십삼: the truth between us

4.1K 655 275
                                    

Hyunjin memakan chapaguri nya malas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hyunjin memakan chapaguri nya malas. Bandana masih melekat indah di kepala, sementara di bahu kanannya ada sebuah kain yang tersampir karena dia habis beres-beres.

Tatapan matanya kosong ke depan, namun mulut tetap mengunyah. Ada sesuatu yang bikin dia kepikiran sampai saat ini.

Sayangnya jika diibaratkan dengan atom, posisi hyunjin masih berada di kulit terluar.

"Pa,"

Langsung tersambung kepada jinyoung. Telepon mereka masih tersambung disana, cuma menanyakan kabar di rumah atau berbincang kecil perihal hubungan hyunjin.

Sebisa mungkin hyunjin tidak membicarakan tujuannya saat ini, karena-

Rasanya seperti diawasi.

"Pa, nanti aku telpon lagi ya. Ada sesuatu yang mau aku kerjain."

Sambungan yang teramat singkat itu putus begitu saja. Hyunjin menyimpan ponsel nya di meja dan lanjut memakan chapaguri nya dalam diam.

Dentingan sumpit dan sendok menemani sunyinya dapur kala itu. Tapi hyunjin masih diam di tempat.

"cctv, sudut ruangan, atas sebelah kiri, arah jarum jam 10."

Dia bergumam seperti itu masih sambil mengunyah. Baik, hyunjin ga tau apakah dia tengah diawasi atau kah kamera itu hanya merekam kegiatannya saja.

Senyumnya mengembang, "ah, kenyang!" Serunya puas. Turun dari kursi nya dan meletakkan mangkok di tempat cuci piring.

Dia mengambil pisau buah untuk memotong apel. Masih memotong hingga bagian terkecil,

PRANG!

Kamera itu jatuh ke bawah karena pisau lemparan hyunjin. Perlahan hyunjin mendekat, ngeliat apakah kamera itu masih berfungsi.

Ga cukup sekali, kini hyunjin menginjak kamera yang sangat kecil itu menggunakan kakinya, "bangsat."

"Siapa yang masang kamera ginian di rumah." Gumamnya.

Setelah mendapat satu kamera dan mengambil kartu memorinya, hyunjin menjadi curiga akan kah ada kamera lain atau alat penyadap.

.

"Aku kangen sama kamu,"

"Dan aku tidak."

Saerom menghembuskan napasnya kesal. Dia sudah rela-rela menginjakkan kaki di hadapan chan dan chan sendiri malah tidak ingin bertemu wajahnya.

Demi chan, saerom rela membeli dress off shoulder keluaran desainer ternama, limited edition. Berhias secantik mungkin agar matanya hanya berpusat pada saerom.

Tapi apa? Chan masih sibuk dengan laptopnya dan mengabaikan saerom yang mencibik di hadapannya.

"Kalau tidak ada yang diperlukan, silahkan keluar, sae."

All About You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang