Happy reading❣
Pagi hari yang cukup cerah seperti keadaan hati seorang gadis yang sedang sibuk dengan peralatan masaknya.
Syaqilla tidak pernah absen dalam menyiapkan segala kewajibanya sebagai seorang istri. Menyiapkan pakaian dan segala kebutuhan Veerlanda yang lainya. Namun pria itu sama sekali tidak pernah menyentuh apapun yang istrinya siapkan.
Syaqilla tersenyum puas saat melihat hasil masakanya telah tersusun rapih di meja makan. Seperti biasa saat Syaqilla hendak memanggil Veerlanda untuk makan. Pria itu sudah lebih dulu keluar kamar dengan pakaian formal yang sudah pasti bukan pakaian yang Syaqilla siapkan.
Melihat itu Syaqilla hanya tersenyum miris dengan keadaan nya. Namun secepat mungkin ia mengubah itu menjadi senyuman manisnya berharap sang suami akan memakan sarapan buatanya kali ini.
"Veer sarapan yu!" Ajak Syaqilla saat Veerlanda sudah di hadapanya.
"Gak nafsu!" Lagi dan lagi hanya itu jawaban yang ia dapatkan setiap pagi.
"Kenapa sih?!" Sentak Syaqilla saat Veerlanda melewatinya hendak keluar rumah.
Veerlanda tersenyum kecut dan membalikan badan nya kearah Syaqilla.
"Gue muak sama lo!" Ucap Veerlanda tak kalah keras.
"Aku ini istri kamu! Mana kewajiban kamu sebagai suami?!" Veerlanda mendekatkan dirinya pada Syaqilla dan menatap jiji pada gadis itu.
"Istri? Gue gak sudi punya istri murahan kayak lo!"
"Murahan?" Ucap Syaqilla dengan matanya yang menatap Veerlanda tajam.
"Ya! Aku murahan! Tapi semurah apapun aku,aku gak pernah sehina kamu yang membawa bitch kedalam rumah tangga!"
Plakk
Tangan itu berhasil mendarat pada wajah gadis itu hingga meninggalkan bekas kemerahan disana.
Veerlanda menatap bersalah pada gadis yang saat ini memegang pipinya yang memerah bekas tamparan yang ia berikan.
Syaqilla membenarkan tata rambutnya dan kembali menatap Veerlanda. Kali ini bukan tatapan tajam melainkan tatapan halus yang membuat Veerlanda semakin merasa bersalah.
Syaqilla meraih tangan Veerlanda dan mengecupnya sebentar.
"Aku berangkat." Ucap Syaqilla sambil tersenyum kemudian melewati Veerlanda yang masih diam merutuki dirinya yang tak bisa menahan emosi.
____
Veerlanda benar-benar merasa bersalah atas kelakuanya tadi pagi pada Syaqilla. Hingga ia mengabaikan wanita yang saat ini sedang banyak berbicara di hadapanya.
"Veer! Kamu dengerin aku gak sih?!" Ucap Diandra dengan nada yang cukup keras hingga membuat hampir seisi cafe menoleh kearahnya.
"Ohh iya maaf. Aku lagi banyak pikiran jadi kurang fokus,maaf ya sayang." Bujuk Veerlanda. Bukan Veerlanda namanya jika tidak dengan mudah meluluhkan hati wanita hanya dengan perkataanya.
"Aku maafin,tapi ada syaratnya."
"Apa?"
Diandra tersenyum licik sebelum mengatakan syarat apa yang di ajukan pada Veerlanda.
"Aku mau nginep dirumah kamu." Veerlanda tersentak dengan syarat yang dikatakan oleh kekasihnya itu.
"Tapi kan,-" belum sempat Veerlanda menyangkal Diandra malah beranjak dari duduknya dan hendak meninggalkan Veerlanda. Namun saat Diandra akan pergi Veerlanda menarik lengan Diandra membuat gadis itu tersenyum licik tanpa sepengetahuan Veerlanda.
"Yauda." Ucap Veerlanda pasrah. Ia takut jika wanitanya akan marah dan meninggalkan dia dengan gadis yang saat ini tinggal satu atap dengan nya dan yang pasti ia sangat membenci gadis itu.
"Beneran?"
"Iya sayang."
____
"Assalamualaikum" ucap Syaqilla saat memasuki rumah namun tak ada jawaban sama sekali.
Baru saja ia akan melangkahkan kakinya kedalam kamar. Matanya sudah menangkap pasangan yang saat ini sedang duduk di ruang tamu dengan Veerlanda yang meletakan kepalanya di pangkuan Diandra.
Hatinya sakit namun ia berusaha menahan amarah yang meminta untuk di ledakan saat ini juga.
Syaqilla langsung memasuki kamar dengan perasaan yang sangat hancur. Bagaimana tidak. Ketika ia melihat sang suami yang tak pernah bersikap baik padanya justru malah bermesraan dengan wanita lain di hadapanya.
Jika saja ia melupakan pendirianya untuk melepas kewajiban sebagai istri selama satu bulan. Ia berpikir mungkin saja dengan caranya seperti itu dapat membuka hati Veerlanda.
Di sisi lain,Veerlanda yang menyadari bahwa Syaqilla tidak menunjukan ekspresi apapun saat melihat dirinya dan Diandra bersama.
Apa dia masih marah?- gumamnya dalam hati .
_______
Voment!
Tbc...
KAMU SEDANG MEMBACA
VEERLANDA [COMPLETE]
Подростковая литература[END] " Ngeliat muka lo aja gue udah muak tau gak?! " " Urus kehidupan masing-masing gak perlu peduli sama gue! " Kesalahan masalalu yang melatar belakangi kebencian tak berujung. Hingga keduanya di pertemukan dalam sebuah perjodohan. Akankah Veerl...