Cowok imut berseragam turun dari tangga dan menjumpai pria paruh baya di depan televisi. Tumpukan cup mie instan berada di bawah sofa yang di duduki nya.
"Uang saku ku?" Tanya cowok imut itu
"Ibu mu hanya mengirimkan sedikit uang, jadi ayah habiskan untuk membeli mie instan disana" tunjuk laki laki tersebut tanpa mengalihkan perhatian nya dari televisi.
"Mie lagi...."
Fluke melihat ke arah yang ayah nya maksud, ada beberapa tumpukan kotak mie disana. Nampaknya akan menjadi komsumsi nya untuk beberapa bulan kedepan. Fluke menghela nafas sebal
"Kalau ayah mau beli mie ya terserah, kenapa pakai uang jajan ku juga? Ibu kan memberikan nya khusus untuk ku" ujar Fluke kesal
"Tidak apa, mie itu enak. Cara bikin nya juga mudah. Jadi ayah beli sekalian yang banyak. Lagipula uang jajan untuk apa? Bawa saja salah satu mie untuk makan siang mu di sekolah. Toh yang penting makanan" ujar nya.
Fluke menghela nafas kecewa. Ayah nya sangat parah, dia sudah jadi cerminan sampah masyarakat di mata Fluke sejak anak itu berumur 6 tahun.
"Ayah.Nggak kerja?" Tanya Fluke kecil pada ayah buncit yang sibuk nonton tv.
"Ayah gak suka bekerja"
"Kenapa..? Bekerja itu keren, semua ayah temen ku melakukan nya" Fluke kecil memang gak tau apa itu bekerja, ia hanya berpikir bahwa bekerja adalah aktifitas orang dewasa pada normal nya. Ayah nya berbeda dengan orang tua teman teman nya yang lain, ayah nya gak bekerja... Orang tua ini hanya tiduran dirumah.. Cem amoeba.
"Tidak keren! Jika bekerja ayah akan ketinggalan jam tayang film favorit ayah! Lagian itu melelahkan, mengetik ribuan kata, bikin kesehatan mata menurun dan bahkan gaji nya gak sebanding. Nyebelin!!" Ayah nya yang lebih besar dari Fluke, berguling guling di lantai seperti remaja labil
"Ayah.."
"Gak mau kerja!! Pokok nya gak mau kerja!!! Huwaaa" ayah nya mulai merengek
"Fluke sayang, jangan membuat ayah mu menangis" suara lembut dari sosok wanita berambut panjang mengalihkan perhatian Fluke
Wanita itu tersenyum dengan lembut dan memberikan ice cream pada ayah nya hingga pria buncit itu berhenti menangis. Siapa sebenarnya anak kecil disini...
"Ayo minta maaf pada ayah mu"
"Maafkan Fluke ayah.." pria itu menepuk kepala Fluke dengan lembut
"Okey, jangan menanyakan hal serem begitu lagi ya"
"Baik"
Sejak saat itu Fluke tidak pernah menanyakan tentang pekerjaan pada ayah nya, ibu nya juga nampak nya berpikiran sama. Fluke gak tau apa yang dilihat ibu nya dari pria malas ini. Mah... Fluke gak mau peduli lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Bear
Fanfiction"Kenapa kau gak lari!!!" "Saat bertemu beruang kita gak boleh lari, cara terbaik adalah tetap diam sampai beruang nya pergi" "Dia bukan beruang!!!" "Lalu siapa??" "Dia pacar mu!!!" ~Mr.Bear~ Homophobic menjauh!!!!