Bonus Part (3)

4.5K 406 137
                                    


Vote and Comment
.
.
.
.

I had a dream about you
Last night
And you said your last goodbye
I woke up to wipe my tears
Although i said i'd
Never cry
.
.
.
.
.


Angin pukul 11 malam tidak baik untuk kesehatan, itu yang diketahui si surai cokelat sehingga ia memasangkan sebuah jaket panjang yang ia tenteng untuk sekedar digantungkan pada kedua bahu laki-laki berseragam tipis.

Dengan penerangan seadanya dari senter ponsel, menangkup pipi laki-laki itu yang terasa dingin di permukaan.

Serta merta mengusap pelan menimbulkan kenyamanan. Menghilangkan jejak-jejak air mata yang  mulai mengering.

"Turun?" Ajaknya pelan agar mereka segera beranjak dari atap yang dihembusi angin dingin.

Yang diajak hanya terdiam seakan tak setuju. Mengangkat tangan, membalut telapak tangan lain di pipinya.

"Nanti bisa masuk angin."

Gelengan pelan, menatap Taehyung dengan lamat, senyuman getir terpasang. Kecup pelan telapak tangan laki-laki itu setelahnya ia genggam amat erat.

"Ga mau bangun." Gumamnya kecil.

"Huh?"

"Bahkan di mimpi kamu tetep cantik ya, Tae?"

"Mimpi apa?"

Taehyung mengerutkan alisnya, balas genggaman tak kalah erat. Menghela nafas berat begitu sadar seseorang di hadapannya mengira ini semua hanyalah bagian dari bunga tidur.

"Aku mimpi—mimpi kamu terus setiap malem. Kamu–disini." Jungkook berceloteh parau, menunjuk Taehyung. "Sama aku." Lanjutnya menunjuk diri sendiri.

"Aku disini Sunbae..."

Jungkook menggigit bibir bawahnya, beban-beban kembali bersarang di pundak. Tangan satunya berganti mengelus lembut pipi Taehyung.

"Tapi paginya kamu udah ga ada, aku nyari, kamu kemana?"

"Sunbae sadar ya? Ini aku, Taehyung. Ga kemana-mana."

Jungkook menundukkan kepala sambil terkekeh, baginya perkataan itu hanyalah kalimat hampa yang membuat dirinya lebih mengenaskan.

"Aku harusnya lupain kamu kayak kamu lupain aku kan?" Jemarinya yang bertengger di paras Taehyung terkulai jatuh.

"Sunb-"

"Tapi aku gabisa." Si raven berkata tegas, sedikit meninggikan nada bicara.

"Aku ga mau, Tae..."

Taehyung mengangguk paham, air matanya kini mulai berjatuhan lagi. Ia angkat pelan kepala seseorang dihadapannya. "Lihat aku."

Maka di detik itu mereka saling menatap. Memancarkan kerinduan dari masing-masing netra, mengemudangkan perasaan yang tertahan malang.

"Aku juga gamau, Sunbae."

"Hm?"

"Ini Taehyung. Bukan mimpi, khayalan, atau apapun. Di depan Sunbae sekarang ini aku, Taehyungie."

Ia berujar sungguh-sungguh, menunjukkan cincin pemberian Jungkook yang tersemat di jari manisnya.

"Taehyung?" Jungkook bertanya lemah.

Taehyung menganggut kecil, mendenguskan senyum penuh kelegaan.

"Hai, Sunbae."

.

Other Part (KookV) || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang