Senyum Aletta mengembang. Ini
adalah awal dia kembali mengenal teman, setelah kurang lebih setengah bulan ia di asingkan oleh teman teman nya dulu di SMA yang dulu ia tempati.Senyum itu belum juga meluntur. Apalagi dengan fakta baru, bahwa ternyata teman teman barunya itu satu kelas dengannya, maklum saja, dari awal masuk ia tidak terlalu memperhatikan sekitar nya. Sekarang sekolah sudah sepi, karena memang sudah jam pulang.
Aletta bingung, harus pulang naik apa. Matahari sudah sebentar lagi masuk ke dalam sarangnya, dan akan berganti dengan kegelapan malam yang hanya akan disinari bulan dan bintang. Jadi, sangat jarang ada kendaraan umum di daerah sekolahnya ini. Dan yang lebih sialnya lagi, ia lupa membawa power bank untuk mencharge handphone nya yang lowbat itu.
5 menit.
10 menit, huftttt apa tidak ada kendaraan umum yang lewat disini?
Terdengar suara motor mendekat. Aletta terjaga, ia bangkit dari duduknya setelah tau bahwa motor yang mendekat adalah motor yang sangat ia kenal.
Pemilik dari motor itu membuka helm fullface nya. Dan benar, itu adalah pemilik tatapan 3 detik itu, Aksa.
"Ngapain?" pertanyaan bodoh itu keluar dari mulut Aksa.
"Siapa? Ngomong jangan setengah setengah dong kak." jawab Aletta jengkel.
"Lo."
"Nunggu yang ngga pasti!"
"Oke." Setelah menjawab itu Aksa bersiap memakai helm fullface nya lagi, setidaknya ia mendapat jawaban jika nanti mamanya bertanya tentang Aletta dimana dan sedang apa.
"Ehhhh, tunggu. Kakak mau kemana?" tangan Aletta menahan motor depan Aksa yang ingin pergi.
"Balik."
"Ikut dong! Kakak ngga liat nih, sekolah udah sepi banget ka, a-aku nebeng ya." Aletta sempat terpeleset untuk berkata aku di depan kakak kelasnya ini. "kak, nanti kakak di omelin mama loh! Kak ayo lah, aku bosen banget nunggu disini kalo lama kak nan-"
"Ayo." potong Aksa cepat, sungguh telinga nya saat ini panas.
Aletta segera naik di atas jok motor Aksa, tidak kesusahan, ia sudah biasa dari dulu.
* * *
Hari ini, sudah memasuki satu Minggu Aletta tinggal di rumah dengan lantai 2 yang minimalis dan sangat elegan ini. Luas sekali rumah ini. Untung ia sudah mulai terbiasa. Walau harus beberapa kali nyasar.
Dan sudah dari 2 hari yang lalu Riska pergi, ke luar kota. Ada urusan katanya.
Saat ini, tepat pukul 11 malam namun mata Aletta masih terjaga. Entah malam ini Aletta sangat lapar bukan mengantuk.
Ia beralih mengambil jaket berwarna navy miliknya, lalu keluar kamar.
Setelah melihat isi kulkas yang kosong, ia berniat untuk mencari makanan di luar. Persetan dengan jam pukul berapa, karena perut nya sudah meronta meminta asupan.
Udara malam langsung menyeruak menusuk sela sela kulit Aletta. Untung saja ia memakai jaket, jadi setidaknya badannya tidak terlalu kedinginan.
Berjalan, adalah satu satunya cara agar ia sampai ketempat tujuan. Yaitu, nasi goreng depan kompleknya.
"Makasih ya bang." ucap Aletta setelah mendapati kantong plastik yang berisi sebungkus nasi goreng. Setelah memberi uang, Aletta pergi menjauh dari tempat itu, dan berjalan ke arah rumah Aksa, yang untuk sementara bisa juga disebut sebagai rumahnya.
Seperti nya terdengar langkah kaki juga di belakang Aletta. Aletta menoleh, melihat sesosok pria dengan setelan layaknya preman. Tetapi Aletta mencoba untuk berpositif thinking, tidak bisa dibohongi bahwa saat ini Aletta ketakutan. Dengan langkah cepat ia ingin buru buru untuk masuk ke dalam kamarnya.
Tetapi, sebuah tangan menyentuh pundak nya, oh god! help!, jerit Aletta dalam hati. Aletta berbalik, menemukan pria yang dari tadi mengikuti nya.
"Mau ngapain?!" ucap Aletta mencoba lantang. Ia tidak mau di bilang lemah. Walau sebenernya ia ketakutan juga masih ada.
"Mau nyobain, boleh neng?" tanya pria tersebut disertai seringai di bibir nya. Kurang ajar!. "gak!" sahut Aletta cepat lalu kembali berbalik dan berlari sekuat tenaga nya. Sedikit lagi sampai! Tapi sial, tenaganya sudah terkuras dari tadi. Ia sedikit membungkuk dan mengambil nafas dalam dalam.
Tiba tiba sebuah tangan membalikkan tubuh Aletta dengan paksa. Sial, ternyata itu lelaki tadi. Aletta sudah pasrah, ia menutup matanya rapat rapat, seperti enggan untuk melihat yang nantinya terjadi padanya. Dapat dirasakan cowok didepannya ini mendekat,
Bugh!
Suara apa itu? Dan Aletta sepertinya tidak kenapa-kenapa. Perlahan tapi pasti, Aletta membuka matanya. Dilihatnya pria yang tadi mengganggu nya sudah terkapar tak berdaya. Dan juga ada seorang laki laki yang membelakangi Aletta, yang sudah pasti tadi ia yang menghajar pria itu. Laki laki itu berbalik. Betapa terkejut nya Aletta saat mengetahui siapa sosok itu.
"Ngapain,hm?"
* * *
Satu kata untuk chapter ini?Vote untuk dukung.
Tbc<3!,-
KAMU SEDANG MEMBACA
AksAleta's Story
Teen FictionDia, Aksa Afrian Adhitama Cowok misterius dengan tatapan tajam nan dingin milik nya. Dia, penguasa sekolah. Bukan, dia bukan berandalan sekolah, melainkan murid pintar di sekolah, tapi hobinya berkelahi. Dia, penguasa materi. Dia, penguasa jalanan. ...