Apa yang kita harapkan,belum tentu itu yang kita butuhkan.
* * *
"Bisa dikecilin nggak ka AC nya? Ini dingin banget. Apalagi ada kakak." ucap Aletta dengan suara memelan di bagian akhir kalimat.
Tangan kiri Aksa bergerak untuk mengecilkan suhu AC di dalam mobil itu.
"Kenapa nggak tungguin aku si kak?!. Kenapa si-"
"Pulang sendiri kan bisa. Gausah manja." perkataan Aksa memotong ucapan Aletta.
Ya memang, pasalnya tadi Aksa yang menjemput Aletta. Akhirnya sadar juga. 'kutub utara' memang cocok untuk julukan Aksa. Tetapi,ini versi gantengnya. Tak bisa di pungkiri bahwa pesona Aksa sangat menarik.
"Tadi sinyal nya ga ada!"
"Kartunya apa?"
"Te-"
"Murah!" Bahkan Aletta belum menyebutkan bahwa ia memakai kartu apa, Aksa memang menyebalkan.
Aletta memutuskan untuk diam. Tidak ada gunanya menanggapi ucapan pedas 'kakak kelas' disampingnya ini. Tapi sungguh ia sangat berterimakasih kepada Aksa.
"Makasih ka,"
"Hm."
Setelah mendapat jawaban, walaupun hanya sebuah deheman— Aletta memutuskan untuk tidur. Semoga saat nanti ia terbangun nanti ia sudah berada di tempat tidur. Semoga saja.
* * *
Aletta terbangun saat merasa bahwa ia sedang 'terbang'. Ia mengerjapkan mata, menyesuaikan pada cahaya lampu yang menyorot. Aletta sedikit mendongak, ternyata sekarang ia sedang berada di gendongan Aksa. Untuk kedua kalinya, bedanya sekarang ia dalam keadaan sadar. Aletta memperhatikan Aksa sangat dalam,Rahang yang tegas,bahu yang lebar namun tegap,bulu mata 'lumayan' lentik.dan—
Aksa menunduk!
Aletta membuang arah pandang nya, namun sebelum itu, mata nya bertemu dengan mata Aksa, membuat nya tak jadi mengalihkan pandangannya, saat ini mereka bertatapan,
1 detik,
2 detik,
3 detik,
Bruk!
"Aww ... Shh" ringis Aletta saat badannya bertabrakan dengan lantai.
"Sorry. Kelepasan." setelah mengatakan itu Aksa berlalu pergi meninggalkan nya.
"Astagfirullah, sial banget gue! Tadi aja habis di terbangin, sekarang di jatohin! Ada dendam apa sih dia sama gue!" Gerutu Aletta pelan, sambil mengelus pelan badannya.
"Gue denger."
Aletta menoleh, dengan reflek dia menepuk mulutnya, "Eh, ka Aksa!"
Aduh! kenapa gak di kamar aja si ni mulut komentar nya!
"Nih." Aksa menyodorkan gelas berisi air putih sisa setengah ke depan Aletta.
"Makasih kak." Aletta mengambil alih gelas itu, lumayan untuk mengisi tenggorokan.
"Bu-" belum sempat aksa bicara, Aletta sudah meminum nya hingga tandas, Aletta menatap Aksa bingung. Karena raut wajah Aksa berubah menjadi kaget dan tidak bersahabat. Sedetik kemudian, datar kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
AksAleta's Story
Teen FictionDia, Aksa Afrian Adhitama Cowok misterius dengan tatapan tajam nan dingin milik nya. Dia, penguasa sekolah. Bukan, dia bukan berandalan sekolah, melainkan murid pintar di sekolah, tapi hobinya berkelahi. Dia, penguasa materi. Dia, penguasa jalanan. ...