#Part 22

27 7 59
                                    

Sejatinya sakit yang timbul berkeping-keping akan mendewasakan manusia secara perlahan. 💐

Obsesi seseorang akan ada setelah mengalami beragam rasa atau masalah. Yang tak bisa dijelaskan secara keras hanya ada dibagian isi kepala. Beta memang mempunyai obsesi yang baik meskipun hatinya hancur. Dia masih yakin jika pertemuannya dengan Kenza mungkin akan disatukan entah kapan masih dirahasiakan.

Beta membiarkan dia berlari mencari penggantinya. Suatu saat jika dia telah lelah, maka akan terbenam lagi di pelukannya. Tidak ada yang rugi dalam sebuah menanti, yang akhirnya akan dijadikan sebagai tujuan utama. Cinta harus direlakan meski baku hantam kepahitan.

Sebuah rasa tanpa jeda selalu masuk dalam tubuh manusia. Sama halnya Cinta Naurin Permata dia tetap meninggalkan jejak cinta meski sering luka berdarah-darah, jatuh bangun hingga tubuhnya terseret-seret. Cinta akan terus menaklukan hati Beta entah bagaimanapun caranya.

Jika ditanya apakah berat menaklukan hati seorang yang keras seperti batu? Tentu jawabannya 'iya' dia harus melawan dirinya sendiri agar tidak menguasai rasa ego. Tetap berpacu pada rasa yang abadi, meski tanah telah retak, pohon telah tumbang, dunia tak lagi ada, setidaknya rasa terus meramu menjadi butiran cinta. Tanpa berkoar saat ini Beta sudah berada di genggaman tangannya. Usahanya memang berjalan lurus tanpa ada keganasan.

"Cinta,"

"Iya Ta?" Masih sibuk menaburkan bunga di atas pemakaman seseorang.

"Terima kasih," menyentuh pelan rambut Cinta.

"Untuk apa?"

"Sudah mau menemani berkujung di pemakaman adik ku,"

"Sudah kewajiban seorang teman baik, bukan begitu?"

Cinta merasakan tangan Beta yang sudah menggenggam sangat erat. Mereka saling diam dan masih memandangi batu nisan yang bertulis nama Bintang Daralita Joseph Binti Ahmad Joseph. Sebenarnya Cinta sangat rindu dengan cowok yang disampingnya, semenjak kejadian kemarin, Cinta sudah empat hari berpura-pura tidak mengenalnya.

Cinta senang akhirnya bisa berhadapan lagi dengan Beta. Setidaknya bisa mengurangi rasa rindunya. Detik berikutnya Beta memandangi wajah cewek di sampingnya. Cinta perlu mengumpulkan niat untuk memandangi Beta. Dia sangat takut jika pertemuannya ini akan berakhir seperti kemarin. Cinta hanya bisa memejamkan mata.

"Kamu tahu gak, apa yang indah di pemakaman ini?" Tanya Beta.

"Bunganya,"

"Salah,"

"Lalu apa?"

"Karena ada kamu disini, semua jauh lebih indah," tangannya terangkat mengelus pipi Cinta.

Hati Cinta mencelos, bahkan mengerutkan keningnya berpura-pura tidak paham dengan perkataan Beta. Tapi, sejujurnya jantung Cinta berirama tak karuan. Bahkan tanpa disadari napasnya berderu sangat cepat. Cinta salah tingkah dengan perkataan Beta. Cinta merasakan sekujur tubuhnya panas dingin karena Beta sudah memeluknya.

Bibir Cinta terangkat ke atas, senyum tipis melihat perlakuan Beta yang sangat manis. Detakkan jantungnya beralih sangat cepat. Cinta juga membalas pelukannya.

"Maaf ya soal kemarin," lirih Beta, melepaskan pelukannya.

"Tidak apa-apa kok,"

"Bentar,"

"Mau kemana?"

Beta pergi menuju mobil mencari sesuatu. Hanya butuh waktu sekitar sepuluh menit sudah kembali lagi di samping Cinta. Dia menepuk pelan bahu Cinta yang sudah menunggunya dari tadi. Cinta langsung diam dan bengong melihat Beta sudah banyak keringat diwajahnya.

BetadineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang