VOYAGE ; 3.1

367 46 0
                                    

Danusa memulai harinya dengan lari pagi. Tak seperti kemarin, dia berenang dan tak bisa mengendalikan diri di depan Nora. Hari ini dia akan berlari hingga sesuatu yang masih mengganjal dalam dirinya bisa padam karena sibuk mengeluarkan keringat dan jauh dari Nora. Bukan bermaksud tak peduli pada perempuan itu, hanya saja Nusa perlu untuk menenangkan dirinya sendiri dari pikiran kotor ketika melihat Nora.

Suasana hijau dan sepi membantunya untuk tidak terlihat seperti orang gila. Di sana, tidak akan ada yang peduli dengan wajah bingung Nusa. Tidak ada yang peduli kenapa pria itu menyugar rambut dan mengusap wajah frustrasi setelahnya. Tidak ada pula yang peduli dengan teriakan Nusa ditengah deru napasnya yang menyempit karena terlalu memforsir diri untuk berlari.

Bayangan tubuh Nora yang disentuhnya secara perlahan kembali, memenuhi kewarasannya yang sudah tidak waras. Kacau banget gue!

Bagaimana tidak kacau? Selama bersahabat dengan Nora, mereka sudah melakukan hubungan intim yang terbilang tidak wajar dilakukan sepasang sahabat. Nusa tidak memberikan status yang jelas untuk hubungan mereka dan meminta jatah setiap kali menginginkannya. Lalu, disaat Nora tidak ingat apa pun, bayangan hubungan intim mereka berdua melambai-lambai pada Nusa. Bayangan itu mendorong Nusa untuk kembali mengicip nikmatnya berbagi peluh dengan Elnora. Tidak ada kesempatan lain untuk membuat perempuan itu sadar, kecuali bercinta.

Nusa segera memutar langkah kakinya untuk berlari ke arah vila dimana Nora berada. Dia akan menjelaskan pada perempuan itu bahwa ada garis yang harus mereka terobos karena dulu mereka sudah pernah melakukannya.

"Aku nggak mau kehilangan kamu lagi, Nora. Aku akan mengikat kamu dengan simpul mati sampai nggak ada orang yang bisa mengurainya!"

Pria itu bertekad dengan kuat. Tak peduli dengan risiko yang menghadang, tak gentar dengan ancaman demi ancaman yang ibunya layangkan, tak mau tahu seperti apa reaksi keluarganya yang sudah paham hubungan antara Nusa dan Nora. Hubungan dua manusia yang aneh dan membuat batin nelangsa.

***

Elnora terkejut saat pintu vila terbuka agak keras dari biasanya. Perempuan itu sedang berjemur dan segera memakai bathrobe untuk menutupi dua lapis bikini yang akan kembali membuatnya canggung ketika berhadapan dengan Danusa.

Untung saja gerakan tangannya lebih cepat dari kedatangan Nusa. Setidaknya kini Nora tidak ditatap dengan aneh lagi oleh sahabatnya itu.

"Sa? Kamu nggak jadi joging? Katanya kamu mau jog—"

Nora tidak bisa meneruskan kalimatnya karena tiba-tiba saja bibirnya disentuh dengan bibir Nusa. Mata perempuan itu terbelalak dan tubuhnya kaku menerima ciuman dari sahabatnya.

"Aku harus jujur, Nora. Aku nggak bisa menghentikan pikiranku dari kamu. Kamu boleh mengingkari perasaan kamu sendiri, tapi aku nggak bisa. Aku mau jujur ke kamu, bahwa aku punya perasaan lebih di hubungan kita yang kamu sebut persahabatan ini."

Nora sangat terkejut. Dia tidak tahu harus merespon seperti apa pengakuan Nusa. Meski dia merasakan gelagatnya sendiri memang aneh untuk ukuran sahabat, tapi Nora tidak memiliki keberanian untuk mengatakan yang dirinya inginkan.

"Kamu mungkin akan membenciku setelah ini, tapi aku nggak bisa pura-pura lagi. Aku nggak bisa bersikap sebatas sahabat aja, Ra. Aku menginginkan kamu lebih dari sekedar sahabatku. Apa bagi kamu itu salah? Kalo kamu mau menolak aku, tolong jangan katakan sekarang. Aku ... aku akan tunggu kamu berpikir lebih dulu sebelum menjawabnya."

Nusa langsung berbalik badan meninggalkan Nora yang kebingungan sendiri. Pagi-pagi seperti ini dia mendapatkan kejutan berupa ciuman dan pengakuan seorang laki-laki yang seingat Nora memang sangat peduli untuk ukuran sahabat.

Nora tidak mengingat apa pun yang bisa dikategorikan romantis antara dirinya dan Nusa, tapi alam bawah sadar perempuan itu tahu sesuatu.

Mana ada sahabat yang lihat sahabatnya sendiri lagi renang langsung bayangin yang aneh-aneh? Mana ada sahabat yang digendong dengan tubuh telanjang malah berdesir? Mana ada sahabat yang saling tatap dengan makna tersembunyi satu sama lain?

"What happened to you, Elnora? Kenapa kamu nggak bisa mencari celah untuk menolak perasaan Nusa?" gumam Nora pada dirinya sendiri.

Dia sedang berusaha mencari alasan terbaik untuk tidak membuat persahabatan mereka hancur. Namun, tidak ada gunanya. Jika Nora menolaknya maka kemungkinan lainnya, Nusa akan menjauhinya. Mereka akan semakin berjarak. Nora tidak ingin hal semacam itu terjadi. Dia membutuhkan Nusa, dia mengandalkan pria itu meski selalu berusaha menolak semua sentuhan fisik diantara mereka.

Kebingungan melanda Nora. Dia tidak tahu kenapa ingatan dan hatinya tidak bisa sinkron sama sekali.

"C'mon, Nora! Apa yang kamu inginkan sebenarnya? Apa yang kamu mau dari seorang Danusa?"

Mungkin memang benar menurut Nusa. Jangan langsung menjawab. Lebih baik dipikirkan berulang kali lebih dulu. Jika memang berjarak bisa membuat Nora lebih baik dalam memutuskan, maka mereka berdua akan melakukannya; tidak berbicara satu sama lain.

Voyage#2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang