What words can I use to explain this feeling?
How can I look at you so you’ll know my heart?Apa kalian pernah merasakan sesuatu yang meletup-letup didalam dada kalian? Merasa ada yang aneh pada setiap hal? Seperti selalu ingin melihat dirinya saja. Walau mata terpejam pun kau juga melihat dia.
Jeje tidak bisa menjelaskan perasaan apa yang ia rasakan setelah kejadian tadi. Seakan dada nya akan meledak. Jantungnya seakan berdetak sangat cepat. Berada di dekatnya merasa nyaman dan tenang. Ia menenangkan perasaanya yang ia pikir hanya sesaat dan membiarkan setiap hal berjalan dengan sendirinya.
"Jadi beli permen kapas?" Pertanyaan Jeje. Eden mendongak. Entah sejak kapan melihatnya tersenyum adalah candu bagi Jeje.
"Jadi, kak." Ucap Eden dengan mantap tak lupa dengan senyum nya.
Eden membeli satu karena Jeje sedang tidak ingin makan permen kapas. Mereka berjalan lagi dengan Eden sudah berada di dekat Jeje yang sibuk melihat permen kapas itu.
As I go through the seasons with you, walk with you
And slowly get to know you.Jeje berhenti sejenak membiarkan Eden berjalan terlebih dahulu. Ia mengeluarkan hapenya dari saku celana.
"Eden!" Eden berhenti lalu melihat kearah Jeje yang sudah siap menangkap gambar. Eden berpose lah.
"Cantik" gumam Jeje dengan suara rendahnya.
Eden melihat kearah Jeje, "Apa kak?"
"Nothing." Ucapnya lalu berjalan mendekati Eden.
"Ini mau kemana lagi?"
"Terserah kakak aja." Ucap Eden yang masih sibuk mengemili permen kapas yang baru saja ia beli. Terlalu fokus membuat Eden tidak tahu bahwa Jeje selalu melihat tingkahnya.
Jeje berjalan menyamakan langkahnya dengan Eden. "Loe ngga lapar?"
"Lapar?" Eden malah bertanya balik ke Jeje membuat Jeje gemas ingin mengacak rambutnya. "Oke. Cari makan. Let's go!"
Eden berjalan terlebih dahulu dengan langkah sedang, Jeje berjalan di belakangnya dengan tangan memegang hape nya. Ia sedang membuat story Instagram, ia merekam Eden yang sedang berjalan seperti anak kecil yang lepas, dengan membuat senandung kecil sambil mengemili permen kapasnya. Tiba-tiba Eden berbalik dan berhenti di depan Jeje.
"Do you want?"
"Mau, tolong suapin."
Eden tanpa ragu menarik permen kapas dalam ukuran kecil lalu memasukan ke dalam mulut Jeje.
"Enak?"
"Manis." Ucapnya dengan melihat Eden.
Eden tersenyum lalu berbalik berjalan terlebih dahulu. Jeje memasukan hapenya kedalam sakunya, lalu berjalan mensejajarkan langkah nya dengan Eden. Jeje merasa hatinya ringan seakan tidak memikirkan apapun kecuali yang sedang ia jalani saat ini, bersama Eden yang berjalan di sampingnya. Bahkan sinar matahari yang mulai menyengat pun tidak terasa olehnya.
"Kakak mau makan apa?"
"Terserah loe aja."
"Yaaah, dari tadi terserah mulu."
"Burger aja gimana?"
"Oke burger. Sama es cream nya jangan lupaa."
"Siap, bos"
Where you are, i loving you.
I won't rush you, i'll protect you from behind you.Jeje meraih tangan Eden yang sedang tidak memegang apapun, menautkan sela-sela kosong diantara jari jemari untuk ia lengkapi dengan jemari nya. Eden tersentak dengan pergerakan Jeje yang tiba-tiba bahkan ia sempat menahan nafasnya. Ia melihat kearah Jeje yang berjalan dengan santai, walau hatinya juga sedang meletup-letup. Eden tersenyum merasa ada yang nyaman dalam hatinya. Walau mereka berjalan tanpa mengucapkan apapun namun tangan mereka menjadi saksi bagaimana jantung mereka memompa lebih cepat dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PETRICHOR
FanfictionTrauma nya terhadap Hujan membuat Eden membenci hujan namun ia sangat menyukai bau tanah setelah Hujan. Penolakan yang di lakukan oleh Jeje disaat hujan membuat Eden semakin membenci hujan. Sedangkan Jeje pria yang masih menganggap hubungan seperti...