15

168 11 14
                                    

-Semua yang sedang ku rasa
Aku tulis ke dalam sebuah aksara
Berharap kita akan bersama
Tapi itu semua hanya angan belaka.-

Kini Kanaya sudah menjauh dari orang tersebut. Ia mendengus pelan, "kenapa dia bisa ada disini? Apa maunya?" Kurang lebih pertanyaan-pertanyaan begitu yang kini timbul dibenaknya. Ah tidak mungkin aku hanya berhalusinasi, aku merasa lelah.

Duduk sendiri di lorong ini sangat menenangkan, tapi aku merasa pegal lebih baik aku ke perpustakaan saja mencari buku, siapa tau aku akan menemukan buku resep baru, ide-ide yang bisa aku buat menjadi sebuah barang yang mungkin bermanfaat.

Dilihatnya perpustakaan saat ini sepi, hanya 5 orang saja termasuk dirinya, ini sangat bagus, biasanya banyak siswa yang menumpang tidur disini, tapi sekarang sedang tidak ada. Dan ditambah lagi tidak ada Zo yang suka membuat bising.

Ia masih mencari buku yang dicarinya, cukup lama akhirnya Kanaya menemukan buku yang dicarinya. Untung aku tidak terlalu pendek. Yak buku itu ada di rak cukup tinggi.

Lalu ia berjalan mencari tempat duduk yang paling pas dan nyaman.
Dibaca nya buku itu, hingga tidak terasa sudah bel masuk. Ia ingin meminjam buku itu untuk dibawa pulang. Setelah mencatat peminjaman ia keluar dari perpustakaan dan segera kembali ke kelas.

*****
Kanaya menduduk kebawah meja, mencari pulpen kesayangannya itu, tadi terjatuh. "Aduh dimana sih?"

Ela yang menyadari bahwa sahabatnya itu sedang mencari sesuatu. "Lagi cari apa Nay?"

"Eh, ini La pulpen aku hilang."

Ela membantu mencari pulpen sahabatnya itu, tapi tidak ditemukan.

Kanaya menepuk jidatnya, "astaga ternyata sudah aku taruh di tempat pensil."

"Astaga Nay, gak mungkin hilang sih, kan lu gak biasanya hilangin barang. Cuman lupa taruh aja, bagus deh."

Kanaya mengangguk, "mungkin aku butuh istirahat, ayo pulang." ucap Kanaya.

Mereka keluar dari kelas. Kaget melihat sosok lelaki yang sangat mereka kenal itu.

"Eh lo belum pulang?" Tanya Ela.

Lelaki itu menyengir, "belum lah, gue kan nungguin kalian, kita kan sahabat."

"Yak, biasanya juga lo jarang nungguin kita, tumben lo gak pulang bareng cewek?"

"Lagi malas gue La."

"Cih, biasanya juga modus, tapi gak ada yang kecantol hahahaha."

Kanaya menggeleng, "udah, jangan mulai lagi, kalian ribut mulu."

"Lo pulang sama siapa Nay?" Tanya Ela.

"Sama supir, itu udah nungguin aku pulang ya."

"Yah padahal mau ngajak lu pulang bareng."

"Maaf La, lain kali deh, bye." ucap Kanaya lalu masuk kedalam mobil.

****
Kanaya merebahkan badannya dikasur. Memejamkan mata sejenak. Menenangkan pikiran. Ah sosok itu menambah pikiranku lagi. Lebih baik aku mencari kesibukan.

Ia mengambil buku tugas dan mengerjakan tugasnya. Ia tidak mau menunda-nunda, jika sudah selesai itu akan membuat ia tenang, dan bisa mengerjakan sesuatu yang lain.

Dengan mudah ia mengerjakan tugas. Semua akan terasa mudah jika memperhatikan penjelasan dengan baik. Terlebih lagi kalau matematika. Tidak seperti Zo yang kerjaannya molor terus dikelas.

Sementara itu....

Zo yang asik memainkan PlayStation Sambil mendengarkan lagu. "Woi hahaha, ini sangat mudah bagiku!" dari tadi berteriak, Ia merasa haus lalu Zo berjalan menuju dapur, mengambil jus anggur dari lemari esnya. "Ku memang tampan." Meminum jus dengan nikmat, uhukk uhukk. "Aduh pakai keselek lagi, ini pasti lagi ada yang ngomongin gue nih, gue emang tampan anjing!" kesal Zo. Jus pun menolak kalau Zo itu  tampan hahaha.

Introverted GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang