SATU

8.8K 327 13
                                    

   Dibawah hujan yang deras seorang perempuan terus berlari tanpa henti. kakinya yang penuh luka karena tidak memakai alas kaki ia abaikan, ia tidak peduli.

"YELENA DUSCHA" sebuah teriakan tidak membuat perempuan yang dipanggil lea tersebut berhenti tapi malah menambah kecepatannya ia tidak tahu harus kemana, bahkan ia tidak tahu ini dimana.

••••

new zealand 2015

"nama saya zia" hanya kata itu yang ia ungkapkan ketika guru disekolah barunya memintanya untuk memperkenalkan diri.

"baiklah zia kau bisa duduk dengan kareen" guru yang diketahui lea bernama mike tersebut mempersilahkan lea duduk.

"hai zia aku kareen, kamu pindahan darimana? aku juga murid pindahan"

"aku tidak bisa memberitahumu"

"kenapa?" lea hanya menggeleng.

"kau kenapa pake masker? kamu gak gerah?"

"aku lagi flu"

"aku boleh minta nomor telepon kamu?" kareen menyodorkan handphonenya pada zia.

"aku tidak punya ponsel"

"serius? kenapa? bagaimana jika aku ingin menghubungimu?" sebuah penghapus mendarat tepat dikepala kareen.
"aduh"

"jika masih ingin mengobrol silahkan keluar dari kelas saya"

"maaf mr. saya tidak akan mengulanginya" lea terkekeh pelan dibalik maskernya.

ding dong

Waktu istirahat telah tiba, semua koridor penuh dengan  murid murid yang ingin mengisi perutnya. Berbeda dengan lea yang masih diam di kelas dengan pandangan kosong, saat ini ia merasa bahagia sekaligus takut. Bahagia akhirnya ia bisa kabur dari dia dan takut ditemukan kembali.

"zi, mau kekantin? setelah makan kita bisa langsung keliling sekolah. kamu belum tahu seberapa besar sekolah ini kadang aku juga masih sering tersesat" perempuan yang ada dihadapan lea benar benar cerewet padahal mereka baru kenal, apalagi kalau sudah akrab.

"kamu duluan aja aku gak laper, lagipula jika aku berkeliling sekolah denganmu kita akan tersesat"

"yasudah kalau begitu kita keliling sekolah saja aku janji tidak akan tersesat" akhirnya kareen berhasil menarik lea keluar kelas. Lea sebenarnya khawatir jika dia berada disekitar sekolah lea.

"kamu kenapa?"

"aku takut" setelah itu lea pergi meninggalkan kareen yang kebingungan.

"takut? sama siapa? mr.jhon? dia belum pernah bertemu dengannya lalu siapa? aku? tidak mungkin. aishh sepertinya dia benar benar takut padaku"

Lea sampai di depan toilet, dia membasuh muka diwastafel. untungnya kareen tidak mengejarnya jadi dia bisa membuka maskernya, ia cukup gerah memakai penutup itu namun rasa takutnya sangat besar.

"zia"  Nama itu adalah nama panggilan dari ibunya dulu, padahal namanya tidak ada nyambung nyambungnya dengan nama lea.
YELENA DUSCHA SONG nama aslinya, ayahnya adalah orang korea marga song pun ia dapatkan dari ayahnya sedangkan ibunya adalah orang itali.

Mungkin dengan mengganti namanya dia tidak akan menemukannya, walaupun sedikit harapannya mengingat dulu juga ia pernah kabur dan berakhir dengan dikurung kembali. namun kali ini lea tidak akan membiarkan dia menemukannya.

Lea kembali kekelas dengan masker yang masih menutupi sebagian wajahnya.

"zi! kamu darimana? aku takut kamu tersesat"

"toilet"

"istirahat masih 10 menit lagi, bagaimana kalau kita berkeliling sebentar, aku janji hanya sebentar" belum sempat menjawab kareen berujar kembali "tidak ada penolakan" kata itu sama seperti yang sering dia ucapkan, zia refleks menutup telinganya sambil berjongkok.

kareen panik "zi! kamu kenapa? kamu sakit?, ayo kita ke uks. ah disini tidak ada orang" setelah beberapa menit lea kembali seperti semula, kareen membawa kepala lea untuk bersandar dipundaknya.

"kamu kenapa? kamu mau cerita, zia?" selama ini itulah yang ia butuh kan, seorang teman.

Dari kecil ia hanya diam didalam kamar, tidak bisa keluar kemanapun, ia hanya bisa melihat awan dari jendela kecil, tidak ada televisi atau mainan bahkan cermin pun tidak ada, hanya ada sebuah tempat tidur king size dan lemari pakaian.

Nanti pasti ia akan cerita apa yang terjadi padanya selama ini, nanti.

"nanti pasti akan kuceritakan tapi tidak sekarang, kamu masih mau mengantarku ke uks?" dengan cepat kareen mengangguk.

••••


13 april 2006 yokohama, Jepang.

"lea ingin pulang"

"kenapa?" tanya seorang lelaki yang berdiri  dipojok ruangan, taada ekspresi apapun diwajahnya.

"kakak jahat, lea benci kakak"

"kamu gak akan pernah bisa kelaur dari sini sampai kapanpun, kalaupun bisa kakak akan mencari kamu dimana pun" lagi lagi ekspresi datar yang ia tunjukan.

lea yang saat itu masih berusia 6 tahun hanya bisa menangis, ia sudah sangat lama berada diruangan ini, sudah 2 tahun lebih ia tidak pernah melihat ramainya jalanan, taman, masih banyak yang sudah lama ia tidak lihat termasuk orang tuanya.

••••

vote

ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang