12 [first meet]

2.5K 157 5
                                    

Air mata Lea kembali menetes deras. Lea tidak mau ada yang terluka lagi karena dirinya. Sudah cukup beberapa orang merenggut nyawa karena dirinya, itu sudah membuat Lea tertekan. Dengan ragu Lea mengagguk.

Lucas menyeringai, ia mengangkat dagu Lea "just wait for the time" setelah itu Lucas pergi dari gudang, meninggalkan Lea yang kebingungan, apa Lucas tidak akan membawanya kembali.

Lea tidak memikirkan apakah Lucas akan membawanya atau tidak, yang lebih ia pikirkan adalah keselamatan Resha. Ia langsung keluar dari gudang dan berlari kekelasnya yang berada di lantai 3.

Mengambil tas lalu keluar dari kelas, tak memedulikan tatapan aneh dari teman yang ada di kelas maupun yang ada diluar, ini karena masih jam istirahat belum jam pulang.

Saat sedang berlari menuruni tangga ia bertemu dengan mrs.jessi dan
mr. Lucas.

"hei, kamu mau kemana? kembali ke kelas sekarang!" tegas mrs. jessi

"saya ada urusan keluarga"

"minta izin dulu dengan guru piket baru kamu bisa pulang! bukan begitu mr. Lucas?" melirik Lucas dengan centil.

Lucas membalas lirikannya 'ekspresi menggoda' ucapnya dalam hati lalu tersenyum kecil tapi pandangannya bukan pada mrs. jessi melainkan pada Lea. Senyum itu hanya palsu, salah satu ekspresi yang ia pelajari selama bertahun tahun.

••••

yokohama, jepang 2002

"ini apa?" ekspresi datar terpampang diwajah tampan Lucas.

"pelajarilah, itu akan membantumu bersosialisasi di luar sana" paman Lucas, arnold memberikannya sebuah kertas bergambar dengan berbagai macam ekspresi didalamnya. Ia ingin Lucas bisa memiliki ekspresi diwajahnya.

"kenapa?"

"orang orang akan takut melihat wajahmu yang datar itu, dengan ini paman harap kamu bisa berekspresi lagi ok?" arnold sedikit mengacak ngacak rambut anak berusia 8 tahun itu.

••••

"ya nanti saya akan kesana"

"yasudah sana" dengan wajah jutek, namun berubah menjadi tersenyum manis "mari mr kita sudah ditunggu"

Lea diam menunggu mereka berdua pergi, setelah itu dia tidak pergi ke ruang piket tapi langsung ke gerbang sekolah dan berlari menuju kantor Resha yang tidak terlalu jauh dari sekolahnya.

Lea takut, saat dijalan banyak yang memerhatikannya, banyak juga yang membicarakannya 'bukannya ini masih jam sekolah?'.

Setelah sampai dia langsung menghampiri resepsionis "apa saya bisa bertemu dengan Resha?"

"maaf tapi semua karyawan hari ini diliburkan karena mulai hari ini kantor akan---"

"baik terima kasih" Lea sedikit membungkukkan badannya.

Lea kembali berlari menuju bus stop dan menunggu bus yang mengarah kerumahnya.

"kak Reshaaa, kakak ada di rumah?" Lea berteriak dari pintu rumah.

"iyaa" Resha datang dari dapur dengan apron yang masih menggantung di lehernya "ohh kenapa udah pulang le?" Lea tidak menjawab dia langsung memeluk Resha dan mulai menangis.

ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang