DUA PULUH

123 11 3
                                    

Happy reading❣

"Lo kan yang bilang ke Veer?!." Sentak gadis itu,dengan tanganya yang mencengkram kuat rahang seorang gadis yang tersandar pada dinding di belakang nya.

"Lepasin!." Sentak Syaqilla menghempas kuat lengan Diandra, hingga gadis itu terdorong sedikit kebelakang.

"Jangan pernah sentuh gue.. Jalang!."

Plakkk

Syaqilla memegang pipinya yang terasa panas akibat tamparan keras Diandra. Syaqilla hendak membalas Diandra sebelum tiba-tiba Diandra tersungkur di bawah kaki Syaqilla.

Belum sempat Syaqilla berkata-kata, Veerlanda tiba-tiba datang dan membantu Diandra yang masih tersungkur tepat di kaki Syaqilla.

"Kamu gapapa?." Tanya Veerlanda seraya membantu Diandra bangkit.

"Pergi dari sini." Ucap Veerlanda menatap Syaqilla tajam.

"Veer... Ini bukan seperti yang kamu liat." Syaqilla membela diri, tangan nya berusaha meraih lengan Veerlanda namun segera di tepis kasar oleh pria itu.

"Veer... dengerin aku dulu." Ucap Syaqilla dengan air mata yang sudah terbendung memaksa untuk mengalir.

"Pergi dari sini!." Sentak Veerlanda membuat Diandra tersenyum senang bahwa rencananya berjalan mulus.

"Atas dasar apa Veer?." Syaqilla menundukan kepalanya, Air matanya berhasil menetes membanjiri pipinya.

"Karna gue benci sama lo!." Syaqilla mendongak menatap Veerlanda dalam, tangan nya menghapus kasar jejak air mata yang masih mengalir.

"Ucapin sekali lagi, dan aku akan pergi." Veerlanda menatap Syaqilla dalam "Gue benci sama lo." Ucap Veerlanda kemudian berlalu bersama Diandra meninggalkan Syaqilla.

Gadis itu tersenyum penuh arti, senyum yang seakan menyiratkan begitu banyak penderitaan. Syaqilla berjalan menuju kamarnya, mengambil koper dan memasukan semua pakaianya.

Mata gadis itu terpaku sesaat ketika sebuah map coklat jatuh dari lemarinya. Syaqilla tersenyum simpul menggenggam erat surat-surat pernikahanya.

"Maafin aku Veer." Ucap Syaqilla kemudian memasukan map itu kedalam kopernya.
____

Setelah mengantar Diandra pulang, Veerlanda kembali kerumah sekedar mengecek akankah Syaqilla benar-benar pergi atau tidak.

Sepertinya dia pergi-batin Pria itu.

Cukup lama Veerlanda terdiam, hingga akhirnya suara ketukan pintu membuat ia tersadar dari lamunanya.

"Sebentar." Ucap Veerlanda seraya berjalan menuju pintu rumah. Veerlanda membelalak kaget saat mendapati seorang Pria paruh baya yang sangat ia kenali ada di hadapanya.

"Ayah." Ucap Veerlanda sedikit gemetar.

"Masuk yah." Ayah Veerlanda memasuki rumah sesekali menelisik setiap sudut, seperti ada yang kurang.

"Veer... Menantu ayah mana?." Tanya Ayah Veerlanda, Veerlanda benar-benar tidak tau harus menjawab apa hingga sebuah suara yang sangat ia kenali terdengar dari arah pintu masuk.

"Veer, Ada ayah kamu ya?."

Halo-halo:)

Jangan lupa vote&comment:*

VEERLANDA [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang