01

29.7K 2.4K 82
                                    

Warn!
Sebagian cerita mengalami perombakan.
Terima Kasih sudah mau menunggu.
🙏🏻

.

***



Na Jaemin, Beta dengan kecerdasan setara seorang Alpha. Tidak ada yang berani menyentuhnya meskipun ia hanyalah seorang Beta. Na Jaemin bahkan mampu mengalahkan seorang Alpha dengan tangan kosong.

Ia hidup bersama dengan dua orang saudaranya, Beta Renjun dan Omega Haechan. Mereka tidak sedarah hanya saja takdir kehidupan telah menjadikan mereka untuk saling melindungi, membangun sebuah keluarga kecil agar mereka tidak menjadi bawahan dari klan lain.

Strara kehidupan mereka telah sedikit berubah. Mereka memiliki hak untuk memilih di mana mereka akan tinggal dan membangun keluarga meski tidak ada seorang Alpha di dalamnya.

Pada awalnya Haechan takut karena mereka tidak memiliki seorang pemimpin. Namun Jaemin meyakinkan bila mereka bisa melaluinya jika mereka terus bersama.  Tidak akan ada yang berubah meski mereka hanya hidup bertiga karena mereka adalah keluarga.


Jaemin, Renjun dan Haechan percaya mereka bisa bertahan tanpa seorang Alpha.

.

.



Sebuah kehidupan yang normal adalah hal yang sangat ingin di miliki semua orang, begitupun harapan seorang Renjun. Ia hanya ingin melalui hari ini dengan tenang, tetapi teriakan Haechan menghentikan gerak tangannya untuk menyuap satu sendok nasi ke dalam mulutnya.

"RENJUN! Ya Tuhan! Bagaimana ini!"

Dari ujung koridor, Renjun bisa melihat bagaimana Haechan berlari menghampirinya. Kelopak mata nya menyipit menatap Haechan yang menyambar minumannya tanpa izin.

"Heh! Itu milikku."

Haechan nampak tak terganggu dengan suara protes dari Renjun. Ia menaruh kembali gelas yang isinya telah berkurang setengah. Renjun merengut.

"Jaemin! Dia lagi-lagi berbuat ulah dengan Jeno" ujarnya sambil mengatur nafas.

Renjun menarik nafas, ini bukan kali pertama Haechan datang padanya dan mengadukan perbuatan Jaemin.

Jaemin, Jeno sering beradu di tempat manapun apabila mereka bertemu, entah saling meneriakkan ejekan atau bersaing di tengah lapangan.

"Kali ini apa lagi?" Renjun bertanya, di suapnya kembali makanan yang baru hilang setengah karena Haechan yang tiba-tiba datang.

"Sepertinya kali ini lebih serius. Jeno mengajak Jaemin berkelahi, Mereka berdua sekarang di ruang latihan Taekwondo"

Renjun tersedak. Kedua bola matanya melotot nyaris keluar. Mengabaikan Rasa perih yang ia rasakan di tenggorokan Renjun berdiri.

"DIA GILA!"

Renjun Menarik lengan Haechan untuk mengikutinya.

"YA! Aku masih lelah!"

"Buang rasa lelahmu. Kekalahan Jaemin bisa jadi petaka buat kita . Kau tidak lupa siapa Jeno 'kan?"


-

-


Gemuruh suara seruan orang-orang memasuki indra pendengar Renjun. Ia berlari lebih cepat meninggalkan Haechan yang berusaha mengimbangi langkahnya.

Forced Mate [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang