"Demi apa dia ngelus dahi lo?!"
Pekikkan jimin di siang yang tak begitu terik itu berhasil mencuri perhatian beberapa siswa di kantin sekolah. Iya, sambil menyantap makan siang, Taehyung bercerita tentang kejadian tadi pagi yang membuat nafasnya begitu sesak.
"Ga mungkin banget Tae, dia kan benci banget sama lo."
"Iya, gue ngerti kalau lo ga percaya karena gue juga. Tapi lo liat sendiri kan tadi Jungkook sunbae nganterin gue sampai depan kelas?"
Jimin memutar ingatannya pada pelajaran jam ke tiga dimulai tadi pagi. Mengingat bagaimana ketua OSIS itu muncul di ambang pintu kelasnya bersama dengan Taehyung. Membuat guru Fisika yang telah berencana memberi keterangan alpa mengurungkan niat ketika Jungkook memberi penjelasan kalau Taehyung telat karena membantunya di ruang OSIS.
"Dia juga ga ngasih gue hukuman apa-apa, malah beliin gue makanan. Kayaknya dia udah merasakan perasaan tulus gue deh makanya dia jadi baik begitu atau jangan jangan dia udah luluh dan suka juga sama gue?"
"Waduh gimana dong Jim, masa gue ninggalin lo ngejomblo. Bisa-bisa lo karatan sendiri." Goda Taehyung yang membuat mata Jimin melotot tak terima.
"Enak aja! Kebalik tau ga? Lo yang ngejomblo mulu demi nungguin tuh senior kesayangan dari dulu, ga ada kemajuan lagi. Ngehalu mulu tiap jam."
Taehyung mengerucutkan bibirnya kesal. Ingin marah, tapi apa yang dikatakan sahabatnya yang tengah melahap sepotong sosis itu ada benarnya juga. Jujur saja, ia memang suka membayangkan Jungkook setiap saat. Sebelum tidur, berkhayal tentang Jungkook adalah hal yang tak pernah ia lewatkan. Taehyung jadi malu sendiri memikirkannya. Kan bisa malu kalau Jungkook tahu.
"Jungkook!"
Taehyung tergelak, baru saja dipikirkan, seruan atas nama orang kesukaanya melayang masuk ke gendang telinga. Membuat kepalanya menengok lantas tersenyum begitu mengabadikan senior kesukannya tengah berjalan memasuki area tengah kantin bersama dengan seseorang yang ia tahu sebagai sahabat Jungkook yaitu J-hope. Namun senyum itu tak bertahan lama ketika dua orang itu terlihat menghampiri meja yang ditempati perempuan yang Taehyung sebut nenek sihir. Ya siapa lagi kalau bukan Eunha dengan satu temannya lagi bernama Sowon.
Kepalan tangannya terhadap sendok semakin kuat begitu melihat Jungkook tertawa. Entah apa yang mereka bicarakan, tapi itu mampu membuat perempatan timbul di bagian pelipisnya. Dan apa itu? Kenapa si nenek sihir itu terlihat berusaha mendekatkan dirinya kepada Jungkook? Dan apa-apaan wajah sok imut itu? Kemana muka yang biasanya garang dan sombong itu pergi? Wah, Taehyung jadi panas sendiri.
"Tae? lo ga papa kan? Kenapa ga dimakan?" Jimin bertanya bingung ketika melihat wajah orang didepannya berubah menjadi sedikit merah. Lalu ketika mengikuti arah mata Taehyung, ia langsung paham apa penyebabnya.
"Tae, mereka cuma makan bareng. Gausah dipikirin ya?" Kata Jimin mencoba menenangkan.
Taehyung menatap Jimin sebentar berusaha untuk mengendalikan emosi namun atensinya kembali teralihkan begitu melihat Eunha dengan gamblang menggenggam tangan Jungkook. Langsung saja emosinya yang ia tahan–
PRANG!
–meledak.
Suara sendok dibanting keatas piring memenuhi seisi kantin. Membuat seluruh siswa kini menatap kearahnya. Begitupun dengan Jungkook, sedikit terlihat kaget mendapati Taehyung ada disana. Langsung saja seisi kantin berbisik sedikit ribut. Mendapati kini ketua OSIS dan dua orang yang terkenal bersaing mendapat hati ketua OSIS tersebut berada di tempat yang sama. Mereka seakan disuguhin drama didepan mata.
Setelah terjadi keheningan beberapa saat, Sowon tiba-tiba berdiri menarik Eunha dan Jungkook untuk ikut bangkit. Mengarahkan tangan Jungkook untuk menggengam tangan Eunha. Jungkook yang tidak mengerti hanya mengikuti arahan Sowon secara tidak sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Other Part (KookV) || END
FantastikJeon Jungkook adalah siswa berandal yang hampir ditakuti seluruh siswa Seoul. Hingga keadaan berbalik setelah insiden itu. Tiba-tiba dia menjadi Ketua Osis yang paling disegani dan dihormati. Bertemu dengan Kim Taehyung, berandal yang sangat menyuk...