Butuh yang ademin mata 😻
***
“Selamat siang, Nona Aviva.”
Aviva segera mendongak dan mendapati Evelin yang sedang berdiri di depan mejanya sambil tersenyum manis sebelum wajah Evelin berubah galak.
“Kenapa kau kembali? Harusnya jangan. Beri pelajaran pada laki-laki itu. Kenapa kau mau dibujuk olehnya, Aviva?” Evelin berkata dengan frustasi.
Aviva tersenyum kecil. “Apa Non—
“Evelin.”
“Ya, Evelin. Apa kau ingin bertemu dengan Pak Abimanyu?”
Evelin menggeleng lalu menunjuk Aviva. “Kau. Aku ingin bertemu denganmu. Mengajakmu makan siang bersama.”
“A—
“Avi, laporan ini—”
Terdengar bunyi pintu yang terbuka sehingga membuat kedua pasang mata menatap ke arah pintu.
“Eve? Mau apa kau kemari? Kebiasaan tidak mengabari.” Abimanyu segera menghampiri Evelin. Ia memandang Evelin dengan bingung.
Evelin tersenyum. “Mau mengajak Aviva makan siang bersama. Kau bisa ‘kan makan siang sendiri?”
Abimanyu mengernyit. Ia mengalihkan pandangannya pada Aviva. “Aku ikut dengan kalian.”
“Hah?”
“Aku ikut makan siang dengan kalian, Eve.” Abimanyu berbicara sambil menyunggingkan senyuman lembutnya sehingga membuat Aviva tersenyum dalam hatinya. Ia suka cara Abimanyu menatap dan memperlakukan Evelin.
“Tapi aku tidak mau makan siang denganmu, Bi. Aku mau membahas hal perempuan dengan Aviva,” tolak Evelin mentah-mentah.
Abimanyu menggeleng pelan. Ia lalu menoleh pada Aviva.
“Avi, laporan ini bermasalah. Aku mau kau mengembalikannya pada manajer produksi.”
Aviva mengangguk patuh. “Baik, Pak.”
Setelah berkata begitu, Abimanyu menatap Evelin.
“Eve, tunggu di ruanganku. Sebentar lagi jam istirahat makan siang,” kata Abimanyu.
“Tapi, Abi—
Belum selesai Evelin berkata, Abimanyu sudah memotongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Job As A Secretary 👠 [Revised: Completed] || Republished
RomanceSeorang sekretaris yang dipekerjakan di perusahaan tentunya hanya mengurus urusan pekerjaan di kantor tidak secara pribadi. Namun Abimanyu tidak peduli. Umum atau pribadi Aviva tetap harus mengerjakannya. Itulah sifat asli Abimanyu, tak terbantahkan...