Aviva kini berada di tempat tinggal Evelin. Ia tengah duduk dengan diam di ruang tengah dan menunggu Evelin yang sedang mandi.
Hari ini adalah hari pernikahan adik Abimanyu yaitu Asenka. Seperti yang Evelin katakan tempo hari bahwa ia yang akan merias Aviva.
Setelah menunggu selama lima belas menit, Evelin keluar dari kamar dengan tampilan lebih segar dan cerah.
“Aku mandinya lama ya?”
Aviva tersenyum kecil. “Tidak juga.”
“Oke. Aku sudah siap mendandanimu,” ucap Evelin. “Ayo sini masuk.” Evelin mengajak Aviva untuk masuk ke dalam kamarnya.
Aviva lalu beranjak yang tadinya duduk di sofa ruang tengah masuk ke dalam kamar Evelin.
Aviva memerhatikan kamar Evelin yang didominasi warna hijau, terlihat menyegarkan dan terasa sejuk.
“Duduk di sana ya?” Evelin menunjuk bangku di depan meja riasnya.
Aviva mengangguk pelan lalu melangkahkan kakinya menuju meja rias itu dan duduk di sana.
Evelin mengeluarkan semua peralatan meriasnya yang berada di dalam lemari lalu menaruhnya di atas meja rias dan menatanya. Aviva menatap semua merek riasan yang berada di atas meja itu dengan kagum. Hampir semuanya barang mahal dan merek terkenal, harganya pun tidak main-main. Aviva juga punya beberapa peralatan dan produk riasan dari merek besar, tapi tidak sebanyak Evelin.
“Percayakan saja padaku. Aku akan membuat kau terlihat indah,” kata Evelin.
Aviva tersenyum kecil. “Kau suka merias, Evelin?” Aviva menatap Evelin yang kini sedang mengikat rambut Aviva.
“Sekali. Aku sudah suka merias dari bangku sekolah menengah. Yang kau lihat ini belum seberapa, Avi. Aku masih punya lebih banyak lagi,” ujar Evelin.
Sebelum merias Evelin memulai dengan memberi produk perawatan pada wajah Aviva yang dimiliknya yang tentunya sesuai dengan kulit Aviva.
“Kau sendiri, apa kau suka merias?”
“Aku suka, tapi yang kupunya tidak sebanyak punyamu.”
Evelin tersenyum. Kini ia menyapukan kapas ke wajah Aviva. “Kau menjadi bridesmaid untuk Asenka ‘kan?”
“Iya. Asenka yang memintanya padaku.”
“Apa kau dekat dengannya?”
Aviva terlihat berpikir sebentar. “Aku tidak tahu, tapi beberapa kali Asenka pernah berbagi ceritanya padaku.”
“Dia percaya padamu, sehingga bisa bercerita.”
“Sepertinya.”
“Kau tahu, Avi. Asenka itu tidak mudah akrab dengan orang selain mereka yang sudah mengenalnya dari kecil. Aku tidak menyangka bahwa kau bisa dekat dengannya.”
“Aku juga pernah mendengar hal yang sama dari Kak Audra.”
Evelin kini mengusap pelembab ke wajah Aviva. “Berarti kau memang spesial. Lihat saja aku, baru bertemu pertama kali dan sudah menyukaimu dan ingin berteman. Aku tahu kau pasti merasa sangat aneh dan kaku mungkin juga risih, tapi kau memiliki aura yang membuat orang ingin dekat.”
Aviva tersenyum kecil. Ia tersipu malu dengan penuturan Evelin itu. “Aku cuma orang biasa.”
“Ya, orang biasa yang membuat Abimanyu selalu membawamu ke mana-mana.”
Mendengar nama Bosnya itu membuat telinga Aviva terasa gatal. “Kenapa harus menyebut namanya?”
Evelin seketika tertawa. “Kenapa?”
![](https://img.wattpad.com/cover/207297609-288-k459465.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
A Job As A Secretary 👠 [Revised: Completed] || Republished
RomanceSeorang sekretaris yang dipekerjakan di perusahaan tentunya hanya mengurus urusan pekerjaan di kantor tidak secara pribadi. Namun Abimanyu tidak peduli. Umum atau pribadi Aviva tetap harus mengerjakannya. Itulah sifat asli Abimanyu, tak terbantahkan...