Andai saja ucapan "aku suka kamu" selancar didepan cermin mungkin sudah tidak ada lagi aku kamu namun adanya kita.
~Ireneeely~
Eden menemani Jeje untuk perform di kafe, ia hanya duduk dengan sesekali meminum Thai Tea nya. Ia sangat menikmati permainan piano Jeje. Walau hanya dentingan saja sudah membuat Eden terenyuh. Anggap saja Eden terlalu bucin terhadap Jeje namun siapa yang bisa menolak pesona Jeje.
"Lihatin terus sampai jadi abu nanti dia."
Eden tidak perlu menebak siapa yang berbicara lancang itu, yang pasti adalah Ryan. Ryan duduk bersama Eden yang sedang fokus melihat kearah Jeje.
"Bang ganggu aja tau ngga? Merusak keindahan dunia!" Ryan yang dibilang merusak keindahan dunia melebarkan matanya.
"Loe kayaknya butuh kacamata deh. Abang ganteng gini menambah populasi orang ganteng tau."
"Iyaa orang ganteng tapi gesrek."
"Yang penting ganteng."
Eden menghela nafas merasakan abangnya yang menaikan darah tingginya. Untung kalo ngga ada Jeje mungkin Eden sudah pergi dari sana.
"Oh iya bang. Temenin beli buku dong."
"Oh loe kesini cuma mau nyuruh gue jadi sopir loe.?"
Eden meringis lalu menghadap ke Ryan sepenuhnya. "Bukannya gunanya abang seperti itu?" Ryan menghela nafasnya.
"Sama Kevin aja nanti dia kesini."
"Aku mau langsung pulang bang. Udah malam."
"Terus mau loe gimana?"
"Anterin abang sekarang." Eden mengeluarkan puppy eyes nya membuat Ryan membuang muka agar tidak khilaf mengikuti kemauan adiknya."yaa bang bang...yaaaa....."
"Mau beli apaan sih? Buku dirumah masih kurang?"
"Iya iyalah kurang Bang. Ada buku keluaran baru."
"Terus ini kafe siapa yang jaga Juleha?"
Eden bersungut majukan bibirnya beberapa centi, "biasanya juga dijaga sama Kak Jonny." Fyi, Jonny teman sekolah Ryan yang biasa menjaga Kafe jika dia ada urusan, bisa dibilang dia teman yang bermanfaat.
"Jonny lagi ada acara sama anak-anak. Nanti kesini tapi malam."
"Yaah...."
Eden kecewa karena tidak diantar Ryan untuk membeli buku yang ia maksud. Eden hanya menunduk memandangi gelas yang berisi Es dengan lesu. Sedangkan Ryan merasa bersalah karena tidak bisa menuruti adiknya. Walau Ryan termasuk dalam saudara yang suka baku hantam namun ia menyayangi adiknya. Kalo adiknya meminta bantuan Ryan akan menjadi nomor 2 jika tidak malas untuk membantu.
Dentingan piano yang dimainkan Jeje akhirnya berhenti menandakan istirahat sebentar karena ia akan memainkan beberapa instrumen untuk 2 jam. Ryan membebaskan Jeje untuk memainkan berapa instrumen dan membebaskan untuk istirahat. Jeje langsung duduk di samping Ryan setelah bertos ala cowok.
Eden diam menandakan ia sedang tidak mood untuk diganggu.
"Je. Lo ada urusan setelah ini?"
Jeje yang diajak bicara menoleh lalu menggeleng, "ngga ada kak. Kenapa?"
"Gue boleh minta tolong?"
Jeje mengerutkan dahinya, merasa aneh. "Klo bisa gue tolong kok. Ada apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PETRICHOR
FanfictionTrauma nya terhadap Hujan membuat Eden membenci hujan namun ia sangat menyukai bau tanah setelah Hujan. Penolakan yang di lakukan oleh Jeje disaat hujan membuat Eden semakin membenci hujan. Sedangkan Jeje pria yang masih menganggap hubungan seperti...