Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi itu rasanya ga dingin, tapi ga hangat juga.
Mungkin karena sebagian badannya ga ketutup selimut, sementara sebagian lagi ketutup selimut. Ditambah lagi cahaya matahari yang masuk, bikin silau mata.
Punggung hyunjin rasanya pegal-pegal, begitu juga dengan pinggang sama paha. Samar-samar inget apa yang udah dia lakuin sampai bikin badan sendiri rasanya mau lepas.
"Ah, iya." Gumamnya masih nutup mata. Yang rambut gelap mutar tubuhnya, sayup-sayup ngedengar deru napas dan udara hangat yang nyapa wajahnya.
Mata perlahan kebuka. Ada chan dengan rambut pirangnyaㅡ masih tidur dengan bibir yang sedikit terbuka.
Entah kenapa rambut baru itu yang terus dibahas di otaknya. Seperti gaada pembahasan lain. Padahal rambut orang yang diwarnai, otaknya dibikin pusing, yang capek hatinya.
Terlalu tampan.
Rasanya bak di adegan-adegan drama, pelan-pelan jemarinya terangkat untuk sentuh pelan pipi pucat di depannya.
"Baru tau kalau lo seganteng ini kalau dari deket," kekehannya keluar, "lo ga oplas kan?"
Hyunjin tertawa dalam hati. Hidupnya aja udah drama, ga usah mendramatisir dengan adegan-adegan yang biasa dia lihat film-film. Lagian chan pasti bukal tipikal orang yang bakal hamburin duit demi ubah penampilan, karena dengan begini aja dia udah banyak memikat hati orang.
Tapi tidak termasuk hyunjin. Tidak sama sekali dia terpikat walau dengan jarak sedekat ini.
Dehem pelan, "kayaknya gue harus turun masak sarapan,"
"-tapi ini orang betah banget meluk badan gue."
Marah-marah sama orang yang lagi tidur itu buang waktu. Apalagi kalau tidurnya hampir sama kayak mayat, denger aja engga.
Tubuh keduanya menempel sempurna, tanpa satu helai benang pun memberi batasan. Cuma selimut lembut berwarna abu-abu yang lindungin tubuh mereka.
Tapiㅡ pipi hyunjin memerah tanpa alasan. Toh, mereka sudah berhubungan, sudah lihat bagian masing-masing, tetap saja wajah hyunjin rasanya panas.
"Aaaaah, gimana ini-"
"Sae,"
"Eung?" Ada sesuatu yang berbisik tak jauh dari telinganya. Pandangan hyunjin mengedar, mencari sumber suara tersebut. Sebelum lagi-lagi mendengar seseorang seperti berbisik.
"Saerom-"
"Hah?"
Pandangan hyunjin membeku ke chan yang masih terpejam. Dengan tangan yang merengkuh erat pinggangnya tapi malah manggil nama orang lain?
"Cih, jinjja-" sungut hyunjin sebal. Omongannya seperti ibu-ibu konglomerat yang jijik terhadap pacar anaknya di drama-drama.