8

441 97 207
                                    

-Mencoba memasuki duniamu, namun jalannya masih kau tutup.-


Kanaya masih melototi layar laptopnya, kali ini hasilnya harus memuaskan. Mengerjakan tugas yang telah di amanahkan kepadanya, ditemani dengan bermacam jenis coklat.

Ela sampai bosan menemani Kanaya, sudah habis beberapa novel telah dibaca, "masih lama Nay?"

Kanaya menikmati coklat yang melumer dimulutnya, "entar lagi La, kalau kamu bosan pergi aja, tidak apa aku sendirian disini, sudah biasa."

"Yakin? Yaudah aku beli makanan dulu."

Aku masih mengotak atik desain, menyesuaikan warna dan tema, lagi-lagi sesuatu mengusik pikiranku, "ini kenapa lagi sih?"

Aku menutup telinga dan mataku, mencoba menenangkan diri, mencoba menghilangkan ketakutan yang sedang aku rasakan, tiba-tiba terdengar suara hentakan sepatu yang menuju ke arahku, semakin dekat. Dan sekarang dia menyentuh bahuku, aku terkejut. Aku membuka mata dan ternyata-

"Are you okay?"

Aku merasa lega ternyata dihadapanku adalah Azka.

Kanaya mengangguk.

"Masih sibuk ya?"

"Nggak, dikit lagi kok, setelah ini mau nganterin data ke kepala sekolah."

Azka melihat ke arah laptop Kanaya, dan sekali-sekali Azka mencuri pandang ke wajah Kanaya, "aku temanin ya?"

Kanaya membereskan benda yang berserakan di meja, "nggak usah, nanti merepotkan."

"Nggak, ayo!"

Kanaya dan Azka menuju ke ruangan kepala sekolah, Kanaya tidak terbiasa hanya berjalan berdua dengan cowok seperti ini.

"Pulang sekolah, jalan bareng mau?" tanya Azka.

"Hm, kayaknya gak bisa kak, lain kali aja."

Dalam hati Azka sedikit kecewa mendengar jawaban Kanaya, "harus ribuan cara kah baru kau luluh?"

Zo duduk dibangku depan laboratorium, dan tidak sengaja dia melihat Kanaya bersama seorang cowok, Zo ngedumel, "giliran sama gue takut amat, giliran sama yang lain nyaman-nyaman aja, perasaan gantengan gue dari dia."

"Aku masuk dulu ya kak."

Azka mengangguk.

Kanaya membuka pintu dan segera menyerahkan data, "ini bu, sudah selesai."

Rita tengah sibuk membereskan berkas-berkas, dan segera duduk di kursinya, "wah, udah selesai? Sini coba ibu lihat dulu."

Rita membuka data tersebut dan melihat hasilnya, "bagus sekali ini desainnya, sangat memuaskan, terima kasih Kanaya sudah membantu ibu."

"Sama-sama bu, kalau begitu saya pergi dulu."

Kanaya keluar dari ruangan, Azka masih di tempat yang sama, "nanti kita sambung lagi ya? Aku ada tugas sebentar."

"Oke kak, bye," ucap Kanaya sambil tersenyum tipis.

Melihat cowok itu sudah pergi, Zo langsung menyamperi Kanaya,"hai Kanaya, masih ingatkan sama gue?"

Kanaya menggenggam tangannya sendiri, "hm, Zo kan?"

"Wih masih ingat ternyata , kirain sudah lupa, oh iya bagi nomor lo boleh?"

Melihat Kanaya bersama Zo, Ela langsung berlari sambil membawa 2 botol teh sosro.

"Lo nganguin Kanaya ya Zo? Siap-siap gue tampol lo Zo!"

Zo menoleh ke arah Ela dengan ekspresi lemas, "lo ngangguin aja sih La, pergi aja sono!"

"Hayo ngaku Zo!" teriak Ela.

"Nggak La, gue cuman minta nomor ponsel doang-"

"Benar Nay?"

Kanaya mengangguk.

Zo terus memohon kepada Kanaya seperti anak kecil,"boleh ya Nay?"

"Oke, aku simpan tapi pesan dari kamu tidak aku balas ya," ucap Kanaya sambil tertawa pelan.

Mendengar balasan Kanaya, Zo menghadap ke belakang dan berkata, "ini first dia balas bacotan gue!"

"Apa kata lo Zo?" Tanya Ela.

"Nggak ada kok, nih," Zo memberikan ponsel miliknya kepada Kanaya.

Setelah selesai mengetikkan nomornya, Kanaya mengembalikan ponsel milik Zo.

Zo mengarahkan ponselnya menghadap ke wajahnya, jarinya menyentuh suatu aplikasi, dan Zo mulai memonyongkan bibirnya, di iringi musik, dilanjutkan dengan menyengirkan gigi, "sebiru hatiku," dan memeletkan lidahnya.

Ela dan Kanaya kebingungan melihat tingkah laku Zo, "lo ngapain sih Zo?" tanya Ela.

"Buat tiktok, ini versi gue!"

Zo masih meneruskan kegiatannya.

Ela menarik tangan Kanaya dan diam-diam meninggalkan Zo sendiri.


**************

Kanaya turun dari mobil, dan melihat mamanya yang sedang berada di taman.

Terlihat beberapa petak ubin tanah, setiap petak ubin tanah terdapat jenis bunga yang berbeda-beda.

Resya memberikan pupuk pada bunga-bunga miliknya, "sudah pulang Nay? Maaf mama gak jemput, tadi habis beli bunga baru dan langsung ditanam nih."

"Iya, gak apa-apa ma, Kanaya masuk dulu, lapar mau makan yang manis-manis."

"Eh Nay, ingat jangan makan yang manis-manis terus, aduh ini anak susah banget di bilangin!"

Raiya tampak kebingungan, "aduh dimana sih gue taruh?"

Kanaya melepas sepatunya, "eh tumben kak cepat pulang, cari apa sih?"

Raiya membuka lemari novel milik Kanaya.

"Aduh cari apa sih kak, jangan di berantakin!"

"Kamu liat sepatu high heels kakak yang warna putih terus ada warna silvernya sedikit itu loh."

"Enggak kak, coba tanya mama deh, Kanaya ke atas dulu."

"Aduh kamu ini Nay, bantu cariin dong!"

Kanaya merebahkan badannya di atas kasur, dan bermain ponsel, membuka instagram, yang pertama muncul di beranda adalah kiriman tiktok Zo, "udah di posting aja," Kanaya tertawa melihat eskpresi Zo di video itu, golongan human unik!

#Next Part? Vote dan komen!















Introverted GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang