DUA

4.9K 263 8
                                    

"Lea makan dulu yu, dari pulang sekolah kamu belum makan" resha prihatin dengan keadaan lea. Selama berada disini ia terus melamun, bahkan saat awal lea tinggal disini resha bertanya' kamu datang dari mana?' lea akan tetap diam.

Menatap keluar jendela juga menjadi hobinya. Resha bingung harus membawa lea kemana awalnya, namun akhirnya ia memutuskan untuk merawat lea seperti adiknya sendiri karena usia mereka hanya terpaut 8 tahun.

Resha sendiri adalah seorang janda dan tidak dikaruniai anak, suaminya meninggal saat pernikahan mereka memasuki tahun ke-4, kasus pembunuhan suaminya masih dibuka sampai sekarang, namun resha sudah pasrah, mungkin tidak ada harapan lagi. Resha juga sudah berjanji tidak akan menikah lagi.

Tidak ada sahutan dari lea, resha pun keluar dari kamar dan menyimpan makanannya diatas nakas.

Lea menatap resha yang baru membuka pintu kamar. "terimakasih" setelah itu ia kembali menatap keluar jendela. Resha hanya tersenyum, dia harus membuat lea senyum juga setelah itu baru ia membujuk lea agar menceritakan masalahnya.

••••

Bunyi dentingan sendok dan garpu memenuhi ruang makan, tidak ada satupun yang berbicara. Lea menyudahi sarapannya dan menyimpan piringnya didapur. "kalau aku pergi dari sini dan tidak kembali lagi kesini, jangan cari aku atau mengkhawatirkan aku, aku aman, terima kasih" sambil membawa tasnya, lea mencium tangan resha dan pergi kesekolah, lea tak lupa memakai maskernya.

Setelah lea pergi kesekolah resha semakin ingin tahu ada apa dengan lea, dia dari mana? dan dia ingin kemana?.

Lea menunggu bus yang datang dengan perasaan takut, lea selalu menatap kebawah, dan mulai sekarang ia akan lebih mengurangi interaksi dengan orang orang terutama laki laki.

Bus yang akan mengantar kesekolah lea sudah datang, lea membiarkan siswa siswi lain masuk lebih dulu.

"zia!" panggilan itu membuat lea menoleh. perempuan cerewet ini lagi batin lea.

"bareng dong, yu!" kareen menarik tangan lea untuk masuk bus. bus hampir penuh, jika tau seperti ini lea akan menunggu bus lain saja walaupun resikonya terlambat.

"kareen ini siapa? cantik. murid baru?" ucap salah satu teman sekolahnya, jika dilihat dari seragamnya ini adalah siswa kelas 12.

"dia buka masker?" ucap kareen heboh lalu menoleh kearah lea. ia kira lea membuka maskernya karena alex menyebutnya cantik.

"aku kira buka masker, murid baru kak"

"kenalin boleh?" lea meremas kuat tangan kareen agar langsung duduk saja. kareen yang mengerti pun langsung mengajak lea duduk "engga"

"zi, kamu kenapa? kamu takut, tenang aku mengenalnya dia orang baik, tapi jika dia berbuat aneh aneh kau bilang saja padaku akanku hajar dia" kareen menaik turunkan alisnya.

Bus sudah sampai di pemberhentian terakhir tinggal jalan beberapa langkah lagi maka para siswa sampai disekolah. sepanjang jalan lea terus menggenggam tangan kareen, lea merasa aman bersama kareen.

Tak jauh dari sana ada seorang lelaki yang memerhatikan mereka, bukan mereka tapi memerhatikan lea. Lea juga merasa ada yang mengikutinya namun ia harus berpikir positif bisa saja itu bukan dia.

Setelah lama berada disana alex keluar dari persembunyiannya. "DARR!" lea dan kareen nampak kaget, namun lea menyembunyikan kekagetannya itu dan menunduk kembali.

