Baik gue dan Lucas memulai perang dingin--yang sebenernya sih udah dimulai dari kemarin.
Setelah kita berdua pulang, gue nggak ragu buat langsung ke kamar gue dan istirahat. Dianya juga bodo amat sih.
Yap, sampai sekarang dia masih nyuekin gue. Gue pun juga nggak berniat buat ngeliat atau kepo sama dia, sih. Jadi, yaaa... gitu deh.
Keesokan harinya gue bangun dan matiin alarm. Setelah itu gue mulai cuci muka, mandi, dan siap-siap mau ke kampus.
Selama gue jalan dari kamar gue ke dapur, belum ada Lucas sih. Baguslah. Gue jadi nggak perlu ngeliat muka dia dulu.
Dan statement gue tadi cuma berjalan selama dua detik, ketika gue melihat Lucas yang turun dari kamarnya. Kayaknya dia udah siap mau pergi ke mana gitu.
Dia cuma ke dapur buat ambil gelas, ngisi air di dispenser, terus minum. Gue yang lagi ngegigit pancakes buatan gue tadi cuma diem aja sambil main hape.
Dan setelah itu dia ngeraih kunci mobil di laci kecil di ruang tamu, dan pergi keluar rumah.
Gue bisa mendengar suara deruan mobil yang menyala dan seiring menjauh dari rumahnya. Dia palingan mau have fun sama temennya, atau jalan bareng pacarnya--gue nggak tau sih, Lucas udah punya pacar atau enggak, nggak tau deh. Gue biarin aja. Terserah dia. Gue nggak mau mikirin dia dulu.
TAPI YA GIMANA YA, GABISA JUGA.
Selama gue berada di perjalanan dan sebelum memulai kelas, otak gue rasanya nggak mau diajak kerjasama. Gue penasaran banget sama Lucas yang tadi pergi nggak tau kemana.
Hari ini Josh nggak masuk, katanya ibunya sakit, jadi gue sendirian aja hari ini. Gue masih mencatat, sementara telinga gue mendengarkan penjelasan dosen di depan.
Tangan gue bergerak cepat di binder gue, tanpa sengaja menyenggol tempat pensil gue, mengakibatkan benda berwarna dominan abu-abu itu jatuh ke samping.
"Aduh," gue berdecak dan berniat membungkuk, ketika tiba-tiba sebuah tangan mengangkat tempat pensil gue. Gue mendongak, mengambil tempat pensil gue dan menatap siapa yang udah berbaik hati ngambilin barang gue.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gue melotot pas ngeliat siapa di samping gue. Cowok yang kemaren di kantin, di toko roti, sama di taman kampus, kan? Yang gue lupa-lupa inget siapa?
Dia cuma ngadep ke depan, ngeliatin ke arah dosen. Gue cuma berdehem,
"Oh, thanks."
Dia ngeliat ke arah gue. Gue nggak bisa lepas dari tatapan tajam dia.