Two Twin Girls

Part 6

                        🌼🌼🌼🌈🌈

                               ####

Sekarang pertarungan sekutu sudah dimulai Qeyla dan Alvino memimpin dibarisan paling depan.

Serangan kali ini sangat hebat karena sangat susah untuk menaklukkan lawan. Qeyla dan Alvino sama-sama saling melindungi.

Setelah tiga puluh menit adu jotos Qeyla, Alvino dan lainnya mulai kualahan karena musuh yang terlalu kuat buat dihadapi.

Qeyla mulai memberi aba-aba untuk serangan ganda. Tak lama kemudian dari berbagai arah T-Rex sudah terkepung. Dengan gampang nya Pancara dan lainnya menaklukkan T-Rex.

"Bagus, sekarang pembalasan dendam kita akan telah berakhir" ucap Kenen senyum penuh kemenangan.

"Ken, urus mereka. Gue udah selesai " ujar Qeyla pergi dari tempat itu dengan luka di bagian wajah dan tangannya.

"Qey" panggil seseorang.

"Ya? Vino?" tanya Qeyla. Yap orang itu Alvino.

"lo mau kemana?" tanya Alvino cemas.

"pulang" jawab Qeyla singkat.

"Gue anterin" ucap alvino.

"Tapi__" ucapan Qeyla belum selesai karena dipotong oleh Alvino.

"Gak ada penolakan" sarkas Alvino cepat.

Qeyla mengerucukan bibir nya membuat Alvino ingin mencubit pipi nya. Oh tapi itu tidak lah mungkin.

"kita naik apa? " tanya Qeyla karena Alvino melewati motornya.

"mobil" jawab Alvino singkat.

Keduanya memasuki mobil berwarna silver.

Sebelum jalan Qeyla memanggil Savira "Vir, nanti langsung ke apartemen ya" ucap Qeyla.

"oke" jawab Savira.

Setelah bicara dengan Savira Qeyla dan Alvino menjalankan mobil nya.

 "lo mau pulang? " tanya Daniz kepada Savira.

"Iya nih pegel semua badan gue" ucap Savira memelas membuat Daniz terkekeh.

"gue anterin yah" tawar Daniz.

"oke" jawab Savira.

"kita pakai mobil aja ya," ucap Daniz.

"Iya" jawab Savira lagi.

Mereka berdua berjalan menuju mobil yang terparkir disebelah motor-motor geng Pancara. Mereka masuk kedalam mobil berwarna hitam.

"eh lah motor nya gimana?" tanya Savira baru menyadari kalo dia bawa motor tadi.

"nanti suruh anak-anak aja" jawab Daniz fokus kedepan. Savira hanya mengangguk sebagai jawaban.

Diperjalanan antara Daniz maupun Savira tak mau membuka pembicaraan.

Ketika sudah sampai diapartemen Savira turun dari mobil tapi tangan nya dicekal oleh Daniz sontak Savira menoleh kearah Daniz.
    
"kenapa?" tanya Savira.

"luka lo" jawab Daniz datar.

"udah biasah kok tenang aja" ucap Savira tersenyum manis.

"gue obatin" ujar Daniz keluar dari mobil lalu membuka pintu kemudi.

Savira turun dari mobil "udah gak usah cuma luka diki_" ucap Savira terpotong oleh Daniz.

"Gak terima bantahan " potong Daniz datar lalu menarik lengan Savira masuk ke apartemen.