Happy Reading, vote sama komennya jangan lupa sayang, jangan siders...
Selepas melakukan jogging dan pendinginan badannya terasa lebih fit, cukup lelah namun setelah bangun tidur nanti badan akan terasa lebih bugar.
Kanaya membuka pintu rumahnya dan berjalan menuju dapur, mengambil air putih. Bruk, ia mendengar ada suara benda jatuh, Kanaya meletakkan gelas usai meminum lalu mencari sumber suara itu. Ia merasakan dirinya saat ini sangat tenang tidak seperti beberapa bulan yang lalu, tubuhnya lemas, bergetar karena ketakutan.
Seorang pria tengah duduk di rooftop gazebo dengan memangku gitar kesayangannya, jarinya memetik senar gitar menghasilkan gelombang bunyi dan hadirkan nada-nada yang indah.
Sementara itu dilantai bawah Azka tampak mencari keberadaan saudaranya itu, "Aiden!" ucapnya sambil memeriksa ke beberapa tempat. "Hm kosong?" Dia haus, namun saat mengecek di lemari es tidak ada minuman dingin didalam sana.
"Dimana sih dia?"
Sudah memeriksa di lantai bawah, kini ia akan memeriksa di lantai tengah dan atas. "Disini juga gak ada"
Aiden yang masih sibuk dengan gitar nya ia tidak mendengar bahwa ada yang memanggilnya.
Azka mendengar ada nada-nada, ya nada-nada indah itu ia sangat tahu, siapa lagi kalau bukan sepupunya, ya Aiden disini hanya Aiden yang sangat pandai memainkan gitar. Azka sering meminta diajarkan gitar dengan Aiden, ia tidak terlalu pandai memainkan gitar. Dan juga dengan Aiden ia tidak pandai bermain basket seperti Azka. Mereka saling ingin mencoba dan mengajari sesama.
Ia mengendap-endap agar tidak mengeluarkan suara hentakan kaki miliknya, ia melihat sepupunya yang sangat serius jadi ia tidak ingin mengeluarkan suara bising. Haha kalian salah mengira sepenuhnya. Tinggal sejengkal jarak diantara mereka, untung posisi nya membelakangi tidak saling berhadapan, sangat tepat untuk saat ini. "Dor!" Ia menepuk pundak Aiden dengan cukup kuat.
Aiden tersentak kaget, "woi gue kaget kampret!"
"Sorry Den, gue sengaja."
Ia duduk disamping Aiden, matanya tertuju ke sudut Gazebo, "Wah-wah itu minuman kesukaan gue, mau minum sudah kosong aja didalam kulkas."
"Kenapa lo gak beli pas pulang dari jogging tadi Azka pangeran muda." Ucap Aiden tersenyum tanpa dosa lalu menggelengkan kepala.
"Gue tadi cuman beli bubur ayam sama es bubur sum-sum, makan sendirian lagi gak ada yang nemenin."
"Cih, Lo aja gak ngajak gue nyet."
"Ya gue pikir lo gak mau diajakin jogging."
Aiden meneguk sisa minuman dan berdehem, "kapan-kapan lo harus ajakin gue! kapan lo pulang ke rumah?"
"Azka? Dengar gak?" Ya melihat ke arah samping, bocah disampingnya malah senyum-senyum sendiri.
Azka tengah tersenyum lebar. Aiden jarang melihat Azka tersenyum begitu.
"Fiks lo liat hantu yang cantik!"
Ia menghela nafas, melihat didepannya tidak ada siapa pun ia tersadar, "Masih hidup, ia tapi memang cantik." Ia berdiri, "Ayo main basket sama gue, gue tunggu bawah." Ucap Azka dengan dingin.
"Lah? Tadi senyum-senyum gak jelas, sekarang nyeremin, baru pulang jogging juga langsung main basket, mantap ini yang jadi istrinya nanti," Aiden tidak heran lagi dengan sikap dingin Azka, pria itu memang seperti itu, Aiden pun menyusul sepupunya itu ke bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Introverted Girl
Teen FictionKanaya Valencia , gadis yang lebih suka sendiri. Namun Kanaya sangat menyukai media sosial, dia suka mencoba hal yang unik dari yang dibaca dan ditontonnya. Kanaya terlalu diam dan tertutup. Adakah yang bisa menaklukkan hati introvert ini? Kanaya se...