10

794 135 1
                                    

Seungyoun meraba sebelah kasurnya dan sudah mendapati jika kasurnya itu kosong membuat Seungyoun mengeryit dalam pejaman matanya.

"Sayang ?" Panggil Seungyoun pelan dengan suara serak berharap Jennie menyaut pelan.

Ia melirik jam weker di sebelahnya dan waktu baru menunjukan jam tiga pagi tapi Jennie tidak ada di sebelahnya.

"Jennie ??" Panggil Seungyoun lagi sambil bangkit bangun dan duduk bersandar pada sandaran tempat tidur mengumpulkan nyawanya yang masih berserakan di alam mimpi.

Seungyoun menguap lagi lalu mengerjap-ngerjap matanya cepat sambil menarik nafasnya panjaang.

"Sayang ?" Panggil Seungyoun lagi saat terdengar suara air menyala dari kamar mandi.

Seharusnya Seungyoun tidak usah panik begitu, Jennie pasti tidak jauh dari kamar mandi atau ke kamar Dohyon untuk melihat anaknya itu karena besok Dohyon memulai ajaran baru.

Seungyoun membulatkan matanya menatap Jennie berjongkok di depan dudukan toilet dengan rambut berantakan.

"Sayang ?? Kenapa ??" Jennie menoleh dan meringis pelan menatap Seungyoun membuat Seungyoun ikut meringis.

"Tiba-tiba perut ku rasanya aneh Youn." Seungyoun langsung membantu mengikat rambut Jennie dengan jepitan rambut.

Lalu mengelus-elus punggung Jennie pelan.

"Kita ke dokter ya." Jennie menggeleng pelan saat sadar masih dini hari dan besok pagi Seungyoun harus berangkat kerja dan Dohyon harus sekolah.

"Tidak mau."

Jennie tiba-tiba bangkit lalu membasuh wajah dan mulutnya membuat Seungyoun menatap pantulan Jennie lekat.

"Semalam kau makan malam apa ?" Tanya Seungyoun membuat Jennie berpikir sejenak.

Semalam bisa di katakan ia makan malam diluar bersama dengan Dohyon karena Dohyon ingin, ia tidak bisa menolak bagaimana Dohyon merengek dengan naturalnya tanpa dibuat-buat berhasil membuat Jennie luluh seketika.

"Hanya makan ayam kok." Seungyoun mengangguk pelan lalu menuntun Jennie kembali ke kasurnya.

"Aku buatkan teh hangat dulu ya." Ucap Seungyoun sambil bangkit dan meninggalkan Jennie duduk bersandar di sandaran tempat tidur nya.

Jennie menarik nafasnya panjang, sebenarnya gejala mual mendadak sudah muncul dari dua hari yang lalu tapi Jennie selalu berpikir jika itu di akibatkan karena dirinya terlambat makan.

Karena beberapa hari ini ia skip sarapan dan hanya makan sore bersama dengan Dohyon di luar tanpa menyentuh nasi karena sudah saking lelah nya dengan tugas kampus, yang ada di pikiran nya adalah yang penting dia makan.

Tapi makin kesini siklus mualnya semakin bertambah bahkan menjadi tidak tentu, biasanya hanya pagi dan malam lalu malam ini menjadi dini hari.

Membuatnya gagal tidur nyenyak padahal besok ia harus berangkat pagi bersama dengan Dohyon dan Seungyoun.

Seungyoun muncul dengan segelas teh hangat lalu memberikannya pada Jennie.

"Kau tidak demam sama sekali." Ucap Seungyoun sambil menelusupkan tangannya di perpotongan leher Jennie membuat Jennie mendelik kaget.

Karena punggung tangan Seungyoun yang dingin menyentuh permukaan kulitnya yang sedang dalam suhu tubuh normal.

Jennie menarik nafasnya panjang lalu meletakan gelasnya dan menoleh kearah Seungyoun yang menatap nya lekat.

Seungyoun seperti pernah melalui gejala ini tapi tidak boleh terlalu berharap juga, ia tidak mau sakit hati juga.

"Besok mau ke dokter ?" Jennie menggeleng pelan sambil memposisikan dirinya untuk kembali tidur.

Married [Seungyoun-Jennie] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang