Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hyunjin udah menyelesaikan semua kerjaan yang bisa dikerjain. Nyapu, ngepel, cuci piring, cuci baju. Sekarang dirinya masih berdiri dengan apple hair yang masih berdiri lucu di rambutnya, berkacak pinggang dengan celemek kotak-kotak biru membalut tubuh depannyaㅡ menelisik apa lagi yang perlu dikerjakan.
"Udah semua.." gumamnya.
Kalau begitu, "waktunya rebahan."
Hyunjin buka celemek yang udah ngebalut tubuh hampir satu jam lamanya. Membuka kunciran kecil di poni dan menyugar rambutnya, kemudian duduk di sofa empuk yang berada di ruang tamu.
"Ih!" Serunya.
"Photocard nya bagus! Ah, casing hp gue ga bening." Gumamnya dengan nada kecewa.
Scrolling terus timeline twitter, tapi ga ada yang menarik perhatian. Akhirnya hyunjin matiin ponselnya dan memilih untuk pejamin mata.
Di bayang-bayangnya entah kenapa malah terpikir akan chan. Ini sudah siang, apa lelaki itu sudah makan?
Hyunjin buka lagi ponselnya, kini udah terpampang di sana kontak dengan nama 'partner bisnis papa' alias chan. Tidak ada romantisnya sama sekali. Ya jangan salahkan hyunjin, awal hyunjin mengenal chan memang begitu
Setelah bergumul dengan pikiran hampir beberapa menit, akhirnya hyunjin coba sapa.
Hitung-hitung berlatih menjadi istri yang baik, kan?
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hyunjin gigit ujung kuku jempolnya terus. Ini kenapa ada acara manggil 'kak' segala? Dari awal hyunjin pertama kali kenal chan, tak sekali pun hyunjin pernah manggil chan dengan sebutan kakak.
"Ah, entah apa yang merasuki gue."
"Kayaknya sibuk banget ya?"
Sesibuk itu kah sampai tidak bisa membalas pesan singkat hyunjin?
.
Chan masih fokus dengan laptop di hadapannya sekarang. Jika tadi dirinya sendiri, sekarang ada orang lain yang berada di ruangannya.