53. It's Just Right

46.9K 2.7K 191
                                    

🎶 Have I Told You Lately That I Love You by John Adams

***

“Selamat pagi, Pak.”

Abimanyu yang baru saja keluar dari lift menatap gadis yang membuatnya diliputi perasaan bersalah kini terlihat berdiri di mejanya sambil menyunggingkan senyuman manisnya.

Bisa saja Abimanyu bersikap dingin bahkan membalas perlakuan Aviva, tapi ia tidak mau. Ia mengerti sikap Aviva pun gadis itu tidak serta merta asal bertindak selalu dipikirkan matang-matang.

Dengan langkah cepat Abimanyu menuju meja Aviva, masuk ke balik meja dan langsung memeluknya dengan erat.

“Aku minta maaf, Avi. Maaf. Aku tahu pasti rasanya sulit memaafkanku, tapi jangan pergi tanpa kabar. Lebih baik kau tidak mengacuhkanku dan bersikap dingin padaku dari pada menghilang seperti itu.”

Perkataan tanpa jeda Abimanyu membuat hati Aviva merasa hangat. Tangannya perlahan terangkat lalu memeluk pria yang walau penampilannya rapi, tapi jika jeli melihat terdapat lelah dan stres di balik wajahnya.

Mereka berpelukan untuk beberapa saat sebelum Aviva menepuk pelan punggung Abimanyu dan mendorong pria itu menjauh.

“Cukup berpelukan. Mari bekerja, Pak Abimanyu.”

Dengan enggan Abimanyu melepas pelukannya. Ia menelisik wajah Aviva, kedua tangannya pun berada di wajah Aviva.

“Kita harus makan siang bersama.”

Aviva mengangguk. “Baik, Pak.”

Abimanyu menarik tangannya dari wajah Aviva, namun masih menatap Aviva lekat.  “Bekerja yang benar untung belum kupecat.”

“Dimengerti, Pak.”

Abimanyu mendesah pelan. Ingin rasanya ia mencium kening Aviva, tapi ia harus bersikap profesional karena masih di area kantor bahkan baru masuk jam kerja. Ia harus menahan diri hingga jam makan siang nanti.

Melihat pintu yang baru saja tertutup itu membuat helaan napas lega terdengar dari Aviva. Ia tersenyum kecil lalu kembali duduk.

Waktunya bekerja.

...
Bukan kafe, bukan juga pantai, tapi penthouse yang menjadi pilihan keduanya untuk berbicara.

Setelah lebih dari satu minggu keduanya pun bertemu.

Aviva memilih duduk di sofa panjang sedangkan Abimanyu di sofa tunggal. Dua jenis minuman sudah tersaji di atas meja pun ada setoples biskuit dan sepiring potongan buah.

Seharian ini mereka benar-benar fokus pada pekerjaan. Aviva yang langsung sibuk begitu masuk dan Abimanyu pun beberapa kali dinas luar.

Waktu makan siang pun mereka hanya makan meski berada di satu ruangan yang sama. Aviva yang memilih diam menikmati makanannya dan Abimanyu sendiri pun terpaksa diam. Rasanya kaku, tapi ia tidak berani membuka suaranya untuk mencairkan suasana. Ia tahu jelas Aviva belum mau berbicara apa pun.

Hingga pulang kantor yang menjadi pilihan. Setelah sebelumnya mereka menyempatkan diri makan malam di salah satu restoran langganan Abimanyu.

Abimanyu tidak sedikit pun melepaskan tatapannya dari Aviva begitu pula sebaliknya.

Aviva menunggu pria di hadapannya ini untuk membuka mulutnya. Aviva tidak akan berbicara apa pun selama Abimanyu masih diam.

Lima menit berpindah sepuluh menit, masih saling mendiami. Jika harus saling bertaruh siapa yang lebih tahan diam pasti Aviva yang menang. Jadi sudah pasti Abimanyu lah yang akan mulai bersuara, sudah dipastikan lidahnya gatal untuk memuntahkan kata.

A Job As A Secretary 👠 [Revised: Completed] || RepublishedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang