8

736 83 17
                                    

🌟!

.
.
.

Sudah seminggu berlalu semenjak kejadian Ryujin dan Soobin yang menangis bersama.

Hari ini Ryujin izin sekolah karna dia ingin bertemu dengan sang ayah. Sedangkan Soobin kini duduk di kursinya, menopang dagunya sambil melihat ke arah jendela.

Kelas di lantai tiga itu membuatnya leluasa untuk menatap halaman sekolah yang luas. Pagi ini dia merasa tenang, tidak ada yang membully nya, tidak ada yang menyiksa nya, padahal Ryujin tidak ada di sampingnya.

Cukup aneh tapi dia tidak ambil pusing. Mungkinkah mereka mendapatkan ancaman dari sang adik yang memang sedikit berwatak tomboy? Atau mungkin tuhan memberikan hidayah padanya.

Soobin tidak ingin ambil pusing.

Brak!

Sekotak susu mendarat tepat diatas meja nya. Soobin melirik dan menatap siapa pelaku pemberi susuk kotak itu.

Jeno

Batin Soobin lelah.

"Hari ini tampaknya kau senang sekali Soobin. Tidak ada yang membully mu? Jangan bermimpi", Jeno duduk di bangku dekat bangku Soobin. Kemudian menopangkan kaki kanan nya di meja Soobin.

"Dimana bodyguard mu? Kudengar dia adikmu. Tidak kusangka anak secantik Ryujin mempunyai kakak yang cacat seperti mu"

Soobin menunduk. Hatinya terasa sakit. Perasaan bahagia sesaat tadi telah musnah. Tuhan memang belum adil padanya, batinya memberontak.

Jeno menginjak susu kotak yang dia lempar tadi. Sekuat tenaga hingga susu coklat itu keluar berceceran. Menetes dari atas meja.

Jeno menampakan smirk nya ketika melihat Soobin yang seakan akan menjadi anak kucing dihadapanya.

Srak!

Jeno menendang bungkus susu kotak itu ke arah Soobin. Mengenai baju seragam nya yang kini lusuh dengan bercak coklat.

Jeno tertawa keras. Turun dari kursinya dan menjambak rambut Soobin hingga kepala Soobin mendongak keatas.

"Kuharap setelah ini kau sadar diri dan kembali ke sekolah khusus untukmu", kekeh Jeno.

"Kau tau? Aku sangat muak melihat parasit di sekolah ku yang indah ini, Bitch!", Jeno mendorong kepala Soobin hingga hampir menabrak meja nya sendiri. Tertawa menatap Soobin yang tetap diam ditempatnya.

"Ayo pergi", ujar Jeno sambil sedikit menendang bangku milik Soobin dan pergi dengan para teman nya yang tertawa melihat Soobin

.
.
.

Bel pelajaran pertama telah berdering. Suara ribuan kaki yang tengah berlari menimbulkan musik yang indah pagi ini.

Soobin bergeming di tempat nya. Menatap miris baju lusuh nya. Dia ingin menangis pagi ini tapi dia tahan. Soobin tidak ingin teman-temannya membully nya lagi.

Hening. Suara hak tinggi memenuhi ruangan kelas. Guru cantik bertubuh tinggi itu berjalan dengan anggun. Tumpukan buku yang dia gendong, serta kemeja putih yang melekat sempurna di tubuhnya. Adalah sosok yang indah pagi ini.

Stop. Pandangan indah itu terhenti. Dengan sosok tinggi berambut hitam panjang yang mengikutinya di belakang.

Hyuna, guru cantik itu. Meletakan buku nya di meja nya dan menatap anak - anak muridnya.

"Selamat pagi Mis Hyuna"

"Pagi", jawabnya singkat. Bibir nya yang tersapu dengan gincu merah pekat itu tersenyum.

"Kamu. Perkenalkan diri kamu", Hyuna duduk dan menatap sosok siswi yang mengekorinya dari belakang.

"Hai.. aku Lia murid pindahan dari Canada. Salam kenal", Lia tersenyum menampakan puppy eyes nya.

"Oke Lia. Silahkan duduk dibelakang dengan Soobin. Biar saja Ryujin besok duduk dengan Taehyun yang juga tidak masuk"

"Baik mis", Lia berjalan ke tempat duduknya dan tersenyum tipis pada Soobin yang akan menjadi teman sebangku nya.

"Hai salam kenal", Lia duduk di kursi nya dan tersenyum pada Soobin sekali lagi. Soobin ikut tersenyum.

Mata Lia menangkap bercak - bercak coklat di seragam Soobin. Alisnya menyatu dengan otak nya yang menyimpulkan bahwa teman sebangkunya adalah badboy di kelas ini. Kemudian Lia menatap wajah Soobin dan menepis pikiran itu. Wajah Soobin tidak cocok dengan aura badboy begitu.

Tangan Lia terangkat ingin menyentuh bercak coklat yang berada di dada bidang Soobin. Namun terhenti, Soobin menghalangi tangan Lia. Mata mereka bertemu dan saling menatap satu sama lain.

"Bajumu..", gumam Lia.

Soobin melepas tautan tatapan mereka dan menggeleng kecil. Kembali menatap pada Hyuna yang sedang mengajar didepan.

"Hei kenapa bajumu kotor?", Lia menaruh kepalanya di meja sambil menatap Soobin.

Soobin menoleh dan tersenyum. Dengan kepala yang menggeleng kecil.

"Siapa namamu? Aku hanya tau dari mis Hyuna. Coba kau katakan sendiri namamu. Aku ingin mendengarnya", Lia masih pada di posisi nya dan menatap Soobin.

Lagi -lagi Soobin hanya tersenyum sambil menatap Lia sesaat. Kemudian kembali lagi menatap Hyuna.

Brak!

Lia menggebrak meja sambil berdiri. Membuat seluruh siswa serta Hyuna yang mengajar terdiam dan menatap pada mereka berdua.

"Lia harap tenang atau kau keluar dari kelas ku", tegur Hyuna.

Lia menoleh dengan tatapan seram pada Hyuna.

"Dia ini tidak punya moral sama sekali. Saat kutanya tetap diam seolah dia ini bisu mis!", teriak Lia sambil menunjuk Soobin.

"Aku benci ini!", teriak nya.

.
.
.

Kalo ada typo ketawain aja ya. Abis bngun tidur nih.

Voice (Soolia/liabin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang