5

404 103 113
                                    

Suara indah itu? Lantunan merdu itu? Aku menyukainya, dan ternyata itu engkau wahai tuan?

Hasya Khumaira Az-zahra

_U S T A D Z I'm here!_

•••


Di dalam sebuah kamar dengan warna merah yang mendominasi hampir seluruh penjuru ruangannya, terlihat seorang gadis berjilbab biru muda tengah duduk di pinggiran ranjang dengan ponsel yang tergeletak di sampingnya.

Hasya, gadis itu Hasya. Sedari tadi Hasya terlihat seakan sedang mengingat-ingat sesuatu. Ingatannya sedang pergi menjelajahi reka-reka adegan yang dulu pernah dia alami.

Tak lama, gadis itu membaringkan tubuhnya di atas kasur. Mantap langit-langit kamarnya yang di penuhi dengan gambar-gambar bintang kecil dan bulan yang akan bersinar terang memancarkan cahaya jika lampu kamar di matikan.

Seketika, sekelebat bayangan wajah seorang pria terpapar jelas diatas sana. Lagi dan lagi Hasya tersenyum, gadis itu merasakan rasa berbeda di dalam hatinya. Entahlah, rasa apa itu. Yang harus kalian tahu, saat itu Hasya benar-benar tak mengetahui nama dari perasaannya.

Flashback on.

Waktu menunjukkan pukul dua belas lewat empat puluh menit, mungkin dua jam yang lalu bel sudah berbunyi. Itu tandanya pengajaran ajian kitab kuning akan segera di laksanakan di gedung majelis asrama. Dan kini, seorang gadis berpakaian putih yang lengkap dengan jilbab putihnya terlihat berjalan gontai.

Sedari tadi langkah kakinya mengiring gadis itu berjalan ke arah majelis yang akan menjadi tempat ribuan santri menerima ilmu yang akan di berikan hari ini. Langkah gadis itu terhenti, saat melihat kesana-kemari.

Rupanya, gadis itu datang terlalu cepat dari teman-temannya yang lain. Namun, tidak membuat semangat gadis itu luruh sedikitpun. Hasya, ya itu Hasya. Karena melihat keadaan majelis yang masih sangat sepi, Hasya melangkahkan kakinya ke arah teras majelis sebelah kiri.

Lalu memilih lantai di paling pojok, mendaratkan bokongnya untuk duduk. Setelah duduk di pojokan sembari menunggu yang lainnya berkumpul, Letha membuka-buka kitab. Lalu, mengambil buku bersampul coklatnya.

Membuat coretan-coretan kecil dengan bahasa arab. Hasya tersenyum, kala melihat tulisan arabnya yang terbilang cukup rapih. Hingga tak lama, fokus gadis itu teralihkan dari buku dan kitab di hadapannya.

"Sholallahu'ala Muhammad, sholallahu'alai wasallam ... "

Hasya terdiam sebentar, lalu memicingkan mata saat indra pendengarannya terusik oleh lantunan solawat yang terdengar sangat merdu. Namun, nihil. Letha sama sekali tidak melihat keberadaan seseorang di dalam majelis yang sedikit gelap itu. Membuat hembusan nafas Hasya terbuang sedikit kasar.

"Sholallahu'ala Muhammad ... "

"Siapa sih?" monolog Hasya dengan dirinya sendiri.

Gadis itu terlihat sangat ingin tahu dengan sosok di balik suara merdu yang baru saja dia dengar. Seulas senyuman kecil, terpapar jelas pada sudut bibir Hasya. Hingga gadis itupun terlarut mengikuti lantunan solawat yang baru saja ia dengar.

Bibir Hasya pun tak henti bersolawat, hingga tak lama Hasya menutup rapat mulutnya saat santriwati-santriawati pondok pesantren Al-hajj berbondong-bondong memasuki area majelis. Berbarengan dengan itu, suara merdu itupun lenyap.

"Tadi itu suara siapa yah? Enak banget di denger," ucap Letha sangat kecil sembari tersenyum.

Tak menunggu waktu lama, tempat suci itu sudah di penuhi oleh seluruh santriawan maupun santriawati. Dan Hasya pun, memilih segera masuk ke dalam bersama teman-temannya yang lain. Agar penyampaian ajian hari ini, bisa di dengarnya dengan baik.

U S T A D Z  I'm here!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang