15

631 121 10
                                    

Dohyon memeluk Jennie dari belakang saat mendapati ibunya sedang memanggang roti di dapurnya pagi ini.

Bisa di hitung ini hari ke lima belas Jennie tidur sendiri di kamar barunya dan Seungyoun tidur di kamar lama mereka di lantai dua bersebelahan dengan kamar Dohyon.

"Kenapa ??" Dohyon mendusel manja ke perpotongan leher Jennie membuat Jennie terkekeh pelan.

"Mommy tahu kan, aku menyayangi Mommy ?" Jennie melirik dan tersenyum lalu mengangguk pelan.

"Iya tahu do."

"Mommy harus selalu sehat ya, aku tidak mau Mommy sakit."

Dohyon tersenyum lalu mengacungkan ibu jarinya lalu melepaskan pelukannya pada Jennie dan beringsut duduk di meja makan bersiap untuk menerima sarapan.

"Daddy belum bangun ya ??" Jennie mengedikan bahunya dan seketika ingat jika baju kerja Seungyoun masih ada di kamarnya.

"Sepertinya belum." Jawab Jennie sambil memberikan sarapan untuk Dohyon.

"Kau mau bawa bekal eum ??" Dohyon menerawang sebentar lalu mengangguk pelan membuat Jennie menyiapkan bekal makanan untuk Dohyon.

"Kalau Daddy belum bangun, aku berangkat dengan siapa Mom ?" Jennie mengerjap matanya menatap Dohyon yang mulai memakan sarapannya dengan tenang.

Jennie sejak memilih tidur terpisah dengan Seungyoun tapi tetap menjalankan tugas nya sebagai istri Seungyoun.

Ia tetap memasak sarapan lalu menyiapkan pakaian kerja dan menemani Dohyon setiap malamnya hanya saja ia tidak memakai semua fasilitas yang Seungyoun berikan.

Membuat Jennie kemana-mana harus memakai bus umum atau meminta Eunsang untuk menjemput nya.

"Mau berangkat bersama Mommy ? Tapi dengan bus umum ??" Membuat Dohyon merenggut dan Jennie tertawa pelan.

"Tidak mau ya ??" Dohyon masih merengut dan berpikir sejenak.

Karena jalur sekolahnya dengan Jennie yang berlawanan arah, akan sangat menyusahkan jika Dohyon meminta Jennie untuk mengantarnya lalu kembali ke kampus nya.

"Mommy mau ke kampus ya ?" Jennie mengangguk lalu memakan roti panggang nya pelan.

Karena ia sedang ingin memakan roti bakar dengan selai coklat.

"Mau mengurus cuti Do." Dohyon menerawang sejenak lalu menatap Jennie lekat dengan senyuman.

"Sebentar lagi adik lahir ya mom." Kali ini Jennie yang berpikir sejenak sekalian menghitung sudah masuk berapa bulan kandungannya.

"Masih tiga bulan lagi do." Dohyon mengangguk semangat sambil tersenyum.

Ia sebenarnya tidak sabar menyambut adiknya tapi entah kenapa ia merasa jika semakin di pikir ayah dan ibu terlihat seperti orang asing yang di paksa tinggal bersamaan.

"Perempuan kan yaa." Jennie menopang dagunya sambil mengedikan bahunya pura-pura tidak tahu membuat Dohyon mendecak pelan lalu mempoutkan bibirnya.

Karena seingatnya ayah dan ibunya pernah memeriksa kan kandungan Jennie saat usianya baru memasuki empat bulan.

Tidak mungkin Jennie tidak bertanya tentang kelamin adiknya.

"Mommy ih."

"Nanti tidak surprise lagi Do." Dohyon mendecak pelan sambil melipat kedua tangannya di dada membuat Jennie terkekeh.

"Tapi Mommy dan Daddy tahu." Jennie tertawa pelan melihat Dohyon merajuk kesal.

"Biar Mommy menyiapkan nama yang lucu untuk adikmu." Dohyon makin merenggut kesal dan Jennie makin tertawa pelan.

Married [Seungyoun-Jennie] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang