Jungkook rasanya mau menghilang saja. Dia yakin tidak amnesia atau gimanapun itu, tapi kalo ditelaah lebih lanjut kok lebih kelihatan dia yang ngelantur ya disini?
Sejak 30 menit rapat berlangsung dan akhirnya selesai. Yang dia lakuin cuman kicep sambil minum dari gelas plastik yang tersedia. Untung dengan embel-embel ga enak badan, Jungkook bisa menghindar dan alhasil Kim Mingyu selaku Wakil Ketua gantiin dia untuk memimpin rapat.
Bahkan materi apa yang dibahas Jungkook gatau, bisanya cuma masang muka seakan-akan mengerti dan ngangguk-ngangguk kayak member BTS yang lain kalau RM lagi pidato pakai Bahasa inggris.
"Ngapa dah lo? Muka dari tadi blank banget kayak ga ada nyawa"
Jungkook menggeleng pelan. Semuanya terlalu tiba-tiba. Apalagi kini ia jadi Ketua Osis yang disegani. lihat saja sedaritadi semua siswa yang berpapasan dengannya dikoridor selalu membungkuk dan menyapa ramah. Ada pula yang memberi hadiah dengan malu-malu dan memuji betapa bijaksana dan mengayomi dirinya itu. Jungkook jelas merasa sedikit tak nyaman. Segalanya asing.
Walau dahulu dia juga sering dipuji dan digoda, tapi dia sudah terbiasa dengan pujian frontal dengan beberapa siswi yang bergelayut manja di lengannya. Bukan seperti ini.
Padahal beberapa jam yang lalu dia masih jadi anak berandalan yang ceritanya sedang terkena karma dengan luka disekujur tubuh dan Ayahnya yang murka. Dan sekarang? Luka yang sakitnya minta ampun itu sudah benar-benar hilang dan tak bersisa sama sekali. Kemurkaan Ayahnya juga–EH! Jungkook melotot lebar. Dia lupa, ayahnya!
"MAMPUS MAMPUS MAMPUS!!!!"
Kedua temannya berjengit kaget karena pekikan dari Jungkook yang tak main-main kerasnya.
"Ada apaansih?!"
"Ayah gue! Aduh mati nih. J-hope gue minta tolong sama lo, hari ini gue nginep ya dirumah lo? 1 bulan aja deh! Kalau murka ayah gue udah beres gue janji bakalan balik"
"Ayah lo?"
Jungkook mengangguk dengan raut wajah minta dikasihani.
"Bisa mati gue kalau balik! Fasilitas gue aja udah ditarik. Mobil kesayangan gue udah hilang. terus sekarang entah apa yang bakalan terjadi. Mungkin aja kalian berdua gabakalan melihat wajah terlalu tampan gue lagi"
J-hope dan Yoongi menghela nafas, mungkin sedari tadi Jungkook diem itu karena kerasukan ya? Lihat aja tingkahnya makin lama makin aneh.
"Jungkook, ayah lo kan udah ga ada sejak umur lo 4 tahun. Fasilitas? Mobil? Sejak kapan lo punya itu? Mungkin emang tadi pagi lo makan kebanyakan micin. Gue maklumin."
"G..gue ga punya mo..mobil?"
J-hope mengangguk yakin "Mungkin kalau uang tabungan hasil kerja part time lo udah banyak, bisa beli mobil 1. Itupun kalau lo ga nunggak pembayaran kost"
Jungkook terdiam. Bibirnya terkatup. Jadi selain menjadi ketua Osis dia juga jadi anak sederhana yang mesti irit, begitu? Gila saja, ini benar-benar berada di luar nalar. Tapi tunggu dulu, ayahnya... ayahnya sudah tak ada?
Jadi di kehidupan ini, dia tak akan melihat laki-laki paruhbaya mengesalkan itu lagi? Berarti segala ocehan dan kemurkaan ayahnya dapat ia lewati tanpa susah payah kan? ah, ada gunanya juga ternyata. Jungkook cukup senang kalau begini.
Baru saja bersyukur dengan keadaan, tiba-tiba ada saja sesuatu yang menggedor ingin masuk. Salah satu siswa menghampiri mereka dengan nafas terengah, ketara sekali habis berlarian entah dari mana.
"Jungkook! Jungkook!"
"Ada apa?"
"Taehyung! Di Atap!"
"Taehyung?" Jungkook mengernyitkan dahinya.
"Ck, kali ini ngapain lagi tuh bocah?" Yoongi berdecak sinis sambil melangkahkan kakinya menuju atap sekolah yang langsung diikuti J-hope dan Jungkook dengan raut bingung.
Sesaat setelah mereka berpijak pada atap sekolah, mereka disuguhi sesosok laki-laki bersurai cokelat tengah berdiri di atas tembok pembatas. LOH? Dia ingin bunuh diri?!
"Hei, Turun! Ngapain diatas sana?!" Jungkook memekik sambil mengangkat tangannya seakan menyuruh laki-laki itu turun.
"Yoongi, Jhope. Dia siapa? Dia pengen bunuh diri? Ayo cepet kita selametin!"
"Kook... masa lo lupa? Dia Taehyung. Dan gue yakin dia ga pengen bunuh diri. Dia kan yang su-"
"1! 2! 3! Buka spanduknya!"
Jungkook yang tadinya panik tiba-tiba berjengit tak mengerti. Setelah teriakan laki-laki yang katanya bernama Taehyung itu, spanduk yang entah dari mana asalnya terbuka berkibar lebar meski sedikit terkena angin. Dan ketidak mengertian itu menjadi-jadi setelah dia melihat isi dari spanduk tersebut.
Jeon jungkook sunbae, saranghae!
Begitulah tulisannya dengan background foto dia dan mungkin Taehyung yang diedit segala rupa hingga terlihat seakan dia tengah merangkul mesra laki-laki itu.Dia terlalu fokus mencerna isi spanduk tersebut hingga tak menyadari bahwa si surai cokelat kini telah berdiri dihadapannya.
"Sunbae?"
Tolong hitung sudah berapa kali Jungkook dibuat kaget dengan mata melebar seharian ini. Yang pasti dia melakukannya lagi sekarang.
Seseorang didepannya tersenyum, dan Jungkook tidak bisa menyangkal tentang betapa indah pemandangan dihadapannya kini. Apalagi senyum simpul itu dipadukan dengan mata kucing lentik dan pipi berisi sedikit merona.
"Sunbae, sudah menyukaiku belum?"
Dan dia bersumpah ini yang terakhir kalinya dia kaget dengan mata melebar. Tapi sumpahan itu tak terealisasikan begitu tawa kotak itu membuncah dihadapannya.
Umm.. manis sekali.
Hai.. ini ff pertama aku. Maaf banget ya kalau masih jelek dan ga memuaskan.🥺 Tapi aku akan terus berlatih kok!
Mohon dukungannya ya semua🙏🙏🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Other Part (KookV) || END
FantastikJeon Jungkook adalah siswa berandal yang hampir ditakuti seluruh siswa Seoul. Hingga keadaan berbalik setelah insiden itu. Tiba-tiba dia menjadi Ketua Osis yang paling disegani dan dihormati. Bertemu dengan Kim Taehyung, berandal yang sangat menyuk...