VOYAGE ; 1.4

1.2K 213 10
                                    


Melancarkan semua rencana Nusa?

Apa yang sebenarnya adiknya maksud? Rencana yang mana?

Sudah sejauh ini Danusa tidak memiliki rencana yang dirinya inginkan. Semenjak kebodohannya menghantarkan nasib yang tidak dia pernah bayangkan sebelumnya... Nusa tidak memiliki rencana apa pun.

Pernikahannya dengan Elnora memang tidak didsari oleh ketulusan. Dalam pikiran Danusa, perempuan itu memang sengaja menjebaknya dan membuat hidup yang mulanya seenaknya dilakukan menjadi serba salah dan tidak kembali ke aturan awal. Nora menerima semua keputusan keluarnya dengan mendapatkan status sebagai istri siri Nusa. Disembunyikan dari pihak manapun, bahkan dilarang menimbulkan masalah diluaran. Meski aturan itu dilanggar oleh Nora, sebab pernah dengan cerobohnya melabrak salah satu model yang sempat Danusa sukai.

Namun, melihat Nora yang tak bisa menggerakkan seluruh tubuhnya bahkan hanya untuk membuka mata... kebencian dan prasangka Nusa luntur menjadi debu. Dia berkaca, bahwa dia adalah pria, suami, dan ayah yang buruk. Menerima sebuah takdir saja dirinya tak bisa. Menolak untuk menyadari bahwa memang roda berputar dan mungkin cara Nora yang hamil tanpa rencana adalah bentuk perubahan baik dalam hidupnya. Jika saja waktu Nusa bisa menerima, mungkin dia akan melihat senyuman Nora dalam menyambut kehadiran calon anak mereka. Bukan malah melupa karena trauma yang menurut penuturan dokter begitu dalam dan berat bagi Nora.

"Gue pikir lo akan melanjutkan hidup lo lagi seperti dulu, sebelum sahabat lo itu mengaku hamil dan lo tolak habis-habisan."

Sialan Roe. Adik Danusa itu sengaja memberikan penekanan pada setiap ucapannya. Tidak bisa dipungkiri bahwa banyak kesalahan yang sudah dirinya lakukan hanya untuk menghindari takdir yang tak sesuai harapannya. Hanya saja... masih begitu mengesalkan bagi Nusa untuk terus diingatkan oleh sang adik mengenai kelakuannya sebelum semua ini terjadi.

"Gue nggak punya rencana apa pun lagi setelah lihat Nora begini."

Nusa bisa mendengar suara dengkusan snag adik yang disengaja. Itu dilakukan karena Roe sudah begitu peduli terhadap Nora sejak perempuan itu datang ke rumah dan mengaku sedang hamil, anak Danusa. Seluruh anggota keluarga sebenarnya bisa menebak hal itu akan terjadi karena kedekatan keduanya yang mengaku hanya sebagai sahabat saja. Dan ketika anggota keluarga menerima, Danusa malah seperti orang kesetanan untuk mengatai sahabatnya sendiri dengan tuduhan kasar. Tidak mengakui bahwa pria itulah yang pertama kali menyentuh Nora. Menghasut anggota keluarganya sendiri untuk tidak memercayai Nora.

Lihatlah sekarang, siapa yang menjadi pihak paling terpuruk? Tentu saja Danusa seorang. Disaat semua orang sudah memberikan kepercayaan serta rasa simpati pada Nora, sang sahabat malah memilih membenci dan mengatakan bahwa Nora sebagai perempuan licik dengan menjebak Nusa. Memilih mengabaikan Nora dan menganggap Nora seolah bukan siapa-siapa.

"Lo pasti punya, Sa. Secara ini adalah lo. Di dalam kepala lo itu pasti ada rencana. Yang entah kapan akan mengejutkan semua orang, khususnya keluarga kita."

Ucapan Roe sepertinya begitu meyakinkan, tapi Nusa tak tahu apakah benar dirinya akan memiliki rencana besar untuk mengejutkan semua pihak atau tidak. Dia sekarang masih memikirkan bagaimana cara meminta maaf atas kesalahannya pada Nora. Dia ingin perempuan itu tahu bahwa dia tak benar-benar membenci Nora, dia tak benar-benar membenci anak itu, dia hanya... tak bisa menerima kenyataan yang ada.

"Udahlah, gue ke sini mau nanya soal makam bayi kalian. Kemarin gue nggak sempet dateng karena delay maskapai dari Amrik parah."

"Lo bahkan punya jet pribadi buat pulang pergi, kenapa jadi sok miskin dengan pakai maskapai standar?" tanya Danusa dengan menuliskan alamat makam anaknya yang sudah diberikan fasilitas penuh dari keluarga Roedjati. Bayi yang tidak sempat hadir ke dunia ini diperlakukan dengan sangat mahal tanpa peduli bahwa Danusa adalah sang ayah yang seharusnya mengambil keputusan akan anaknya, tapi kedua orangtua Nusa yang mengambil alih segala keputusan menyingkirkan Danusa yang sejak awal tak mau menerima anak itu.

"Gue punya alasan sendiri untuk itu." Balas Roe tak mau memberitahu alasan yang sebenarnya.

"Gue nggak peduli sama alasan lo yang itu, tapi kenapa lo mau ke makam anak gue tiba-tiba?"

"Harus ada alasan untuk itu, Sa? Jelas ini cucu pertama keluarga kita. Gue juga calon paman buat anak Nora. Kenapa gue harus punya alasan lain? Lagian, gini-gini gue lebih peduli sama anak Nora daripada ayahnya." Kembali Roemaga menyindir dengan telak kakaknya.

Nusa hanya akan mendiamkan semua sindiran yang ada untuknya. Tidak mamanya, tidak Roemaga dan tidak untuk keluarga lainnya. Nusa tahu dirinya pantas dihukum. Namun, lebih dari semuanya dia menginginkan Nora menunjukkan kekecewaannya. Bukan malah memberikan senyuman di kala semua rasa kehilangan menerpa mereka. Sebab rasanya lebih menyedihkan ketika tahu dan sedih ketimbang pernah mengalami dan lupa hingga tak tahu rasa janggal apa yang sedang dirasa, tetapi tak diingat sama sekali kejadiannya. 

Voyage#2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang