Part #7

114 41 69
                                    

"Ehhh kalian lihat Beta gak hari ini?" Tanya Cinta pada satu kelas.

"Gak tuh," jawab Olivia teman sekelasnya.

"Khawatir yaaaa..." Sahut Fena yang menyukai Beta.

"Gak seru kalau Beta gak masuk,"

"Padahal hari ini sangat istimewa sekali,"

"Iya sedih nih," Cinta merasa sedih.

Hari ini Beta memang sengaja pergi sekolah agak terlambat. Ia benar-benar sakit, semalam habis kehujanan. Tapi tetap berangkat sekolah. Padahal nyonya Andreani marah besar dan ia berkata jika Beta jangan masuk dulu, istirahat sebentar. Tapi, tak digubris oleh Beta. Apalagi sekarang ia sudah kelas 3. Banyak pelajaran yang harus diikuti.

Hari ini disekolahnya akan mengadakan pesta besar. Pesta itu benar-benar meriah. Merayakan ulang tahun sekolahnya. Dirayakan berbagai sponsor. Banyak lomba dan kontes lainnnya. Sekolah lain boleh mengikuti lomba tersebut. Dari berbagai teman Beta banyak yang mengikuti. Seperti nyannyi di depan, menari, musikalisasi puisi, drama dan lainya.

"Drt...drt...drt..."

Handphone nya bergetar ia melihat sekilas ada 10 panggilan tak terjawab dan 5 pesan masuk. Karena tadi malam ia tak bermain handphone, langsung tidur dan mematikannya.

"Banyak banget," ia terkejut, mengangkat kedua alis, karena banyak nomor yang menghubungi. 5 pesan segera ia baca dalam hati. Semua pesan dari Cinta teman baiknya.

"Ta, dimana? Aku khawatir."

"Buruan masuk kelas, sudah ditunggu guru."

"Keyboard mu di makan apa sih, bales aja susah."

"Ta, jangan lupa belikan es krim pokoknya. Titik gak pake koma. Sekarang juga."

"Rasa coklat aja, satu."

Setelah membaca pesan, Beta merasa jika pesan itu aneh menurutnya. Tak peduli dengan Cinta. Ia pergi ke kantin membeli air. Karena menurutnya air bisa jadi pengganti obat saat sakit.

Setelah membeli minum Beta segera masuk kelas.

"Assalamualaikum."

Dengan menggunakan jaket berwarna hitam bercampur dengan moca terlihat tampan dan keren. Jaket itu pemberian papanya saat umur 14 tahun, dua tahun yang lalu tepatnya. Ketika Beta berjalan ke arah bangku, seisi ruangan berubah menjadi hening. Beta tak suka dengan jaket hingga semua merasa heran melihatnya sekarang dengan jaket tebal ditubuhnya.

"Waalaikumusalam, silakan duduk,"

guru yang mengajar di kelas memang tidak memarahi dan sengaja tidak menghukumnya. Karena tadi pagi, nyonnya Andreani sudah menelpon semua guru yang ada di sekolah tanpa terkecuali. Karena mamanya sangat khawatir.

"Iya bu, terima kasih."

Beta duduk dan minum air itu. Temannya yang tak menyukai Beta merasa jengkel kenapa Beta terlambat tidak dihukum. Padahal ia terlambat 1 jam lamanya.

"Heran ya sama tuh anak, sudah tau terlambat gak tau malu. Dan gak dihukum lagi,"

"Iya tuh,"

Hingga suara mereka kedengaran di telinga Beta.

"Cuma guru dan semesta yang tau," benak Beta.

Dibelakang Beta ada cewek yang merasa lega ketika melihat Beta masuk kelas, dia adalah Cinta. Bibirnya terangkat ke atas, senyum yang merekah.
Kelas 12 memang selalu aktif meskipun kelas yang lain pelajaran kosong. Entah kenapa Beta merasa pusing sekali. Suhu tubuhnya semakin panas. Ia terlihat tidak baik-baik saja. Matanya merah sekali, bibirnya pucat. Tapi ia pintar menyembunyikan hal tersebut.

BetadineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang