🌟!
.
.
.Puluhan pasang mata menatap tengah - tengah lantai koridor yang kini dilewati oleh sepasang remaja. Daya tarik yang mereka timbulkan saat ini memang luar biasa bagi siapapun yang melihatnya.
Apalagi pemandangan rambut hitam panjang yang terurai bebas layaknya selendang hitam, bergoyang kekanan dan kekiri mengikuti angin. Kilauan hitamnya terpantul oleh sinar mentari pagi.
"Apa aku tidak salah liat? Si bisu itu?", bisik para siswa sesekali melirik ke tengah koridor.
Sementara gadis pemilik rambut panjang itu berjalan berdampingan dengan Soobin. Menunduk melihat sepatunya yang silih berganti karna melangkah. Tangan panjangnya saling menggenggam di belakang.
"Soobinaa~ maafkan aku", ujarnya lirih sambil terus menunduk.
Soobin menoleh pada Lia. Menatap separuh wajah gadis itu yang masih setia menunduk. Pelan - pelan kepalanya mengangguk guna mengiyakan ucapan Lia.
Lia menghela napas. "Maafkan aku. Kau dengar?"
Soobin lagi - lagi mengangguk dengan sangat keras kali ini. Lalu menoleh pada gadis disampingnya yang ternyata masih setia menunduk sambil berjalan.
Lia melangkahkan kakinya dengan cepat. Emosinya tersulut lagi karna Soobin.
"Soobin! Kubilang maafkan aku! Apa kau tidak-"
Ucapanya terpotong. Pada Soobin yang menarik tangan Lia dengan kasar hingga kini jarak wajah mereka berdekatan. Saling menatap dengan detak jantung masing - masing. Dalam hati, Soobin mengutuk sikapnya.
Soobin tersenyum menampakan gigi rapihnya. Lalu mengacungkan jempol tepat diwajahnya sambil terus menatap Lia.
Iya aku memaafkanmu. Bukankah kita sekarang teman?
Mata lebar Lia terpaku.
Hembusan angin kencang dirasakan Soobin. Sedikit terkejut dengan apa yang terjadi barusan. Didepannya, rambut hitam itu bergoyang kekanan kiri. Dengan pemiliknya yang berlari kencang.
Lia. Kenapa?
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Voice (Soolia/liabin)
FanfictionTeruntuk Choi Soobin, remaja tunawicara dengan segudang kejutan yang membuat ku jatuh cinta. Dari Choi Lia, gadis yang membenci kecacatan.