The Grixen. Geng yang diketuai oleh Aksa Afrian Adhitama. Namun Aksa sama sekali tidak menganggap bahwa grixen adalah sebuah geng, melainkan sebuah keluarga, bahkan lebih dari itu. Begitu pun anggota grixen lainnya, mereka sama. Menganggap bahwa ini adalah keluarga. Klise memang, tapi itu lah yang terjadi.
Walaupun Aksa bersifat tak tersentuh, tetapi di balik wajah tak ber ekspresi itu banyak kepedulian yang tersembunyi. Apalagi saat bersama keluarganya, yang tentu nya grixen salah satu nya. Ia bijak,itulah alasan mengapa ia dipilih untuk meneruskan grixen, padahal dulu ia tidak minat untuk masuk ke sini. Tapi ternyata semesta lebih dulu menariknya.
Inilah grixen, saling melengkapi.
"Kalo ada masalah cerita aja vin." ujar Bayu pada kavin yang dari tadi terlihat hanya diam.
"Lo kenapa?" tanya aksa. Tuh,sudah dibilang bukan? Ia peduli pada orang yang sudah dekat dengan dia.
"Gapapa." jawab kavin singkat.
"Gausah kaya cewek lo Vin! Bilang nya gapapa padahal mah apa-apa!" ujar badhra kesal.
"RANKED GUE TURUN DI FF ANJIRRRR!!!" ucap kavin frustasi dan putus asa.
"GILA! Minta di tabok Lo sumpah Vin!" ucap badhra kesal seraya melemparkan kulit kuaci yang baru saja ia makan tadi, lantaran cuma karena hal sepele kavin sampai tidak bicara dari tadi.
Muka terkejut dan kesal masih menghiasi wajah anak anak grixen lainnya. Lalu tak lama dari itu terdengar gelak tawa dari anak anak grixen, mereka tertawa melihat wajah masam kavin.
"Mampus Lo! Kualat kemarin bunuh gue di ranked! Hahahaha!" kata Bagas —salah satu anggota grixen.
"Kemana? Buru buru amat?" tanya Bayu yang melihat Aksa bangkit dari duduknya sehabis melihat notifikasi dari ponselnya, semua mata menjadi beralih menatap sang ketua.
"Balik. Nyokap nyuruh."
Setelah itu Aksa bersalaman ala pria pada anggota grixen yang tersisa, karena kebanyakan memang sudah pulang. Dan setelahnya, ia menaiki motor ninja Hitam-Putih miliknya dan bergegas pergi.
* * *
Kini, gerbang di hadapan Aksa terbuka. Memperlihatkan Mang Hardi sedang membuka sebagian pagar lagi agar Aksa bisa masuk. Mang Hardi,satpam rumahnya.Setelah berbincang singkat dengan mang Hardi, Aksa segera masuk, memarkirkan motor kesayangan nya disamping mobil BMW putih milik mamanya.
"Assalamualaikum, Aksa pulang." kata itu lah yang terucap dari mulut Aksa saat memasuki rumahnya.
"Waalaikumssalam, sini sa duduk." perintah mamanya yang sedang duduk di sofa ruang keluarga dengan mata yang masih fokus menatap televisi yang menampilkan beberapa berita itu, dan tangan yang menepuk sofa kosong disebelahnya.
Aksa berjalan menghampiri mamanya, lalu beralih menyalimi tangan mamanya.
"Kenapa ma?"
"Ada yang mau mama bicarain sa. Sini duduk dulu"
Aksa duduk disamping mama nya, masih dengan alis bertautan.
"Kenapa ma? Langsung ke inti nya aja ma."ucap Aksa to the point.
"Ada anak teman mama yang akan tinggal disini. Orang tuanya ke luar negeri, kasian dia sendirian."
"Terus, hubungannya sama Aksa apa?" tanya aksa
"Mama mau kamu jagain dia, karena dia juga sekolah disekolah kamu, anak baru. Tapi bedanya, dia adalah adik kelas kamu"
Terlihat wajah Aksa yang terkejut tapi setelah itu langsung ia menetralkan nya menjadi datar kembali.
"Dia udah besar kan ma? Ya udah jaga diri sendiri lah." ujar Aksa sedikit tidak terima.
"Saa, plis. Anggap ini sebagai permintaan dari mama." bujuk riska —mama Aksa— kepada anak nya itu, dan yang akhirnya hanya diangguki pasrah oleh Aksa.
"Aksa ke kamar dulu." ucap Aksa lalu berlalu pergi ke kamar nya yang berada di lantai dua.
* * *
[Kata lebih rapi di next chapter]gimana?next chapter lebih banyak lagi deh word nya!
vote untuk lanjut!thanks!
Tbc!<3
KAMU SEDANG MEMBACA
AksAleta's Story
Teen FictionDia, Aksa Afrian Adhitama Cowok misterius dengan tatapan tajam nan dingin milik nya. Dia, penguasa sekolah. Bukan, dia bukan berandalan sekolah, melainkan murid pintar di sekolah, tapi hobinya berkelahi. Dia, penguasa materi. Dia, penguasa jalanan. ...