"apa apaan si kak? gak lucu tau" sambil memukul kakak kelasnya itu. ada persaan tenang dalam diri lea karena mungkin yang tadi memerhatikannya adalah kakak kelasnya ini.

"mau kekelas? ayo biar pangeran antar, silahkan tuan putri yang cantik cantik"

"gak kita gak ke kelas"

"reen ni siapa? kenalin dong" alex berdiri dihadapan lea. "aku alexander panggil aja alex atau pangeran atau terserah kau, namamu?" ujar alex sambil mengulurkan tangannya.
namun lea tidak membalas uluran tangannya.

"zia" singkat padat dan jelas membuat alex malu dan menarik tangannya kembali.

"udah kenal kan? sekarang tolong pergi ok? kita mau lewat"

"aduh aduh yang sopan dong dek kareen, malu sama murid baru" alex terus saja menjahili kareen. lea yang mulai jengah berjalan duluan ke kelas.

"tuhkan aku ditinggalin, bye!"

••••

"zi buka masker kamu ya, aku penasaran sama muka kamu " sambil mengangkat dua tangannya, memohon.

"aku gak bisa" sambil menggeleng.

"kenpa?"

"aku takut"

"kamu masih inget kan kalau kamu butuh temen cerita kamu bisa langsung cerita ke aku, ya walaupun kita baru kenal tapi serius aku cerewet cerewet gini juga bisa jaga rahasia" kareen menghela nafas, ia tahu kareen tidak akan menjawabnya "ok kalo kamu gak mau cerita, aku aja yg nanya, kamu takut sama siapa?"

"dia" tatapan lea lurus kedepan.

"huh" kareen menghela nafasnya lagi, zia orang yang tertutup pikirnya "yauda sekarang kita ke kantin dulu yu, aku laper" kareen menarik tangan lea menuju kantin.

Di depan sekolah alex masih memerhatikan interaksi antara kareen dan lea, senyum kecil terukir di wajah tampannya. ia tertarik dengan lea, ia ingin mengetahui lea lebih dalam dan apa yang disembunyikan oleh perempuan bermasker itu, namun dilain sisi ia merasa tak asing dengan lea.

••••

13 juni 2005 Yokohama,jepang.

"kak, lea pingin pergi ketaman, bolehkan? appa selalu mengajakku ketaman setiap libur hari minggu tapi, semenjak kakak bawa lea kesini lea gak pernah kesana lagi" ujar seorang anak perempuan dengan senyum manisnya. "lea juga pingin ketemu kyle, dia pasti udah nungguin, kita sering main bareng disana" tiba tiba tangan lea dicengkram erat oleh lelaki dihadapannya.

"dia siapa?" dengan ekspresi datar. Lea mulai merintih kesakitan cengkramannya sangat kuat, lea mencoba melepaskan tangannya dari lelaki dihadapannya diiringi dengan isakan tangisnya yang merdu menurut lelaki di depannya.

"kak lepasin... sakit..."

"jawab pertanyaannya lea" lea masih terus menangis, mungkin pergelangan tangannya sudah memerah.

"dia sahabat lea kak" lelaki itu mengeluarkan sesuatu dari kantung celananya dan mendekatkan benda itu ketangan lea

"jangan sebut nama lelaki manapun lea atau kamu akan menerima hukuman"

"arghhhh..." lea berteriak histeris saat sebuah cutter mulai menggores tangan mungilnya.

"mengerti lea?" lea mengangguk cepat ia tidak mau mendapat masalah lagi, luka yang diberikan lelaki itu cukup dalam dan banyak, lea melihat tulisannya sebentar. LUCAS'S MINE.
Dari sana juga ia baru mengetahui nama lelaki didepannya ini.

Lea berjanji tidak akan membuat pria ini marah lagi, walaupun tidak ada ekspresi namun lea paham lelaki itu marah. kemudian lelaki itu keluar dan kembali lagi dengan membawa kotak p3k.

••••

vote

ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang