이십 : dividing wall

3.6K 590 238
                                    

"Bangun!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bangun!"

Sudah berapa kali hyunjin ngelayangin tonjokan di pipi chan namun pria itu tak kunjung bangun. Sampai-sampai hyunjin naik ke atas tubuh itu untuk menepuk-menepuk pipinya.

Gimana hyunjin ga panik, chan mengigau seperti sesak napas, namun seberapa kuat usaha hyunjin untuk bangunin chan, pria itu tak kunjung bangun.

"Bangun bangsat! Jangan bikin gue emosi!"

Bugh!

"Ahk-"

Sialan. Chan membuka matanya berusaha menyesuaikan cahaya. Pipinya sembab dan dadanya terasa sesak. Setelah penglihatan jelas, ada hyunjin yang natap dirinya dengan mata berkaca-kaca.

"Lo kenapa sih, bikin gue panik tau ga?!"

Plak!

Pipinya perih lagi karena di tampar oleh yang muda. "Ssh, kenapa ditampar?" Gumamnya lemah. Chan menoleh kesana kemari, dia masih dikamar dengan hyunjin.

"Kok kamu nangis?"

"Pikir sendiri ya goblok! Gausah nanya!"

Setelahnya hyunjin berpindah dari atas chan, nutup dirinya sendiri dibawah selimut. Sementara yang barusan jadi target bogeman hyunjin masih meringis berusaha untuk duduk sambil ngusap pipi.

Pukulannya kuat banget, "hyunjin,"

"Rahangku sakit."

Namun melihat tidak ada respon dari hyunjin, chan jadi penasaran apa yang dilakukan si manis di bawah selimut.

Chan mendekat, menggoyang kecil tubuh hyunjin agar mau membuka selimut.

"Maaf, baby. Jangan nangis."

Kalimat itu diulang terus menerus sampai akhirnya hyunjin luluh dan membuka selimut yang bungkus dirinya. Matanya sudah memerah begitu juga pipinya. Keliatan banget habis nangis.

"Kamu bikin aku takut,"

"Maaf," chan menarik hyunjin ke dalam pelukan, "aku mimpi buruk."

"Aku cuma- hmph!"

Hyunjin melepas kasar pelukan chan yang dibalas pandangan aneh. Mual? Batinnya. Hyunjin habis makan apa? Setaunya, mereka belum sarapan apa-apa pagi ini.

Mendengar hyunjin yang terus muntah-muntah di kamar mandi bikin chan khawatir. Kakinya melangkah menuju kamar mandi kemudian mengetuk pintu ber-cat putih itu.

"Hyunjin, kamu sakit?"

"Hyunjin?" Ketuknya lagi. Tak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka. Hyunjin keliatan sangat pucat disana sebelum mendaratkan kepalanya di bahu lebar si pirang.

Senyum chan mengembang, sepertinya hyunjin tidak enak badan. "Sarapan dulu ya?"

"Iya," angguk hyunjin lemas. Sangking pusingnya, chan harus menggendongnya hingga ke dapur. Ah, sebenarnya itu hanya akal-akalan chan saja. Buktinya sepanjang jalan dia tidak berhenti kecup-kecup pipi gembil hyunjin yang bikin empunya terkekeh geli.

All About You ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang