11

425 52 4
                                    

🌟!

.
.
.

Derap langkah kaki begitu keras terdengar. Mengetuk rumah besar berlantai marmer yang mengkilap, bukti jika berkali - kali di pel. Sepatu bot berwarna hitam yang sedang menjadi trend di kalangan wanita akhir - akhir ini, menjadi tersangka atas suara keras ini.

"Saya kan sudah bilang batalin perkerjaan kamu di Perancis. Temani saya, saya ini suami kamu!"

Suara itu menggelegar hingga di lantai bawah. Rumah ini begitu besar tapi suara itu menyebar di seluruh ruangan. Terlihat sekali amarah yang begitu kental hari ini.

"Nona anda pulang?"

Gadis pemilik bot itu menoleh. Pada asisten rumah nya yang tersenyum hangat padanya. Siapapun yang melihat senyumannya pasti akan ikut tersenyum juga. Begitulah yang ia rasakan. Tersenyum pada asistennya.

"Mama ada dirumah?"

Asisten setengah baya itu mengangguk samar. Bersamaan dengan senyumnya yang perlahan luntur. Dia tidak tau harus merespon dengan ekspresi apa. Cukup tau dengan keadaan keluarga majikannya.

"Lia keatas aja ya? Kangen mama"

Lia segera menaiki tangga rumahnya. Meninggalkan asisten nya yang masih berada dibawah menatap kepergiannya. Dalam hati astisten nya , dia berdoa untuk kebaikan keluarga ini.

Lia berjalan dengan santai seperti tidak ada apa - apa. Mengabaikan suara yang begitu keras sekarang. Tapi kakinya terhenti didepan pintu kamar orang tuanya.

"SAYA TIDAK MAU TAU LAGI SOAL LIA. ADA KAMU SEBAGAI AYAHNYA KENAPA SAYA HARUS HADIR SEBAGAI WALI LIA DI SEKOLAH? PERANCIS MENUNGGU SAYA!"

.
.
.

vote ~

Voice (Soolia/liabin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang