Berminggu-minggu Minggu sudah kejadian itu ,dan aku berusaha untuk melupakannya .kuihklaskan meski sangat masih membekas .
Purnomo anggara .biasa di panggil Nomo ,dia adalah sepupu laki laki ku .umur kami hanya berbeda setahun ,dia seorang santri di pondok pesantren dekat rumah ku yang (sensor nama ya hehe)yang kebetulan hari ini lulus.
Kelulusannya itu sangat membahagiakan kedua orang tua nya, bagaimana tidak?dia anak laki laki satu satunya yang orgtuanya punya dan berhasil menjadi seorang tahfis masyaallahh kan huhu :).
dia datang kerumah ku katanya sangat rindu dengan umiku ,pasalnya dulu sebelum dia memutuskan untuk mondok ,dia tinggal dirumah ku kami selalu menghabiskan waktu bersama .
"umiii".katanya setelah turun dari mobil .dengan pakaian kaos hitam dan celana cwo yang berwarna hitam (nth apa namanya ) dan sepatu dongker yang menambah kegantengannya membuatku hampir tak mengenali dirinya .dia menyalami umiku dan memeluknya sudah seperti anak kandung yang bertaubat lamanya tak bertemu umi .
"Masyaallahh Nomo ....kamu sudah pulang nak ".tanya umiku di pelukan Nomo .
"Allahamdulilah umi ".jwbnya yang sudah melepaskan pelukan pada umi.
"Bagaimana kabar umi ..baik baik ajakan Nomo tinggal?".tanyanya.
"umi baik nak ..kamu ni gimana, umi hampir 3 tahun lamanya ga dengar kabar anak umi ini ".kata umiku yang cemberut dibuat buat .
"Afwan umii..memang Nomo sendiri yang memutuskan untuk tak mengabari siapapun ..karena takut nomo rindu terus sama umi dan malah ga bener dipondoknyaa".katanya yg mendapatkan gelak tawaku .
"whhahah dasar anak umi hahaha".dia menatapku terkejut ternyata dia baru menyadari keberadaan ku yang dari ada disampingnya.
"apa ".tanyaku dengan alis terangkat sengaja aku menggodanya dia ini memang anak umi .padahal dia punya orgtua .
"dasar anak kecil yang ga pernah berubah ".katanya mengataiku
"aku sudah besar yaa ,liat ni ".gaya ku menunjukan tinggi badanku yang justru mendapat tawaanya.
"liat apanya?..badan yang tidak ada pertumbuhannya ini iyaa ,hahaha dasar adek kecil ".begitulah selalu dari dulu dia selalu memanggilku dengan sebutan adik kecil .
Aku berjalan mendekat kearahnya dan ku jinjitkan kakiku untuk menyamai tingginya yang memang sekarang dia terlihat tinggi ,tunggu tinggi ?aku yang pendek atau dia yang makin tinggi si?
"tuhkan tinggian abg lagi ..".ejeknyaa dengan tawaan.aku menginjak kakinya .
"sok tinggi ".kataku langsung masuk kerumah .
"Udah udah ..kalian ini sudah 3 tahun tak bertemu pun masih saja seperti ini ..ayo masuk nak".ajak umiku yang masih ku dengar (aku di teras yaa belum masuk)
"Hehe iyaa umi..".dia mengikuti langkah umiku masuk kerumah
selesai makan malam aku tak bergabung di meja makan dengan umi abg Abi dan nomo,aku sengaja masuk kekamar duluan karena tugas sekolah kubanyak.
pintu kamar terdengar ada yang mengetuk .kubiarkan saja karena aku tau siapa yang mengetuknya .aku terus fokus pada leptopku menonton tausiah ustad Hannan favoritku
"Kenapa tidak dibuka si ra ".katanya dengan wajah seperti orang marah .lihatlah siapa yang membuka pintu itu ,dirinya kan..memang begitu
"trus itu masuk dari mana?".tanyaku ,dia menggaruk tengkuknya yang ga gaya sambil menampakan cengiran khasnya .
"ngapain si".tanyanya yang langsung mengambil ahli leptopku .
"Iiihhh sini in ga ".kataku ,dai malah mengotak ngantik leptopku itu .
KAMU SEDANG MEMBACA
Alisyaa Azzarah
Teen FictionSelamat membacaa Kalau ada tidak nyambung ,Afwan pusing mikirin nyaa😁 Menyalurkan hobi 😀