Queen tlah sampai di rumahnya. Ia mendapati ayahnya, Rivaldi (Aldi) yg sedang duduk di sofa ruang tamu sambil membaca majalah harian.
"Darimana saja kamu? Jam segini baru pulang"
"Queen habis jenguk teman di rumah sakit, yah"
"Cepat masuk kamar dan belajar! Jangan sampai nilaimu turun!" perintah sang Ayah, Aldi.
"Iy..iya"
Beginilah Queen. Setiap kli ayahnya ada di rumah, ia tidak bisa bebas beraktivitas, yang harus dilakukannya adalah belajar belajar dan belajar. Aldi akan murka jika nilai Queen rendah. Ia bisa saja menghukum Queen untuk memperbaiki nilainya seperti satu tahun yg lalu saat kenaikan kelas XI.
Flashback 1 tahun yg lalu,
Hari ini hari pengambilan rapor Queen. Queen tidak ditemani oleh bundanya kali ini, karena bundanya ada rapat mendadak dengan karyawan di butik. Oleh sebab itu Queen mengambil rapor dengan ayahnya.
"Ini, Pak. Hasil belajar ananda Queen Anastasia" Bu Anita menyodorkan rapor pembelajaran Queen.
Aldi membolak-balikkan kertas demi kertas. Matanya berkilat amarah yg terpendam, namun sebisa mungkin ia menahannya agar tidak keluar di sini. Halaman terakhir ditutup. Ia menjabat tangan Bu Anita selaku wali kelas Queen waktu kelas 11.
"Terimakasih, Bu. Saya pamit dulu" Aldi bangkit dari kursinya dan bergegas menuju parkiran dimana mobilnya terletak.
Queen terlihat ketakutan. Ia takut ayahnya akan memarahinya selepas pulang nanti. Queen tetap berjalan di belakang ayahnya dan segera masuk ke dalam mobil.
Kini Queen dan Aldi menuju perjalanan ke rumah. Tidak ada yang membuka suara sekalipun sampai akhirnya mereka tiba dirumah.
"Masuk kamu" Aldi menarik pergelangan tangan Queen dan mendudukkannya di sofa.
"Kenapa nilaimu jelek begini hah?! Tidak ada gunanya aku sekolahkan kau disana." kilatan amarah terpancar dari mata ayahnya. Aldi melempar rapor tersebut di hadapan Queen.
Airmata Queen akan jatuh jika ia mengedipkan matanya sekali lagi. Menurutnya, nilai-nilai tersebut sempurna kecuali nilai olahraga. Queen paling malas dengan mapel olahraga, nilai paling mentok cuma 60 yang ia dapatkan.
Aldi geram melihat Queen yg tak menjawab pertanyaannya sama sekali. Ia menarik dan membawa Queen ke dalam kamarnya.
"Tidak ada makan dan minum! Perbaiki nilaimu dan tunjukkan hasilnya padaku!! Jangan harap kau bisa keluar jika kau tak membawa bukti!!"
Pertahanan Queen runtuh seketika. Ia menangis dan menatap nanar pintu kamarnya. Ia tak habis pikir, mengapa ayahnya selalu menginginkan nilai yg sempurna padahal menurut Queen 90 adalah nilai yg cukup sempurna.
Sejak hari itu, hubungan Aldi dan Queen renggang. Aldi yg mendiamkan Queen, sedangkan Queen selalu mengajak ayahnya untuk sekedar basa-basi. Tapi yg ia dapatkan hanya selalu kalimat 'Jangan menggangguku. Urus saja nilaimu. Jangan sampai ada satupun yg tidak sempurna'
Queen berusaha keras untukk mendapatkan nilai sempurna, 100. Ia ingin ayahnya tau, kalau ia adalah anak yg berguna.
Seharian Queen belajar di kamarnya tanpa makan dan minum. Anehnya bundanya tidak curiga sm skali.
Sampai pada hari esok, bundanya penasaran mengapa Queen tidak keluar kamar sejak semalam. Bunda memutuskan untuk melihat Queen.
Tok..tok..
"Queen. Kamu ada di dalam kan?? Buka pintu nya sayang.. Ini bunda"
"Queen??"
Bundanya terus saja mengetuk pintu dan berteriak memanggil Queen. Tapi nihil. Akhirnya Fanny memutuskan untuk mendobrak pintu kamar Queen. Ia memanggil mang Asep.
"Mang, tolong dobrakin pintunya. Dari semalam Queen nggak keluar kamar"
"Baik, Nya."
Mang Asep mendobrak pintunya. Pintu kamar Queen kini terbuka lebar. Mang Asep dan Fanny terkejut melihat pemandangan di depannya.
Quenn..
Anak gadisnya terbaring di lantai dengan sejumlah buku disampingnya. Tak tahu apa yg terjadi sebelumnya. Karna sepulang dari butiknya, Fanny sangat lelah. Ia mengira Queen sudah tidur, jadi ia memutuskan untuk tidur juga.
Raut wajah panik sangat tercetak jelas di wajah bundanya, Fanny. Ia menyuruh mang Asep untuk segera membawa Queen ke rumah sakit terdekat.
Flashback off.
Queen merebahkan badannya diatas kasur oversize nya. Ia memejamkan matany saat ingatan satu tahun yg lalu itu datang.
Itulah sebabnya Queen menjadi cuek. Ia tak pernah mau mengenal sekitarnya. Ia takkan cuek bila berada di dekat sahabat dan bundanya. Tapi.. Kehadiran Haikal membuat daftar list takkan cuek menambah satu. Haikal, ia berhasil menghilangkan sikap cueknya sedikit demi sedikit. Ia sadar Haikal membawa pengaruh bagi hidupnya, makanya sekarang banyak yg ingin mendekatinya walaupun sifatnya belum 100% berubah.

KAMU SEDANG MEMBACA
First Love❤ (HIATUS)
Teen FictionFirst story. Mengapa Tuhan mengirimkan dirimu untukku? Dan...apa ini? Perasaan apa ini? Degub jantungku seakan menggebu-gebu untuk dibebaskan? Apakah ini yang namanya jatuh cinta? Tapi kepada siapa perasaan ini tertuju? Apakah untuk dirimu? Atau ada...