2

1.2K 256 675
                                    

-Aku lebih suka sendiri, karena sendiri, aku mendapatkan ketenangan.-

SMA pelita raya, sekolah baru Kanaya. Sekolah yang terkenal dan mempunyai fasilitas lengkap.

Kanaya membuka tasnya, dia mengeluarkan laptopnya yang berwarna pink rose dan meletakkannya di meja. Benda itu selalu di bawa kemana pun dia pergi dan dia sangat menyayanginya.

Kanaya membuka chatingannya dengan seseorang, sekitar 2 tahun yang lalu dan sekarang tidak saling berkomunikasi lagi.

Dia merasa kalau di dunia ini tidak ada yang mengerti lagi dengan isi hatinya, di mana dia sekarang?

"Ah sudahlah, dia sudah melupakanku," ucap kanaya sambil mengunyah permen karet.

Kanaya sangat bosan, dia lebih memilih membaca novel yang di bawanya, "aduh, sampulnya kelipat." Kanaya merasa kesal kalau bukunya rusak.
Setiap bulan dia selalu membeli buku kurang lebih 15 buku.

Nuella yang berlarian di sekitar koridor melihat Kanaya yang sedang duduk sendirian, Nuella mendekatinya.

"Mau coklat?" tawar Nuella.

"Wah, itu coklat dari Batam ya?"

"Kok tau sih?"

Kanaya membuka bungkus coklat dengan riang, "papa gue sering bawa, setiap kali dia sedang dinas ke sana."

Nuella tersenyum, "ternyata lo gak se serem yang gue bayangin ya Nay."

"Gini-gini gue gak gigit kok aman, gue cuman milih yang beneran tulus, mana yang gak aja."

"Sip, panggil gue Ela aja."

Kanaya mengangguk.

"Lo mau ikut gak main basket?"

"Gak, gue di sini aja."

"Oke," Nuella keluar dari kelas.

Kanaya meletakkan jari-jarinya di keyboard dan melanjutkan sebuah karyanya.

Angin berembus kencang, jendela buka tutup sendiri, gorden pun ikut menari.
Kanaya merinding, dia merasakan kedatangan seseorang, namun tidak ada siapa pun.

"Siapa ya?"

Kejadian ini kerap terjadi kalau Kanaya sedang sendirian.

Kanaya masih bisa merasakan kalau dia masih ada disini, sangat dekat dengan dirinya, "cukup! jangan mengangguku lagi!"

Kanaya memilih keluar dari kelas untuk mencari udara segar. Dia mengeliling sekolahnya, "bangunan ini sangat luas," gumam Kanaya.

Cowok tinggi, berkulit sawo matang, mempunyai lobang di pipinya kalau sedang tersenyum, mendekati Kanaya.

"Kamu sendirian?" tanyanya sambil memegang bola basket.

Kanaya hanya mengangguk, dia merasa risih kalau ada cowok yang mendekatinya.

"Kenapa gemeter gitu?"

Kanaya tetap diam dan tidak menjawab.

"Kenalin, gue Albert Azka William, gue dari kelas XI IPA-1."

Kanaya membalas jabatan tangannya, "Kanaya, dari kelas X IPA-1."

Azka menatap gadis di depannya itu, dia merasa kalau kedatangannya membuatnya terganggu, "gue ke lapangan dulu."

"Iya kak." balas Kanaya.

Azka pergi, "suaranya adem banget, hm tapi dia pendiam, bakal susah nih untuk dapatin hatinya."

Azka cowok yang sangat berambisi, dia bakal terus maju untuk mendapatkan apa yang dia inginkan.

Azka menggiring bola, dia melompat untuk memasukkan bola ke ring, dia tidak pernah gagal, namun apa yang terjadi? kali ini bola meleset dari sasaran.

"Bro, lo kenapa? ada yang di pikirin?" tanya teman satu timnya.

Azka mengelak, "nggak, gue cuman letih aja."

"Lo ke UKS aja ya, gue antarin."

"Gak, gue bisa sendiri."

Azka merasakan pusing di kepalanya, kakinya pegal, "gue sakit atau sedang kasmaran? sial!"

Suara merdu itu selalu menghantui pikiran Azka, "cewek itu benar-benar buat gue gila!"

Kanaya mendapatkan tugas menjaga UKS hari ini, daripada ikut OSIS dia lebih memilih mengikuti PMR.

Kanaya membuka pintu, baru satu langkah memasuki ruangan dia langsung keluar ruangan lagi.

"Dia lagi?"

Azka tidak melihat Kanaya, dia sibuk menguruti kakinya sendiri.

"Haruskah aku masuk?"

Kanaya berpikir, jika dia masuk Azka pasti akan mendekatinya lagi, "ini sudah jadi tugas gue, kuatkan Kanaya ya allah," ujarnya dalam hati.

Kanaya mendekati Azka, "kakak sakit apa?"

"Kamu?" tanya Azka yang tidak percaya kalau dia akan bertemu dengan gadis itu lagi.

#Next part? Vote dan komen!






Introverted GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang