Vote and Comment
.
.
.
.And baby when you sleep
Do you dream of me?
And when you're awake
Do you think of me?
.
.
.
.
.Tok tok tok
30 kali, dan ditambah 9 ketukan lagi.
"Udah aja?"
Si pucat mengangguk lemah, menurunkan tangannya dari pintu cokelat dengan knop pintu abu-abu, berhenti menyerukan nama seseorang dengan teratur.
"Gausah dipaksa."
Karena lagi dan lagi jawabannya hanya kesunyian.
"Besok-besok kalian tak perlu datang lagi kesini. Cukup anak itu masih ingin makan, rasanya sudah melegakan."
J-hope yang senyumnya bagai mentari kini dilanda badai, ia hanya berkata iya dengan lemah, menyenderkan punggungnya pada dinding putih.
"Biar Om panggilkan supir untuk mengantar kalian sekolah. Tunggu sebentar."
"Kook, kita duluan ya?"
Yoongi tersenyum pahit saat perkataannya masih saja tak digubris dari dalam sana.
Bertanya-tanya tentang apa alasan dari si raven tiba-tiba mengurung dirinya beberapa hari kebelakang ini.
Terakhir kali, Yoongi segera menghampiri Jungkook saat mengetahui keberadaannya melalui via suara.
Dengan keadaan berdarah-darah di sekujur tubuhnya dan Jungkook, ia mengantarkan anak itu pulang.
Namun hari itu ia sadar, saat menemui Jungkook di sisi sungai Han, Jungkook benar-benar terlihat menyedihkan, bahkan ia harus bertanya hingga berpuluh-puluh kali mengapa di perjalanan pulang, lelaki itu terus saja meneteskan air mata.
Pikiran awal, mungkin Jungkook takut dengan hukuman yang akan didapatkan dari Ayahnya, namun salah, setelah mendapat hukuman pun Jungkook tetap tak berubah. Dan menangis—itu bukan Jungkook sekali.
Selain itu, yang membuatnya yakin akan alasan lain, adalah celotehan si Raven yang memanggil nama seseorang berulang-ulang yang entah siapa, berbarengan dengan air matanya yang meleleh pelan.
"Mobilnya sudah siap."
Yoongi dan J-hope menganggut paham, melangkahkan kaki mengikuti asisten rumah tangga yang tersenyum mengarahkan arah turun tangga.
Mungkin seperti kemarin-kemarin, hari ini pintu abu-abu itu tak akan terbuka pula.
"Tungguin gue dong."
Tap
Sepatu hitam dan merah bertali warna-warni langsung saja berhenti pada anak tangga atas.
Menoleh cepat, dan detik itu juga hati mereka seakan dihembuskan angin sejuk. Senyum lebar terukir perlahan.
"Jungkook?!"
Yang dipekikkan namanya, hanya mengangguk sambil tersenyum kikuk, membawa tubuhnya untuk didekap kencang kedua sahabatnya itu.
"Lo ga bunuh diri ternyata!"
"Hush, ya kali?"
"Yoongi khawatir banget tuh sama lo."
"Lo udah bolos sekolah 3 minggu!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Other Part (KookV) || END
FantasyJeon Jungkook adalah siswa berandal yang hampir ditakuti seluruh siswa Seoul. Hingga keadaan berbalik setelah insiden itu. Tiba-tiba dia menjadi Ketua Osis yang paling disegani dan dihormati. Bertemu dengan Kim Taehyung, berandal yang sangat menyuk...