Prolog

3.2K 273 5
                                    

Nora mengambil satu-satunya kesempatan yang ia punya untuk bersama Danusa Roedjati. Meski harus menghadapi risiko menjadi pihak yang Nusa tak inginkan sebagai pasangan dalam hidup pria itu, karena Nora hanya bisa mengambil satu kali kesempatan tidak untuk kedua kalinya atau kesempatan lainnya untuk menjadi milik Nusa.

"Kalau ada sahabat yang aku benci... itu kamu, Ra."

Mimpi yang berulang kali nyata menghampirinya, membuat jantungnya berdentum keras dan merasa bahaya akan datang lebih cepat dalam diri Nora.

Dia pernah merasa dibuang, seingatnya, Nusa menjadi satu-satunya orang yang menyelamatkannya dari banyak kemungkinan buruk, tapi entah kenapa belakangan ini dia merasa aneh dengan sikap suaminya.

"Mimpi lagi?" Nusa ikut terbangun dan hendak mengusap kening istrinya, tapi Nora menepis tangan pria itu dengan cepat.

Sempat tertegun dan merasa bingung, Nusa mendekat hendak memeluk perempuan itu untuk menenangkan, tapi lagi-lagi Nora memberi jarak dengan sentakan kasar.

"Sayang?" panggil Nusa semakin merasa bingung.

Nora segera turun dari ranjang tidur mereka, menyalakan lampu dan mengambil kopernya di samping lemari besar milik mereka.

"Nora?" Nusa bergerak panik menyusul istrinya turun. Dia banting koper yang Nora isi sebagiannya dengan baju perempuan itu. Napasnya mendadak menggebu karena Nora sama sekali tidak bicara, justru mengambil tindakan yang membuat Nusa ketakutan. "Apa yang kamu lakuin?!"

Nora menatap tajam padanya, perempuan itu mengingat semuanya.

"Aku ngelakuin hal yang benar." Balas Nora tajam.

Nusa menggeleng, dia tak percaya dengan apa yang istrinya katakan. "Kamu... kamu... ingat?"

Nora memilih mengabaikan pertanyaan Nusa dengan kembali menarik koper besarnya, dia buru-buru mengisinya dengan segala baju yang ia miliki. Apapun yang memang miliknya bukan dari pembelian Nusa beberapa bulan belakangan.

"Sayang... kalau kamu memang ingat semuanya aku minta maaf." Nusa mengikuti kemanapun istrinya bergerak. Dia takut jika harus ditinggalkan Nora. Cukup dengan Nora yang koma sudah bisa menjungkirbalikkan hidupnya, apalagi jika ditinggalkan dan tak diinginkan lagi.

"Nora... Sayang, aku enggak mau kamu pergi." Nusa berusaha menahan lengan perempuan itu.

Tanpa pertanda apapun Nora melayangkan telapak tangannya pada pipi Nusa.

"Brengsek..." Lirih Nora.

"..."

"Kamu penyebabnya!" Nusa mengernyit tak paham. "Kamu penyebabnya..."

Lalu Nusa buru-buru menangkap tubuh istrinya, Nora pingsan. Perempuan itu pasti kelelahan, tak heran, karena mengingat masa lalu mereka hanya menyisakan luka... yang melelahkan. 

Voyage#2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang