Suara derap langkah penuh penekanan terdengar, diimbangi oleh sorot mata hitam kelam yang menyebar menelusuk ke segala penjuru ruangan.
Rahangnya menggeretak tanda kemarahan memuncak. Tak ada yang berani menyapa bahkan menatapnya, sekalipun itu kedua teman baiknya yang kini terlihat tengah mengikuti langkah laki-laki tersebut dengan ragu-ragu.Brak!
"MANA KIM SI MANTAN KETUA OSIS YANG SONGONG ITU?!"
Gebrakan pada pintu kelas 12 IPA-2 diikuti pekikkan tajam membuat penghuni kelas yang tadinya tengah nyaman berkutik dengan dunianya sendiri tergelak. Menoleh, mendapatkan sesosok laki-laki berdiri tegap diambang pintu kelas. Dan tanpa bertanya lagi, mereka tahu siapa sosok itu.
Jeon Jungkook.
Seseorang yang sontak membuat sepenjuru kelas bergidik ketakutan. Bagaimana tidak?
Mari sedikit kita deskripsikan.
Perawakan besar dengan rambut hitam legam itu tengah berdiri tegas dengan nafas terengah. Kedua telapak tangannya mengepal kuat hingga buku jarinya memutih. Tak bisa dihindari juga akan sorot mata nyalang yang seakan bisa membunuh semua hal disana termasuk cicak yang ikut terdiam di dinding sebrang papan tulis."GUE TANYA, DIMANA SI KIM KIM ITU, HAH?!"
Lantas saja mereka semua tergelak untuk kedua kalinya. Menelusuri penjuru kelas dengan cepat berharap menemukan sosok yang mungkin bisa dibilang biang dari keributan ini.
Bagaimana bisa membangunkan serigala yang siap menerkam kapan saja? Bagaimana bisa serigala yang mati-matian dihindari kini malah berdiri diambang pintu kelas seakan-akan ingin memangsa mereka bulat-bulat? Dan bagaimana bisa si biang keributan itu malah tidak terlihat dimana pun?
Ah, iya. Mereka lupa. Mantan Ketua Osis kebanggaan kelas 12 IPA-2 itu kan memang tidak masuk sejak 2 hari lalu akibat demam yang diidapnya. Lantas sekarang bagaimana? Tak ada yang berani angkat bicara. Jangankan bicara, mengangkat kepala saja rasanya tak sanggup.
"Heh, seisi kelas bisu semua?"
Pertanyaan itu diikuti seringai yang malah menambah situasi mencekam. Apalagi melihat kedua tangan pembuat onar itu bergetar menahan amarah yang padahal sudah ada di ubun-ubun.
Kalau sudah begini. Dae-Jung, selaku ketua kelas gabisa diem aja. Meskipun seharusnya ia bisa saja langsung menoyor kepala berandal itu, mengingat dia adalah kakak kelas untuk Jungkook yang masih duduk dikelas 11. Tapi ia juga bisa mengingat kalau Jungkook adalah anak pemilik sekolah sekaligus pembuat onar terkejam hingga hampir seluruh siswa SMA di Seoul tahu dan bertekuk lutut sama dia.
Meskipun dia akui ketakutannya udah bisa membuatnya kini cepirit di celana, tapi dia masih merasa punya amanah untuk jadi ketua kelas yang baik.
"Da..dari 3 hari ya..ng la..lu emang dia ga..ma-masuk. De-demam"
Kekehan terdengar dari seorang Jungkook. Walau kekehan tapi ga kedengaran santai sama sekali. Masih ketara pula rahang yang tetap mengeras sampai sebelum dia beranjak dan berkata
"Begitu dia masuk, suruh temuin gue. Kalau ngga, tau akibatnya kan?"
Dan tendangan hingga meja tersungkur menjadi penutup drama di siang hari yang terik itu.
———————
"Sore ini kita bawa pasukan buat nyerang SMA Jamil High"
Kedua temannya yang tengah menyantap odeng itu lantas terkaget mendengar pernyataan mendadak tersebut."Serius? Bukannya kemarin kita baru nyerang? Lagian bukannya badan lo masih sakit ya gara-gara hukuman ayah lo?"
Jungkook menggeleng lalu mengambil alih odeng di tangan J-Hope menyantapnya pelan karena sisi bibirnya terdapat luka yang dapat dibilang masih basah.
"Ga peduli. Gue harus melampiaskan kekesalan gue. Gila tau ga?! Gara-gara si Kim yang bahkan gue gatau orangnya yang mana, gue harus nerima hukuman tolol kayak begini"
Yoongi terkekeh "Baru ditatar dan tanpa fasilitas selama sebulan udah ngeluh aja lo Jeon. Jelas lo gatau dia, lo kan baru pindah tahun ini."
"Tapi gue hargain keberanian si Kim itu. Tanpa mikir apapun bicaranya mengalir selancar jalan tol ngaduin Jungkook ke ayahnya"
J-hope dan Yoongi tergelak sambil main-main memukul pundak Jungkook.
"Kalian tau? Si Kim itu bakalan gue habisin sampai dia nyesel. Gue ga main-main."
Detik itu tawa kedua sahabatnya terhenti. Meneguk ludah sedikit sulit. Karena mereka tahu. Sekali Jeon Jungkook berambisi. Ambisi tersebut akan terus mengerogotinya sampai ambisi itu tercapai.
———————
"Ah Sial! Shh"
Jungkook berdesis menahan sakit. Tangannya kini penuh luka begitupun darah yang mengalir dari pelipisnya.
Dengan tergesa dia menyimpan celurit kedalam tas dan beranjak duduk di sisi sungai untuk membersihkan luka.Sedari tadi ponselnya bergetar menampilkan panggilan dari ayah dan kedua temannya, seperti itu terus bergantian. Dan jika dilihat lebih dekat lagi terdapat berpuluh-puluh notifikasi dari beberapa kekasihnya.
Iya, beberapa.Jika tidak salah menghitung, kini kekasihnya berjumlah 8 orang. Termasuk 1 perempuan, seorang model yang baru saja diresmiin tadi pagi. Kalau kalian berfikir Jungkook cinta dan tidak sanggup melepas mereka sehingga semuanya dipacarin. Kalian salah besar.
Dasarnya, Jungkook itu hanya main-main aja. Paling lama hubungannya berlangsung 2 minggu dan itupun 1 minggunya hilang kontak. Alasannya klise, dia gabisa berkomitmen dan cenderung ingin bebas. Tapi dibalik itu semua, dia hanya tidak mau kesepian dan ingin perhatian yang dia pikir tidak bisa didapatkan dari keluarganya.
"Lo dimana?! Gapapa kan?!" Pekikan Yoongi terdengar dari sebrang sana.
"Di sisi sungai Han. Iya gapapa."
"Baguslah, gue kirain lo mati."
"Gila ya?"
"Hahaha. Tapi kayaknya emang bakalan mati deh kita Kook, terutama lo""Ada apaan emang?"
"Ayah lo, kayaknya dia tahu kita habis nyerang."
"Kok bisa?!" "Semenjak ayah lo tahu kelakuan lo yang sebenarnya, dia nyebarin mata-mata. Dan ya, lo tau lanjutannya kan? Tadi dia habis ngehubungi gue."Dan bertepatan dengan penjelasan Yoongi, notifikasi chat Ayahnya muncul di layar. Membuat mata hitamnya melebar dan jantungnya berdebar tak karuan.
From: Devil Appa
Jeon.Pulang skrng. Pulang. Kalau masih ingin ada Jeon di namamu.
MAMPUS. JUNGKOOK MAMPUS SEKARANG.
KAMU SEDANG MEMBACA
Other Part (KookV) || END
FantasyJeon Jungkook adalah siswa berandal yang hampir ditakuti seluruh siswa Seoul. Hingga keadaan berbalik setelah insiden itu. Tiba-tiba dia menjadi Ketua Osis yang paling disegani dan dihormati. Bertemu dengan Kim Taehyung, berandal yang sangat menyuk...