🐼 8 🐼

1.3K 174 20
                                    

Izinkan Aku Bawa Cinta Ini

Part // 8

||🌺🌺🌺||




"Cepetan," bisik Danish pada Liam yang masih berkutat dengan sebuah sepeda angin.

"Bentar elah. Lo enak tinggal ngomong doang. Gue nih yang susah. Noh lihat, tangan gue udah kek tukang tambal ban." Liam berucap dengan masih mengotak-atik sepeda itu. Sedangkan Danish, ia masih mengamati sekeliling untuk berjaga-jaga.

"Beres." Liam menepuk tangannya yang kotor. Memandang penuh bangga akan hasil karyanya.

"Buruan!" Danish menyeret tangan Liam begitu saja. Tak memedulikan Liam yang kesusahan berlari di belakangnya. Danish dan Liam menghampiri Altha dan Dani yang tengah asyik dengan ponsel mereka, kedatangan keduanya pun disadari oleh Altha.

"Gimana?" tanya Altha.

"Beres," jawab Liam dan Danish. Keduanya memberi acungan jempol pada Altha.

"Kita cabut!" Altha membuka pintu mobil, bersiap untuk masuk.

"Lah? Kita nggak nonton dulu?" tanya Danish.

"Kita tunggu di depan aja." Tak ada bantahan lagi dari Danish. Keempatnya pergi meninggalkan parkiran sekolah Hight Star.

🌺🌺🌺

"Ini Kak, kuenya." Sisy baru saja mengantarkan kue pesanan Aidan. Hari ini, Aidan kembali memborong kue milik Sisy untuk keperluan rapat Osis.

"Terima kasih, ya, kamu sudah mau mengantarnya ke ruang rapat." Aidan merasa tak enak hati karena telah merepotkan Sisy. Apalagi, mengingat ruang rapat Osis berada di lantai paling atas dan terletak paling ujung.

"Nggak masalah. Sering-sering aja Kak, Kak Aidan borong dagangan Sisy," ucap Sisy dengan cengirannya.

Aidan tertawa mendengar ucapan Sisy. "Ya udah, Kak. Sisy pulang dulu, ya." Aidan mengangguk menimpali ucapan Sisy.

"Hati-hati," pesan Aidan. Sisy mengangguk dan segera berlalu dari hadapan Aidan. Sekolah sudah dalam keadaan sepi. Sisy melewati koridor dengan senyum bahagianya. Tentu saja itu semua karena kuenya sudah habis tak tersisa.

Sisy menghampiri sepeda anginnya yang selalu ia parkir di bawah pohon mangga. "Kok kempes?" tanya Sisy saat mendapati roda sepedanya yang sudah tak ada anginnya. Sisy merasa bingung. Seingatnya, sepedanya masih dalam keadaan baik-baik saja saat ia datang tadi pagi.

"Apa jangan-jangan tadi nggak sengaja kena paku?" tanyanya sembari berpikir. Sisy hanya bisa menghela napas dalam. Sepertinya, ia harus jalan kaki sambil menuntun sepedanya, berharap ada tukang tambal yang dapat ia temui nanti di jalan.

Sisy mulai menuntun sepedanya keluar dari lingkungan sekolah. Namun, baru beberapa meter keluar dari gerbang sekolah, sebuah siraman air Sisy dapatkan. Sisy menoleh pada mobil yang berhenti di sampingnya. Itu adalah mobil Altha. Terlihat Dani yang duduk di belakang kemudi dan terlihat Altha pula yang duduk di sampingnya sembari memegang botol air mineral yang sudah kosong. Melihat itu, tak perlu lagi ditanya dari mana asal air yang mengenai Sisy. Altha melempar botol itu ke depan Sisy dengan senyum miringnya.

Izinkan Aku Bawa Cinta IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang