9

586 81 13
                                    

🌟!

.
.
.

Lia duduk sambil melipat tangannya di dada. Matanya mengerling ke kanan dan kiri dengan tidak suka sama sekali.

"Julia", gumam kepala sekolah.

"Apa", Lia membalas tatapan kepala sekolah dengan tajam.

Kepala sekolah menghela napas nya. Sangat pelan karna dia tidak mau Lia semakin menjadi -  jadi disini. Nickhun sebagai kepala sekolah hanya mengumpat dalam hati. Gadis ini terlalu angkuh karna jabatan orang tuanya yang begitu tinggi di  sekolah ini.

"Lia, jaga sikapmu", Nickhun mengambil napas panjang untuk menyiapkan diri dengan keadaan yang akan terjadi.

"Mengap sikapmu sama sekali tidak mencerminkan jika kamu dari keluarga yang terpandang dan berpendidikan", ujar  Nickhun dengan sangat santai.

Brak!

"Pak!", Lia berdiri sambil menggebrak meja  dengan keras. Menatap Nickhun dengan kesal.

"Menurut bapak gimana kalo kita bertanya pada orang trus orang itu diem aja! Gimana prasaan bapak! Jawab pak!", sekali lagi Lia menggebrak meja. Kali ini hanya dengan tangan kanannya.

Nickhun memalingkan wajah. Mengurut dahinya dengan sangat sabar.

Tok tok tok

Nickhun menoleh pada pintu yang kini terbuka dan menampakan Soobin masuk kedalam. Lia memutar bola matanya malas ketika Nickhun menyuruhnya duduk dengan isyarat matanya yang memandang ke arah kursi.

Lia semakin kesal dan menghembuskan napas kasar saat Soobin duduk dengan sempurna di kursi samping nya. Sedangkan Soobin menundukan kepala nya sembari memainkan jari tangannya.

Nickhun berdehem untuk menghancurkan suasana dingin ini.

"Lia, perkenalkan ini Soobin. Dia ini... tunawicara"

.
.
.

Balik ke asal tujuan book ini ditulis ya sayang. Just 200 words saja 😊

Thanks yang sudah menunggu ceritaku. Maaf sempat ada kendala untuk semua ceritaku. Love you so much!

Vote yang sadar aja 😊

Voice (Soolia/liabin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang