Pelajaran pertama di kelas XI IPA 2 di mulai, pelajaran yang berisi beberapa deret angka yang harus di kali, ditambah, dikurang dan di bagi. Pelajaran yang sangat amat di benci oleh beberapa siswa. Namun, tak sedikit pula yang menyukai pelajaran itu.
Bel ganti pelajaran berbunyi, huftttt. Terdengar helaan nafas lega dari beberapa murid. Selanjutnya, pelajaran olahraga. Teman teman Aletta sudah bergulir keluar kelas satu persatu untuk berganti pakaian.
"Ta! Ayo ganti baju" ajak Sherly pada Aletta yang masih duduk di bangku kelasnya.
"Hm. Ayo" jawab Aletta seraya menganggukkan kepala nya singkat dan mulai beranjak mengikuti ke 4 temannya.
"Eh tau kak Mira kan?" Perkataan ava memulai sebuah perbincangan di toilet saat ini.
"Tau, kenapa lagi tuh anak?" Kali ini gadis bernama Adele Adriana Agatha
-yang kerap di sapa Ana- menjawab."Nggak apa-apa sih, tapi gue salut aja sama Aletta kemarin"
"Iya tuh Ta! ko lo bisa ngelawan gitu si?" Sherly berkata dengan rasa penasaran dan salutnya.
"Ya bisa aja" jawab Aletta singkat.
"Lo ga mau bales dia Ta? dia tuh songong banget Ta. Ya walaupun gue tau dia kakak kelas, tapi dia tuh kaya ga punya perasaan tau! Sering banget permaluin orang yang ngga salah!jahat," ujar Nasya menggebu-gebu
"Ngga semua orang jahat bener bener jahat. Kalian nggak tau ya? Gue kan jahat. Kenapa kalian mau temenan sama gue?" tanya Aletta dengan wajah serius.
Perkataan Aletta mampu membuat semua teman nya bungkam beberapa saat.
"Bercanda," Aletta melanjutkan nya.
"Ck, bercanda Mulu! Tapi Lo serius banget tadi." kata Ava dengan decakannya.
"iya serius. Gue jahat."
"Hm, kalo pun lo jahat, gapapa juga sih. Kita akan tetep jadi temen lo. Iya kan?" Perkataan sherly di angguki mantap oleh ketiga temannya yang lain.
Aletta terdiam. Padahal niatnya memancing dan melihat ekspresi mereka, tapi ternyata memang sepertinya teman teman baru nya ini tidak dapat disamakan dengan teman temannya dulu. Jauh dari kata sama. Teman temannya sekarang lebih baik.
"Kalian .. serius?"
"Ya iyalah! Kita ga mungkin juga asal milih temen. Kita sebenernya-" Sherly sengaja menggantung ucapannya.
"-Maafin kita ya Ta." Sherly melanjutkan dengan helaan nafas pasrah.
"Ke-ken-kenapa?kalian kenapa?" tanya Aletta dengan terpatah-patah. Masalahnya, dia sudah menaruh simpati pada sahabat barunya ini. Kalau ternyata sahabat barunya ini tidak tulus, bagaimana? Huft!
Enyahkan pikiran itu Aletta. Padahal batin Aletta dari tadi menggumamkan kalimat itu."Waktu itu, kita ngintai lo." cicit Ava dengan suara pelan.
"Karena kita tau, apa yang jadi gosip satu sekolah tentang lo waktu itu ga bener. Di grup chat juga rame banget cuma bahas itu. Apalagi tentang Lo yang berani lawan ka Mira. Itu yang bikin kita tertarik buat temenan sama lo. Ngga ada niatan manfaatin sih, tapi ngeliat lo sendirian duduk di kantin atau di kelas, jadi buat kita pengen disisi lo. Maafin kita ya?" Kali ini Ana memberi penjelasan serta memberi pertanyaan.
Memejamkan mata sejenak. Aletta Kembali membuka matanya, lalu mengangguk. "iya, makasih ya. Udah jadi sahabat terbaik buat gue."
"Aaaaa, Nasya terharu" ujar Nasya dengan bibir yang melengkung ke atas dengan mata yang sudah mulai berkaca kaca.

KAMU SEDANG MEMBACA
AksAleta's Story
Fiksi RemajaDia, Aksa Afrian Adhitama Cowok misterius dengan tatapan tajam nan dingin milik nya. Dia, penguasa sekolah. Bukan, dia bukan berandalan sekolah, melainkan murid pintar di sekolah, tapi hobinya berkelahi. Dia, penguasa materi. Dia, penguasa jalanan. ...