang ke kantin jarang.
"Je, nanti basket?" Tanya Jeno. Gue sama dia memang ikut basket. Walau gue bukan kapten yang kapten basket itu Lucas.
"Iya kayaknya, tadi gue lihat di grup gitu"
Jeno menghela nafas lalu melihat ke arah Injun yang sedang adu bacot dengan Hecan, "loe nanti pulang sama Hecan ya? Gue mau basket" Jeno melihat ke arah Injun, sedangkan Injun melotot dan menyilang tangannya tanda tidak mau.
Injun memang jarang membawa motor. Karena alesan dia, 'kenapa bawa motor segala kan ada 3 teman yang bawa motor. Nanti jakarta makin macet. Kasian polusi dimana-mana' seperti itulah jawaban dia saat disuruh bawa motor. Padahal ngga mau keluar uang bensin.
Hecan melihat itu lalu beraksi sama menyilang tangannya, "gue ngga nerima tumpangan, apalagi buat ini bocah" tolak Hecan.
"Gue ngga mau, gue nunggu loe aja"
"Kelamaan Arjuna, kenapa sih loe berdua baku hantam aja" protes Jeno. Merasa kasihan jika Injun harus menunggu dia pulang.
"Karena kalo ngga baku hantam kayak ada yang kurang" sela Hecan.
"Suka-suka loe aja, naik ojek aja deh"
Injun memajukan bibir nya, "Laa bukanya loe sama Kirana? Gini aja gue pinjem motor loe buat pulang sama Karina" usul Injun. Gue hanya mengangguk bener juga katanya. Gue kan berangkat bareng Kirana. Kalo dia pulang sendiri bisa habis gue sama dia.
"Je. Sini!" Nah itu Karina dengan kedua temennya. Temennya yang gue tau namanya Eden menoleh dengan tersenyum tipis lalu menata rambutnya.
Gue berjalan ke meja Karina. Gue duduk di samping Kirana sedangkan Eden di depan Karina samping Eden ada temannya yang gue tau Yena dan disampai Yena ada Hecan, Jeno dan Injun duduk samping gue.
Karena bangku kantin itu panjang jadi cukup untuk 10 orang."Udah pesen?" Tanya gue ke Karina.
" Belum gue aja baru duduk, sana pesen. Gue bakso, loe apa Yen?" Karina bertanya pada Yena, " gue sama aja, loe apa Eden?"
Eden terlihat kaku dengan memainkan jemari nya diatas meja seakan gugup, " gue sama aja." Ucapnya lembut.
Gue ngga tanya ketiga temen gue karena gue tau apa maunya. Gue antri di gerobak bakso. Gue lihat mereka lumayan akrab. Namun Eden, dia seperti anak tertutup. Apa karena baru kenal jadi dia belum terbuka?
KAMU SEDANG MEMBACA
PETRICHOR
FanfictionTrauma nya terhadap Hujan membuat Eden membenci hujan namun ia sangat menyukai bau tanah setelah Hujan. Penolakan yang di lakukan oleh Jeje disaat hujan membuat Eden semakin membenci hujan. Sedangkan Jeje pria yang masih menganggap hubungan seperti...