15 - Hukuman [2]

29 7 1
                                    

Suara markas grixen kini sangat gaduh. Bayu dan Badhra sedang berebut makanan, sementara Kavin sedang menggelar konser dadakan, dan Ravael sedang pura pura menjadi penonton acara konser Kavin bersama semua anggota Grixen yang ada, Aksa belum datang.

Anggota grixen yang datang hanya setengah, tetapi itu sudah membuat suasana markas sangat gaduh.

"Yoo semuaaa! Angkat tangannya di atas!" seru Kavin dengan tangan kiri ke atas dan tangan kanan memegang botol plastik seolah itu adalah mikrofon.

"A-a-aku suka body goyang mamah muda, mamah muda-da-da-da-da-da" Kavin menyanyikan nya dengan goyangan.

Kavin menyanyikan pada baris itu berulang kali.

"Huuuu!" sorakan dari Ravael, dibantu para anggota Grixen lainnya yang sedang menonton acara absurd milik Kavin.

"Iya iya terimakasih terimakasih, suara saya memang bagus. Terimakasih, teman teman." Kavin membungkukkan tubuhnya, memperagakan sedang tersanjung dan memberi hormat pada penonton.

Terdengar suara pintu terbuka.

Perhatian seisi markas yang tadinya sepenuhnya pada Kavin, kini jadi teralih, melihat siapa yang datang.

"Aye aye kapten!"

"Ck, Saha tuh kang?"

Banyak suara yang mengintrogasi kedatangan si ketua dengan seorang perempuan.

"Bersihin." Hanya kalimat itu yang dikeluarkan dari si lelaki kepada perempuan yang hanya diam tidak percaya.

"Oi! Neng Aletta kan? Ko diem aja disitu?" Aletta yang mendengar seruan dari Kavin hanya tersenyum canggung.

Percayalah kini Aletta sangat bingung dan juga kesal. Markas Grixen sangat besar bahkan baru melihatnya dia sudah tau bahwa markas ini besar, tentu saja membersihkan seisi bangunan bertingkat dua ini harus memakan banyak waktu.

Fyi, Aletta membolos. Bahkan tas nya masih setia di punggung nya. Tidak apalah, hanya sekali ini. Jarang jarang bukan?, itu yang tadi bersuara di telinga kiri Aletta. Ck, jangan! Lawan aja Aksa nya, kamu ga boleh bolos!,itu suara telinga kanan Aletta. Aletta mengikuti telinga kiri. Sesat mungkin, tapi memang kalo di pikir pikir dia juga sudah lama tidak membolos. Jadilah sekarang dia disini.

"Mau ngapain neng? Sini duduk dulu atuh,"

"Cantikkkk benerrrr, kapten emang dah pinter milih,"

"Satu satu aku sayang kamu, dua dua aku rindu kamu, tiga tiga aku cinta kamu, satu dua tiga aku-"
Badhra kini bernyanyi dengan suara pas-pasan nya. Dia merelakan cemilannya untuk Bayu.

"Bohong," lanjut Kavin.

"Heh, iriii bilang bestfriend!" Badhra kini sudah siap dengan langkah panjang ingin menghampiri kavin.

"Najis gue jadi bestfriend lu badh!" Kavin mendelik tak suka.

Badhra tak jadi melangkah, "kok kamu gitu sih, aku kan jadi sedih."

Alay mode on.

Semua yang didekat Badhra langsung menghindar dari lelaki itu.

"Ih, kalian jahat! Aku sama dedek Aletta aja ah!"

Badhra sedikit berlari untuk mencapai Aletta. Belum sempat badhra menjadikan Aletta sebagai tamengnya, si perempuan sudah ditarik lebih dulu oleh kapten mereka.

"Jangan sentuh sentuh dia."

Aksa mengumpat. Ia hanya reflek berucap seperti itu.

"ANJAIIIIIIII" kira kira seperti itu gaduhnya anggota Grixen saat tau kaptennya seperti tidak mau berbagi. Padahal kan bukan siapa siapa ...

AksAleta's StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang