ENAM BELAS

105 28 2
                                    

Happy reading❣

"Kenalin,gue Diandra pacar Veer." Ucap wanita itu sambil mengulurkan tanganya.

_____

Syaqilla menarik lengan Veerlanda kasar dan membawanya masuk ke dalam rumah.

"Apa-apaan si?!" Sentak Veerlanda sambil menghentakan tarikan Syaqilla kasar.

"Kamu yang apa-apaan hah?!" Ucap Syaqilla tak kalah kasar.

Veerlanda tidak menggubris perkataan Syaqilla. Ia memilih kembali keluar dan membawa Diandra masuk ke dalam rumah.

"Veer!" Syaqilla benar-benar tak habis pikir dengan kelakuan Veerlanda. Ketika suaminya itu melewatinya begitu saja masuk ke dalam rumah bersama wanita lain.

Kelakuan Veerlanda lagi-lagi membuat air mata sang istri menetes. Syaqilla segera pergi ke kamarnya untuk merenungi apa yang sebenarnya terjadi pada kehidupanya.

"Sebesar apa salah aku Veer!" Ucap Syaqilla pada dirinya sendiri sambil terisak.

Lima belas menit Syaqilla tidak hentinya menangis. Hingga suara deringan ponsel mengintrupsinya.

"Halo"

"Yaampun Dinda! Gue siap-siap dulu." Ucap Syaqilla saat menyadari bahwa ia melupakan hari ini ia akan pergi melamar pekerjaan di tempat Ardinda bekerja.

Tidak memerlukan waktu lama bagi Syaqilla untuk bersiap-siap. Hanya lika belas menit Syaqilla sudah rapih dengan pakaian formalnya. Hanya sedikit saja memoleskan liptint dan perfect!

Syaqilla melangkahkan kakinya keluar kamar setelah di rasa tidak ada yang terlupakan.

"Kemana?" Suara wanita itu. Diandra. Ya Diandra lah yang bertanya pada Syaqilla.

"Bukan urusan lo!" Ucap Syaqilla ketus.

"Veerlanda gak pernah peduli sama lo! Jadi jangan pernah bermimpi buat dapetin hati dia!" Ujar Diandra dengan nada mengejek.

Ucapan Diandra kali ini membuat Syaqilla mengangkat salah satu sudut bibirnya.

" Dan lo! Jangan bermimpi bisa ambil predikat gue sebagai istri dari Veerlanda! " Ucap Syaqilla tak kalah mengejek membuat Diandra  mendengus kesal.

____

Baru saja Syaqilla memasuki mobil. Ardinda sudah memburunya dengan banyak pertanyaan.

"Jelasin dulu Syaqilla lo kenapa nangis?!" Cecar Ardinda namun Syaqilla masih bersikeras untuk tidak menceritakan kejadian pagi ini pada sahabatnya itu.

"Mending sekarang lo jalanin mobilnya. Ini udah siang kalau gue gak di terima kerja gimana?" Ucap Syaqilla setenang mungkin.

Ardinda mendengus kesal dan langsung menjalankan mobilnya menuju tempat dimana ia bekerja.

Sesampainya di tempat Ardinda bekerja. Ardinda segera mengajak Syaqilla menuju tempat dimana interview dilaksanakan.

"Semangat!" Ucap Ardinda. Syaqilla mengangguk dan segera memasuki ruangan bernuansa abu-abu itu.

"Permisi." Ucap Syaqilla saat membuka pintu.

Syaqilla memasuki ruangan tersebut dan interview segera di laksanakan.

____

Senyum Syaqilla tidak pernah luntur semenjak kakinya melangkah keluar kantor.

Saat ini Syaqilla sedang berjalan menuju jalan raya untuk menunggu taksi yang lewat. Ia pulang sendiri karena Ardinda harus bekerja.

"Syaqilla?" Tanya seorang pria tiba-tiba dihadapan Syaqilla dengan mobilnya. Syaqilla sontak menoleh kearah pria yang berada di dalam mobil tersebut.

"Bintang?!" Pekik Syaqilla heboh saat menyadari bahwa pria yang ada di hadapanya saat ini adalah Bintang. Teman semasa SMP-nya.

"Lo ngapain disini?" Tanya Bintang saat sudah keluar dari mobilnya

"Gue nunggu taksi. Mau pulang." Ucap Syaqilla sambil tersenyum.

"Ayo gue anter." Syaqilla hanya diam saat Bintang membuka pintu mobilnya dan menyuruh Syaqilla masuk ke dalam mobilnya.

Suasana di dalam mobil saat ini tidak seperti orang yang sudah lama tidak bertemu. Keadaan di dalam mobil selama perjalanan sangatlah ramai dengan obrolan-obrolan receh kedua manusia tersebut.

"Udah sampe" ucap Bintang saat sudah sampai di pelataran rumah Syaqilla.

"Makasih ya." Ucap Syaqilla saat sudah di luar mobil.

Bintang tersenyum manis dan tanpa sadar tangan nya terulur mengusap lembut puncak kepala Syaqilla.

"Gue pulang dulu." Syaqilla mengangguk.

"Makasih ya." Ucap Syaqilla dengan senyum manisnya.

" Sama-sama. "

Setelah mendapat persetujuan Syaqilla. Bintang segera memasuki mobilnya kemudian melajukan mobilnya meninggalkan pelataran rumah Syaqilla.

Syaqilla melambaikan tangannya pada mobil Bintang yang sudah semakin menjauh dari pandanganya.

Tanpa ia sadari. Sedari tadi seorang pria tengah mengamatinya dari dalam rumah.

"Murahan!" Ucap pria tersebut sambil mengangkat salah satu sudut bibirnya.



Thank you:*
Voment:)
Tbc....

VEERLANDA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang